Pendahuluan
Pengembaraan alam pikiran manusia dibekali akal oleh yang Maha Kuasa. Akal merupakan alat berpikir manusia yang diperlukan untuk membangun kepribadiannya dan memaknai apa yang ada pada lingkungannya. Makanya tidak heran jika Aguste Rodin tahun (1840 – 1917) berpendapat karena berpikirlah manusia menjadi manusia, oleh karena itu manusia sering disebut manusia mahluk yang berpetualangan yang paling unggul. Alam pikiran manusia yang mencirikan hakekat manusia dan karena berpikirlah ia menjadi manusia. Berpikir pada dasamya akan membuatkan pengetahuan manusia, dan pengetahuan manusia itu sendiri akhirnya akan melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu adalah sejumlah informasi-informasi yang disusun secara sistematis memiliki objek, metode, terminologi dan applied (dapat diterapkan dalam kehidupan).
Berbeda dengan pengetahuan berkaitan dengan hanya sejumlah informasi-informasi saja, kalau kita lihat pengetahuan itu lebih luas dari ilmu. Ilmu itu bagaikan samudera yang lepas yang tidak tahu ujung pangkalnya dan tanpa batas, sebatas dipandang oleh indera dan alam pikiran manusia. Sumantri, J (1984: 2) beliau berbicara pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor dan semen peradaban di mana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempuma. Atas dasar hal tersebut, kalau manusia ingin sempuna harus dibekali ilmu. Untuk menemukan suatu pengetahuan manusia didasarkan pada tiga masalah pokok, yaitu:
Pertama: Apakah yang ingin kita ketahui? Jawabannya mengarah kepada Ontology menyangkut objek dari suatu ilmu, apakah yang ingin diketahui oleh objek penelaahan mencakup seluruh aspek kehidupan yang dapat diuji dan dijelajahi oleh panca indera manusia. Salah satu ciri ilmu yakni orientasi dunia empirik.
Ke-dua: Bagaimanakah cara kita memperoleh pengetahuan? Jawabannya mengarah kepada Epistemologi berkaitan dengan bagaimana menemukan suatu ilmu epistemologi atau teori pengetahuan membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat sesuatu yang dinamakan metode ilmiah.
Ke-tiga: Apakah nilai pengetahuan tersebut bagi kita? Jawabannya mengarah kepada Aksiologi berkaitan dengan kegunaan dari suatu ilmu, hakekat ilmu sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapat dan berguna untuk kita dalam menjelaskan, meramalkan dan menganalisa gejala-gejala alam.
Ilmu diperoleh pada dasamya menggunakan filsafat, oleh karena itu tidak heran banyak ilmuan mengatakan filsafat itu mempakan induk dari segala ilmu. Berbicara tentang ilmu, ilmu dibangun atas dasar suatu teori. Setiap teori berdasarkan pada paradigma tertentu, maksudnya adalah cara pandang ilmuan terhadap suatu objek tertentu. Paradigma yang diajukan oleh para ilmuwan tak akan kekal, akan mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan jaman/perkembangan dunia keilmuan itu sendiri. Oleh sebab itu ilmu hanya menuntut adanya kelestarian yang reatif. Para ahli yang mempunyai paradigma tersebut selalu mencoba memiliki sabuk pengaman untuk meng-counter kritikan-kritikan terhadap paradigma yang mereka ajukan. Bila sabuk pengamannya itu kuat, maka paradigma tersebut akan kokoh dan kuat tidak tergoyahkan. Jika paradigma tersebut tidak mampu meng-counter kritikan-kritikan yang didasarkan oleh fakta tersebut maka akan terjadi perubahan paradigma. Persoalannya sekarang, apa kegunaan teori dalam ilmu pengetahuan.
Pertama : Teori digunakan ntuk menerangkan.
Ke-dua : Teori untuk mengeneralisasi,
Ke-tiga : Teori untuk memprediksi (meramalkan) dan
Ke-empat: Teori untuk mengontrol. Rakhmat, C. (2011: 2)
Pendek kata, setiap ilmuan dalam memecahkan suatu masalah akan selalu berpaling pada suatu teori. Ilmu diperoleh atas dasar analisa rasional dan analisa empiris. Meskipun ilmu memang memberikan penerangan kepada manusia, namun disamping kebenaran dalam ilmu terdapat beberapa kebenaran lain dalam hidup, dan semua kebenaran itu mempunyai manfaat, asal diletakkan pada tempat yang layak. Kehidupan terlalu rumit untuk dianalisis hanya dapat dilalui oleh satu jalan pemikiran. Albert Einstein (1879-1917) pernah berkata tentang ilmu dan agama, ilmu tanpa agama buta dan agama tanpa ilmu lumpuh.
Pengertian
Filsafat berasal dari kata Yunani "filosofis" (Bahasa Arab: falsafi). Dalam bahasa Yunani kata filosofia itu merupakan kata majemuk yang terjadi dari " filo"dan "sofis". Filo artinya "cinta" dan "sofia" artinya "kebijaksanaan". Bijaksana berarti pandai (tahu dengan mendalam) atau “ingin tahu dengan lebih mendalam". Jadi filsafat berarti "cinta kepada kebijaksanaan". (Poedjawijatna,1978: 1).
Filsafat (falsafi: Arab) adalah: "pengetahuan dan penyelidikan dengan menggunakan akal budi mengenai sebab-sebab, asas-asas, hukum-hukum dan sebagainya dari segala sesuatu yang ada di alam semesta tentang kebenaran dan arti dari keberadaannya itu" Sedangkan Filsafat ilmu diartikan sebagai: "Analisis prosedur-prosedur dengan metode-metode dengan logikanya terhadap penjelasan ilmiah" Dengan demikian filsafat berbeda dengan filsafat ilmu; namun demikian keduanya sulit dipisahkan. Filsafat merupakan dasar bagi filsafat ilmu. Filsafat bersangkutan dengan pengetahuan sedangkan filsafat ilmu bersangkutan dengan ilmu (sains). ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Dengan demikian jelas berbeda namun menjadi satu keutuhan. Kaitan antara Filsafat dengan Filsafat Ilmu, sering diibaratkan bahwa Filsafat umpamanya pasukan marinir yang membuka medan, sedangkan Filsafat Ilmu umpamanya dengan pasukan artileri yang menyusun strategi-strategi pertempuran untuk penyerangan. Perumpamaan ini dikemukakan oleh Will Durant Rakhmat, C (2011: 8) selengkapnya dikutip sebagai berikut:
Filsafat dapat diibaratkan pasukan marinir yang merebut pantai untuk pendaratan pasukan infanteri. Pasukan infanteri ini adalah sebagai pengetahuanyang di antaranya adalah ilmu. Filsafatlah yang memenangkan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan. Setelah itu ilmulah yang membelah gunung dan merambah hutan, menyempumakan kesenangan ini menjadi pengetahuan menjadi diandalkan. Setelah penyerahan dilakukan maka filsafat pun pergi. Dia kembali menjelajah laut lepas, berspekulasi dan meneratas. Filsafat adalah marinir yang merupakan pionir, bukan pengetahuan yang bersifat merinci. Filsafat menyerahkan daerah yang sudah dimenangkannya kepada ilmu pengetahuan-pengetahuan lainnya.
Karakteristik Filsafat
- Filsafat menuntut penggunaan rasio yang tinggi kualitasnya
- Filsafat menuntut cara berpikir yang radikal, tuntas sampai ke akar-akamya.
- Filsafat merupakan ibu dari segala ilmu pengetahuan.
- Filsafat membuahkan kearifan.
- Filsafat menuntut kejelasan dan sistematis.
- Nilai (norma) merupakan salah satu objek filsafat
- Salah satu bagian esensial dari filsafat adalah spekulasi atau perenungan.
Filsafat menuntut kegiatan merangkum membuat garis-garis besar dari masalah-masalah dan peristiwa-peristiwa yang pelik dari pengalaman umat manusia. Kegiatan berfilsafat merupakan salah satu kegiatan umat manusia dimana manusia akan berusaha untuk mencapai kebijaksanaan mulai dari cara berfikir maupun berperilaku secara radikal, sistematis, dan universal.
Fungsi Filsafat
- Filsafat merupakan suatu sikap terhadap hidup dan akan semesta.
- Filsafat merupakan suatu metoda berikir reflektif dan tilikan dengan logika secara mendalam dan menyeluruh akan segala permasalahan dengan memperhatikan hubungan antara bagian-bagian yang direnungkan.
- Filsafat merupakan suatu kelompok masalah.
- Filsafat merupakan suatu kelompok teori atau sistem berpikir.
Fungsi-fungsi tersebut di atas merupakan akumulasi implementasi dari sosok manusia sebagai bahan pengambilan keputusan dalam melakukan suatu tindakan dalam rangka mengambil keputusan yang arif bijaksana diperlukan tindakan yang tepat maka kita membutuhkan filsafat. Kita akan menetapkan Benar - Salah, Baik - Buruk, Indah- Jelek, Untung - rugi. Di sini diperlukan standar penilaian untuk pengambilan keputusan yang arif dan bijaksana dalam rangka untuk mendapatkan atau mencapai hal secara adil, bijaksana sesuai dengan harkat manusia sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan insan bereligi.
Perbedaan antara ilmu dengan filsafat
Ilmu adalah. pemikiran asosiatif yang memahami kausalitas hakiki dan universal sebagai hasil dari akumulasi pengetahuan dengan menggunakan prosedur sistematis dan metode-metode tertentu. Pengetahuan (knowledge) adalah pemikiran asosiatif yang menjalin suatu pikiran dengan kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang-ulang tanpa pemahaman kausalitas hakiki dan universal.
Dari kedua pengertian di atas jelas bahwa pengetahuan bukan hanya ilmu pengetahuan merupakan bahan bagi ilmu. Seperti dikatakan di muka bahwa ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan mana yang merupakan ilmu? Untuk menjawabnya maka pengertian-pengertian ilmu dan pengetahuan di atas perlu dipahami secara tepat. Sebagaimana dikatakaan di atas maka pengetahuan (knowledge) merupakan suatu yang dikejar manusia untuk memenuhi keingintahuannya (curiosity). Maka lahirlah "folk-wisdom" (kearifan rakyat) meliputi segala bidang kehidupan (kemasyarakatan, kesehatan, hukum, sejarah dsb.) antara lain dituangkan dalam bentuk pepatah, petitih, peribahasa, perumpamaan, dsb.
Dapat dilihat bahwa di dalamnya terdapat keterangan tentang "apa" maupun hubungan sebab-akibat (kausalitas). Lebih jauh dikatakan bahwa ilmu ( science) adalah pengetahuan keilmuan yang diperoleh pengetahuan melalui metoda ilmu ditandai dengan presisi (tingkatketepatan), baik tentang "apa" maupun tentang "mengapa" (kausalitas), sehingga menetapkan mana yang kausalitas, mana yang bukan kausalitas. Dengan demikian pula dikatakan bahwa hasil-hasil kegiatan keilmuan merupakan alat meramalkan (prediksi) dan mengendalikan (control) gejala-gejala alam. Hal ini sudah dimengerti karena pengetahuan keilmuan (ilmu) merupakan sari penjelasan tentang kejadian-kejadian di alam, yang bersifat umum dan impersonal. Perbedaan antara pengetahuan keilmuan dan pengetahuan lainnya misalnya seni dan agama, dapat dilihat dari upaya memperolehnya. Pada prinsipnya diantaranya.
Gejala-gejala yang terdapat di alam semesta ini ditangkap oleh manusia melalui panca inderanya, bahkan adapula yang ditangkap oleh indra keenam ( extra censory) yaitu berupa intuisi. Segala yang ditangkap oleh indera-inderanya itu dimasukkan pikiran dan perasaannya. Dengan segala keyakinan atas kepercayaannya ditariklah kesimpulan yang benar. Kesimpulan-kesimpulan yang benar itu dijadikan pengetahuannya (ilmu, seni dan agama).
Dalam upaya memperoleh pengetahuan itu dapat dibedakan antara upaya yang bersifat aktif dan pasif. Upaya aktif yaitu upaya dengan mempergunakan penalaran pikiran dan perasaan. Sedangkan upaya pasif yaitu upaya dengan mempergunakan keyakinanatau kepercayaan terhadap kebenaran sesuatu yang diwartakan. (misalnya wahyu Tuhan melalui Nabi atau ilmu pengetahuan lain). Baik secara aktif maupun secara pasif, keyakinan atau kepercayaan itu memegang peranan penting. Bedanya ialah bahwa kesimpulan yang benar yang diperoleh melalui alur penalaran pikiran (secara aktif) adalah bersifat logis dan analitis, sedangkan yang diperoleh melalui perasaan (pasif) dilandaskan pada empathy, yaitu meletakkan perasaan pada "objek" yang ingin diketahui atau dimengertinya itu; hal ini terdapat pada seni, agama dan kepercayaan. Maka dengan demikian, melalui ilmu diperoleh pengetahuan tentang suatu objek dari luar", artinya kita sebagai pengamat berusaha mengerti dari kaca mata kita selaku orang luar, sedangkan melalui agama, seni, kepercayaan yang berlandaskan empathy, berarti kita berusaha memahami dari dalam.
Dari uraian di atas dapatlah diketahui tentang kedudukan ilmu dalam pengetahuan dan perbedaan ilmu dengan. pengetahuan-pengetahuan lainnya. Keterangan lain mengatakan bahwa upaya aktif untuk memperoleh pengetahuan keilmuan, itu tidak dilakukan dengan semena-mena, melainkan menurut aturan-aturan atau metoda-metoda dan teknik-teknik tertentu. Upaya semacam ini disebut 5 penyelidikan (inquiry), baik empirik maupun non-empirik. Secara empirik dapat dilakukan dengan penelitian (research) atau dengan pemeriksaan (investigation), di mana kedua-duanya dilakukan dengan mempergunakan prinsip-prinsip pengamatan.
Perbedaan Filsafat Dengan Ilmu
Sebagaimana Rakhmat, C (2012: 12) menyatakan sebagai berikut:
- Ilmu berhubungan dengan lapangan terbatas sementara filsafat berhubungan degnan keseluruhan pengalaman untuk memperoleh sesuatu pandangan yang lebih komprehensif tentang sesuatu
- Ilmu Melukiskan fakta-fakta dari dunia fenomenal secara sistimatik sedangkan filsafat merenungkan tentang makna segala sesuatu
- Ilmu menggunakan pendekatan analitik dan deskriptif sementara filsafat menggunakan sintetik atau sinoptik berhubungan dengan sifat-sifat dan kualitas alam dan hidup secara keseluruhan
- Ilmu menghilangkan faktor-faktor pribadi yang subjektif sementara filsafat tertarik pada personality, nilai-nilai dan semua pengalaman
- Ilmu tertarik kepada sesuatu sebagaimana adanya sedangkan filsafat tidak hanya tertarik pada bagian-bagian nyata, melainkan kemungkinan-kemungkinan yang ideal dari suatu benda, nilai serta maknanya
- Ilmu bertugas meneliti, mengontrol proses alam sedangkan filsafat bertugas mengadakan kritik, menilai dan mengkoordinasikan tujuan
- Ilmu lebih menekankan kepada deskripsi hokum-hukum fenomenal dan hokum-hukum kausal sementara filsafat lebih tertarik kepada hal-hal yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan “why dan how”
Hubungan Antara Penelitian, Metodologi dan Filsafat llmu
Penelitian adalah upaya (kegiatan) menyusun atau menemukan pengetahuanatau ilmu dengan menggunakan metode-metode tertentu dan prosedur sitematis. Prosedur-prosedur sistematis itu tidak lain adalah menunjuk pada Filsafat Ilmu, sedangkan metode-metode tertentu yang sistematis menunjuk kepada metodologi. Metodologi diartikan sebagai kajian atau pemahaman tentang metode-metode. Di dalam pengertian metode itu sudah terkandung pengertian teknik. Namun secara keilmuan metode itu diartikan cara berpikir, sedangkan teknik diartikan sebagai cara melaksanakan hasil berpikir itu. Jadi dengan demikian metodologi penelitian itu diartikan sebagai pemahaman metode-metode dan teknik-teknik penelitian. Metode-metode penelitian adalah cara-cara berpikir untuk melakukan penelitian, dan teknik penelitian adalah cara melaksanakan penelitian atas dasar hasil pemikiran.
Jadi pengertian penelitian atas dasar hasil pemikiran, dan pengertian metodologi penelitian diartikan sebagai pengkajian atau pemahaman tentang cara berpikir dan cara melaksanakan upaya atau kegiatan menyusun atau menemukan pengetahuan dan atau ilmu atas dasar hasil berpikir seperti telah dipolakan menurut langkah-langkah tertentu. Dengan demikian untuk dapat memahami dan melakukan penelitian itu selain harus menguasai metodologinya juga harus menguasai flsafat ilmunya.
Oleh karena itu biasanya metodologi penelitian tidak dapat dipisahkan dari filsafat ilmu. Inti perubahan filsafat ilmu yang dapat mendukung metodologi penelitian berkisar pada ilmu. Metode ilmiah dan logika penjelasan ilmiah sebagaimana yang diartikan oleh filsafat ilmu itu sendiri. Ilmu akan menjelaskan
tentang pengetahuan dan ilmu, langkah-langkah penjelasan ilmiah (menetapkan, merumuskan, dan mengidentifikasikan masalah menyusun pendekatan masalah dan kerangka pikiran, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, pembahasan faktual dan penarikan kesimpulan teoritis). Tentang logika penjelasan ilmiah akan menjelaskan teknik berpikir apakah itu induktio-emperico atau pun deducto-hipotetico; berpikir deduktif untuk menarik kesimpulan hipotesis) dan pengujian hipotesisnya (inductio-emperico; berpikir induktif untuk menyatakan proposisi hipotesis menjadi fakta.
tentang pengetahuan dan ilmu, langkah-langkah penjelasan ilmiah (menetapkan, merumuskan, dan mengidentifikasikan masalah menyusun pendekatan masalah dan kerangka pikiran, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, pembahasan faktual dan penarikan kesimpulan teoritis). Tentang logika penjelasan ilmiah akan menjelaskan teknik berpikir apakah itu induktio-emperico atau pun deducto-hipotetico; berpikir deduktif untuk menarik kesimpulan hipotesis) dan pengujian hipotesisnya (inductio-emperico; berpikir induktif untuk menyatakan proposisi hipotesis menjadi fakta.
References
Hamdi, M. (2011) “ Book Report Filsafat Ilmu”. Bandung. UPI SPs Press
Rakhmat, Cece. (2011) “ Membidik Filsafat Ilmu ”. Bandung. UPI SPs Press.