Di akhir setiap semester, ada sebuah ritual yang selalu memaksa saya untuk berhenti sejenak, merenung, dan menilai bukan hanya angka dan nilai yang tercetak dikolom ujian, tetapi seberapa jauh perjalanan pemahaman dan pertumbuhan yang telah kita capai bersama. Salah satu momen yang paling mengasikkan adalah olah nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mahasiswa, yang tidak hanya menjadi sebuah titik evaluasi hasil akhir, namun juga kesempatan menilai bagaimana mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif selama satu semester mantap.
Setiap jawaban yang tertera di lembar ujian mengungkapkan cerita tentang pemahaman, perjuangan, dan tentang upaya mencapai puncak pengetahuan. Ada jawaban yang memukau menunjukkan kedalaman pemikiran dan pemahaman yang luar biasa. Ada pula jawaban yang memberikan gambaran tantangan-tantangan yang belum sepenuhnya terjawab, tetapi itu adalah bagian dari perjalanan belajar yang tak ternilai. Tidak jarang saya tersenyum sendiri Ketika membaca jawaban mahasiswa yang begitu unik, penuh kreativitas, bahkan lucunya kebangetan. Jawaban-jawaban itu memiliki daya Tarik yang begitu kuat sehingga bacaanpun dikhatamkan subuhpun tak terasa. Bagai kecanduan intelektual terasa terhubung dengan proses berpikir mereka, seolah ikut merasakan proses pencarian mereka untuk menemukan jawaban yang paling tepat.
Konsep flow yang diperkenalkan Mihaly Csikszentmihalyi kondisi dimana seseorang merasa sepenuhnya terlibat dalam aktivitas yang mereka lakukan, dengan konsentrasi penuh dan kepuasan yang hebat. Ketika saya membaca jawaban mahasiswa, sebetulnya saya tidak hanya membaca teks namun hadirnya rasa spektrum alir dinamika pemikiran yang mengalir tenang, mengikat untuk terus mengikutinya. Daya Tarik yang saya rasakan untuk membaca lebih jauh dan dalam adalah bentuk dari pengalaman flow, adanya rasa terhubung dengan proses pembelajaran mahasiswa. Sebuah momen yang tidak hanya memuaskan rasa penasaran namun juga mendorong untuk lebih memahami perspektif yang mereka bawa ke dalam ujian bahkan kerapkali melampaui batas-batas materi yang diajarkan.
Dalam konteks pembelajaran nilai bukanlah satu-satunya tujuan.
Setiap interaksi baik diskusi di
forum e-learning, percakapan langsung di kelas, atau melalui email singkat merupakan jembatan memberikan umpan balik yang
membangun. diharapkan tidak
hanya menunjukkan area-area yang perlu diperbaiki namun juga trajektoris yang mengarahkan mahasiswa untuk terus
berkembang, memperbaiki diri, dan mengasah keterampilan lebih jauh
lagi. Mengingatkan hal-hal kecil, seperti
penulisan yang benar, "terima
kasih" merupakan
bagian dari pembelajaran yang lebih besar tentang kesadaran dan ketelitian.
Meminjam ungkapan Prof Sutja, A Pendidikan bukan hanya tentang
menyampaikan materi, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi setiap mahasiswa
untuk berkembang, baik secara akademis maupun pribadi. Saya percaya bahwa
setiap umpan balik, baik yang diberikan melalui media elektronik atau secara
langsung di kelas, adalah bentuk kontribusi kecil membentuk individu yang lebih baik, lebih bijak, dewasa dalam bermasyarakat, dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Setiap
interaksi ini adalah langkah kecil dalam perjalanan panjang menuju pemahaman
yang lebih dalam dan keahlian yang lebih matang
Baca Juga
- Kendala dan Solusi Pendidikan Orangtua dan Pengajaran dalam Keluarga
- Driver Canon PIXMA iP2770
- JENIS DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA
UAS Lingkungan Keluarga dalam Pendidikan Anak R003-2024
UAS Evaluasi dan Diagnosis Kesulitan Belajar R001-2024
UAS Benchmarking Bimbingan dan Konseling R001;002;003-2024
UAS Bimbingan Konseling-PBA-2024