Pendidikan anak dalam keluarga memainkan peran yang
sangat penting bagi perkembangan anak, baik dalam aspek kognitif, sosial,
emosional, maupun moral. Orangtua utamanya ayah dan ibu, adalah figur utama
dalam proses pendidikan anak. Namun, dalam perjalanannya, pendidikan yang
diberikan oleh orangtua sering kali menghadapi berbagai kendala, baik yang
bersifat internal maupun eksternal. Keterbatasan ekonomi, kurangnya kepercayaan
diri orangtua,Pendidikan orangtua hingga kesenjangan generasi orangtua yang
kemudian memengaruhi polas asuhnya kepada anak adalah diantara kendala yang
dialami orantua. Sebagai orangtua seyogianya bijaksana dalam merespon berbagai
kesenjangan yang terjadi baik melalui peran aktif orangtua, pengelolaan kondisi
ekonomi keluarga, maupun pemberdayaan karier perempuan dalam mendidik anak.
A. Peran Ayah dan Ibu dalam Mendidik Anak
Peran orangtua dalam mendidik anak adalah faktor penting dalam
perkembangan anak. Erikson, (Hamdi, 2016) menyatakan hubungan
orangtua dan anak pada tahap pertama kehidupan sangat berpengaruh pada
perkembangan psikososial anak, khususnya rasa percaya diri. Keberhasilan
membentuk hubungan yang aman dengan orangtua pada usia dini cenderung menentukan
kepercayaan diri anak dalam menjalani tahapan perkembangan berikutnya. Selaras
dengna itu Bowlby, (2017) menyatakan bahwa hubungan
yang aman dengan orangtua membentuk dasar yang kuat untuk perkembangan sosial
dan emosional anak. Anak yang merasa aman dengan orangtua cenderung lebih
percaya diri dan mampu mengatasi stres serta tantangan dalam kehidupanya.
Peran orangtua dalam menddikan anak juga terlibat dalam perkembangan social dalam hal ini Vygotsky (1978) menyatakan bahwa pengaruh interaksi sosial terhadap perkembangan kognitif anak sangat besar. Orangtua yang terlibat aktif dalam mendidik dan memberikan pengarahan kepada anak melalui scaffolding atau bantuan bertahap dapat mengembangkan kemampuan anak dalam menghadapi tantangan belajar yang lebih besar. Senada dengan itu Piaget, (Adams, 1976) menyatakan pada tahap-tahap perkembangan kognitif anak pentingnya peran orangtua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak.
Anak-anak melalui fase perkembangan yang berbeda, dan orangtua yang memahami hal tersebut dapat memberikan dukungan yang lebih sesuai dengan fase perkembangan anak. Temuan hasil penelitian Miller et al. (2006) menunjukkan bahwa interaksi yang positif dan responsif antara orangtua dan anak pada usia dini dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak secara signifikan.
Selanjutnya dalam hubungannya orangtua dan anak selalu diikuti dengan pola asuh orangtua dalam hal ini Lamborn et al. (1991) mengungkapkan bahwa pola asuh demokratis, yang mengedepankan komunikasi terbuka antara orangtua dan anak, lebih efektif mendukung perkembangan emosional dan akademik anak
Dilain sisi Suyanto, (2013) menekankan pentingnya
peran budaya dalam pengasuhan anak. Orangtua Indonesia, khususnya dalam
keluarga tradisional, sering kali menggunakan nilai-nilai lokal seperti gotong
royong, hormat pada orang tua, dan kejujuran dalam mendidik anak.
B. Peran Kondisi Ekonomi dan Taraf Sosial Keluarga
Kondisi ekonomi dan status sosial keluarga sangat memengaruhi pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan kepada anak. Richardson (1986) mengemukakan bahwa modal ekonomi, sosial, dan budaya yang dimiliki orangtua memengaruhi peluang pendidikan yang dapat diberikan kepada anak-anak. Modal sosial yang dimiliki orangtua dapat membuka akses diberbagai sumber daya pendidikan yang bermanfaat bagi anak. Penelitian Duncan et al (2012) menunjukkan bahwa ketidakmampuan orangtua dalam menyediakan sumber daya ekonomi dan pendidikan seringkali berhubungan dengan pencapaian akademik anak yang lebih rendah
Dilain sisi Morrow & Scorgie Porter (2017) menyatakan keterlibatan orangtua dalam komunitas sosial dan jaringan sosial yang lebih luas dapat mendukung pendidikan anak-anak. Orangtua yang memiliki akses ke modal sosial yang lebih besar cenderung memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya bagi anak-anaknya. Selain itu, Merton (2017) mengungkapkan bahwa tekanan ekonomi dapat menciptakan ketegangan dalam keluarga yang berujung pada pola pengasuhan yang kurang optimal.
Stres yang dihasilkan oleh kondisi ekonomi yang lamah dapat mempengaruhi kualitas interaksi antara orangtua dan anak, yang pada gilirannya memengaruhi pendidikan anak. Lebih jauh lagi teori Ekologi Bronfenbrenner (Garbarino, 1980) menyatakan bahwa kondisi keluarga, termasuk faktor ekonomi dan sosial, merupakan bagian dari sistem ekologi yang mempengaruhi perkembangan anak secara menyeluruh
Baca Juga:
Jenis dan Karakteristik Keluarga dan Anggota Keluarga