Leonardo da Vinci (Mata yangmembedakan)


Meskipun dibesarkan dalam rumah tangga ayahnya yang terkemuka, anak ini hanya menerima pendidikan dasar, ini sebenarnya wajar bila mengingat statusnya. Tersebut bahwa ia anak tidak sah dari seorang pengacara asal Florence dengan seorang pelayan perempuan. Dan meskipun ia diasuh dengan baik oleh keluarga ayahnya dan selama masa kanak-kanak tidak punya saudara tiri yang menyaingi kasih sayang ayahnya, jelas ia mustahil berharap dibesarkan sebagaimana seorang putra sah, untuk menjadi orang yang menonjol di kotanya. la bisa membaca dan menulis, serta menunjukkan bakat dalam aritmatika. Tetapi bahasa Yunani dan Latin yang merupakan inti dalam pendidikan klasik, dan bahasa Latin menjadi bahasa akademi yang serius tidak ia miliki pengetahuan praktisnya. la tinggi, atletis, dan sangat tampan

Bila menyanyi suaranya sangat indah, ditambah tangannya sangat terampil memainkan alat musik. Di atas semua itu, ia memiliki sebuah bakat yang lebih unik dibandingkan kecerdasan, keindahan fisik, atau bakat musiknya. la dapat melihat lebih banyak daripada yang dapat dilihat oleh kabanyakan orang, karena ia dapat melihat dengan lebih pekat dan lebih teliti dibandingkan orang lain, ia tahu cara melihat. Dengan pengetahuan tentang bentuk dan fungsi yang ia peroleh dari penerapan konsentrasi yang luar biasa bersama keterampilan tangannya, ia bisa menggambar. Seperti pemyataan seorang kritikus seni berabad-abad kemudian, ia bisa menggambar "layaknya seorang malaikat."

Pada usia empat belas tahun ia dibawa ayahnya ke studio Andrea del Verrocchio dan menjadi pekerja magang bagi pembuat emas, yang kemudian mengantarkannya menjadi sang pelukis dan pemahat yang penemuan-penemuan barunya serta keterampilan tangannya disukai oleh para pejabat Medicis, keluarga penguasa di Florence, ibukota Renaisans pertama. Dengan ketenaran sebagai pemahat, penghargaan terhadap vitalitas hidup dan perasaan subjeknya, serta kehati-hatian dalam mengolah perunggu atau cat, pada masa itu Verrocchio merupakan seniman paling berpengaruh di kota Florence. Sejumlah seniman Renaisans menunjukkan unsur-unsur kegeniusan Verrocchio, termasuk Boticelli, dan secara tidak langsung Michelangelo yang karya seninya telah dipengaruhi Verrocchio.Tiada tuan yang lebih baik bagi anak ini. 

Tetapi secara jujur ia katakan bahwa guru terbesamya justru pengalaman, yang ia amati dengan matanya sendiri melalui pencatatan secara cermat dan terampil menggunakan arang, kapur, pensil, dan cat. la tidak memerlukan dan atau mengandalkan pengalaman orang lain. Pendidikannya tidak menumbuhkan'' penghargaan pada karya-karya seni klasik dari zaman Yunani dan Roma. Sebagai pencapaian tertinggi suatu bentuk estetika. Malah sebaliknya, estetika ditemukan dan dilahirkan kembali, dalam Renaisans. la akan menggambar, melukis, dan memahat kehidupan sebagaimana ia mengamati kehidupan sebanyak yang bisa dilihat mata manusia, tanpa mengompromikan pengamatan dengan menerapkan standar-standar ekspresi dari masa lalu ke dalam karyanya. 

Selanjutnya sekitar tahun 1473 Verrocchio menerima tugas melukis untuk Biara San Salvi, Florence. Karya ini dikerjakan dengan cat minyak, media yang sangat jarang digunakan di Florence pada masa itu, dibuat dan diukir dengan sangat inovatif dalam komposisi maupun pemodelan tokoh-tokohnya pada sebagian besar bagian bagiannya, misalnya tulang-tulang yang menonjol, lukisan ini dianggap kaku dan tidak anggun, tepiannya agak kasar, dan tokoh-tokohnya tampak seperti membeku dalam pose mereka. Tetapi ada dua rincian yang sangat menonjol akan kedalaman perspektif dari pemandangan di kejauhan pada latar belakang lukisan yang teramat padu secara halus bersama tokoh-tokoh di latar depan, yang dicapai dengan pembauran warna yang canggih dan khas; satu dari dua malaikat yang berlutut di sudut kiri lukisan. Malaikat pirang di sudut paling kiri merupakan tokoh sangat menonjol di dalam komposisi ini. 

Berbeda dengan malaikat di sebelah kanan, yang memandang ke suatu tempat yang cukup jauh dari peristiwa pokok, dengan tatapan apatis dan tak peduli yang mengalir pada penyerapan penuh ke dalam perenungan kabur; malaikat pirang ini memperhatikan dengan saksama, bukan cemas atau gelisah, bukan marah ataupun tidak suka, namun justru suatu pemandangan yang teramat alami sekaligus menerawang. 

Baca Juga Keunggulan Wilma Rudolph

Meskipun berlutut dan penuh hormat, gerak tirai bagaikan penjaga namun ia bukanlah tokoh yang pasif dan atau tokoh yang biasa, ia dapat menyebarkan energi dari palingan kepala, putaran pundak, dan badan yang membungkuk mantap. Hal ini merupakan tubuh yang menunjukkan gerakan manusia secara wajar. Malaikat inipun membuat lukisan menjadi istimewa, sangat ekspresif, imajinatif, dan mengalir sangat deras. Jelaslah bahwa ini merupakan karya seorang pelukis besar. Ternyata lukisan itu bukan dilakukan oleh tangan Verrocchio yang sangat tersohor sebagai pelukis handal waktu itu. Verrocchio telah membiarkan pekerja magang mudanya, yang saat itu berusia dua puluh atau dua puluh satu tahun, melukis malaikat dan pemandangan dari kejauhan. Kerja sama mereka di dalam lukisan ini merupakan bukti bahwa sang murid telah mengungguli gurunya, dan dialah Leonardo da Vinci.

Meskipun Verrocchio adalah seniman berpengaruh dan dikagumi pada masanya, Leonardo da Vinci muda ternyata jauh lebih superior dalam visi dan keterampilan, yang ternyata ditakdirkan untuk menjadi seniman paling berpengaruh di zamannya, dan bukan tidak mungkin ia manjadi salah satu di antara seniman-seniman paling berpengaruh di sepanjang zaman. Bahkan di antara para genius dalam sejarah sekalipun, hanya sedikit yang dapat disebut tiada taranya. Leonardo adalah salah satu dari orang sedikit itu.

Ada pertentangan kecil di antara para ahli sejarah seni bahwa ia berhak mendapatkan pujian tunggal meskipun hanya tujuh belas dari lukisannya bahkan beberapa di antaranya belum selesai yang masih ada untuk dikagumi oleh kita sekarang ini. Memang harus diakui bahwa lukisan terbesamya, Perjamuan Terakhir, sudah hancur dari keindahan aslinya. Tetapi kita masih mempunyai beberapa lukisan, dan ratusan gambar pensil dan penanya, yang jauh lebih superior dalam akurasi, kejelasan, dan ekspresivitas, selain itu kita masih bisa menyaksikan ribuan halaman buku catatannya, berisi berbagai produk dari rasa penasaran intelektualnya yang sangat luas dan tajam. 

Namun demikian bukanlah ambisi tunggal Leonardo untuk menjadi pelukis terbesar dizamannya atau seniman terbesar dalam sejarah. Ambisinya sangat luas. la bemiat mengamati, memahami, dan menjelaskan alam melalui gambar, patung dan lukisan, misalnya karya tentang tubuh manusia, tetapi dari semuanya. Ia ingin memahami segala sesuatu yang dapat dilihat oleh matanya yang tajam. Pengamatannya luar biasa dan disiplin. Tidak dapat dipungkiri bahwa sangat sulit menemukan seseorang yang dapat mencapai pengetahuan seutuh itu, bahkan tidak untuk seorang Leonardo da Vinci. Kelak dalam hidupnya ia mengeluh, "Saya telah menyinggung Tuhan dan manusia karena karya saya belum mencapai kualitas ideal." Tetapi ia terus berusaha, dan dalam usaha itu ia mencapai keberhasilan besar yang sulit tersaingi manusia lain sebelum dan sesudah dirinya. 

Setiap manusia dapat menimba kepuasan dari kegeniusannya bahwa ternyata ada seorang makhluk manusia, salah satu dari kita yang mencapai hal tersebut. Leonardo hampir Nyaris semua bidang kehidupan dia telusuri. la merupakan ilmuwan dari setiap bidang ilmu, seorang seniman dari setiap media. la ahli anatomi, botani, biologi, fisika, aerologi, astronomi, paleontologi, mekanika pelukis, pemahat, arsitek, insinyur, pembuat peta, perancang busana dan lebih banyak lagi. 

Ia meninggalkan Florence pada 1482, dalam usia tiga puluh tahun, meninggalkan dua pekerjaan yang belum rampung. Minatnya yang sangat luas kerap membuat begitu banyak karyanya tidak selesai. Minat itu sering mengalihkan perhatiannya dari proyek yang sedang dikerjakannya, disamping adanya faktor ingin sempurna dalam dirinya, yang membuat dia bisa menghabiskan bertahun-tahun untuk menyelesaikan hanya sebuah lukisan. Ia meminta pekerjaan kepada pangeran penguasa wilayah (duke) dari Milan, Ludovico Sforza, melalui surat yang menyatakan kemampuannya sebagai insinyur militer, disertai rencana-rencana membangun jembatan yang dapat dipindah-pindah. "Meriam, mortar, dan senjata ringan dengan berbagai bentuk yang sangat indah dan bermanfaat, yang berbeda dari yang biasa digunakan," tegasnya. Pelontar, bola perusak, tangga bertingkat, senjata yang sekarang ini kita sebut sebagai bom kelompok, juga kapal-kapal yang tahan api dan peluru, merupakan bagian dari rencananya. 

Baca Juga Keunggulan Wilma Rudolph

Ia juga merancang rencana untuk membelokkan sungai, membuat saluran di bawah benteng musuh, bahkan membangun tank bersenjata. Semua ciptaan dari benaknya yang hiperaktif ini dimaksudkan untuk melayani sebuah usaha yang sangat dibencinya, yaitu perang. Pada tahun-tahun belakangan, ia menggambar rancangan kapal selam tetapi merahasiakan agar tidak ada orang yang menggunakannya untuk melukai orang lain. Seperti tanknya, dia merancang kapal selam berabad-abad sebelum prototipe pertama dibuat. Bagaimanapun, ia seorang vegetarian yang sulit menghancurkan satu makhluk hidup hanya demi memenuhi seleranya. Karena membutuhkan pekerjaan, ia hanya menyusun beberapa penemuan dari pengetahuannya yang luas ke dalam sebuah katalog, yang menurutnya akan menarik minat; calon majikan. Tentang kemampuan lainnya, yang mungkin bisa bermanfaat bagi duke dari Milan, ia menyatakan, "Saya dapat membuat patung dari marmer, perunggu atau tanah liat, dan juga melukis, dengan kualitas bahwa karya saya akan menonjol dibandingkan orang lain, siapapun dia." 

Ia sangat tertarik terhadap cara kerja segala sesuatu. la merupakan orang yang bermanfaat bagi seorang duke atau raja. Apa pun minat utama sang majikan perang, seni, ilmu, bangunan, ilmu rakyat. Leonardo lah orangnya. Terlepas apakah ia setuju ataupun tidak, sepertinya dapatlah disspekulasikan secara tepat, Leonardo adalah seorang filsuf sebelum menjadi seorang seniman, ilmuwan, atau insinyur. Ciri khas kegeniusannya ialah penerapan konsep ilmu dan seni, untuk melihat, memahami, dan mengungkapkan cara kerja alam. Pada diri Leonardo, semua berawal dari matanya. Melalui penglihatan, mata yang perseptif dan tidak terhambat dapat mengalami semua yang dapat diketahui. Kemudian tangan yang terampil dan setia merespons perintah benak dalam dirinya yang selanjutnya akan menjelaskan pengetahuan sekaligus menyampaikan dan mewakilinya dalam gambar, bukan dengan kata-kata. 

Leonardo banyak membaca, dan dalam buku-buku catatannya, yang ia mulai di sekitar tahun 1490, ia membuktikan dirinya sebagai penulis yang terampil dan menarik. Buku-buku catatannya ditulis mundur, kiri ke kanan, memunculkan spekulasi bahwa semua itu mengandung kode rahasia, yang jika dipecahkan akan mengungkapkan sejenis persekongkolan rahasia atau suatu pemahaman yang tidak dikenal sejarah. Tulisan itu memang mengandung banyak pemahaman, tetapi tidak ada yang sengaja disembunyikan dari pembaca. Leonardo kidal, dan meskipun tidak biasa, mungkin ia merasa lebih mudah dan efisien mencatat pengamatannya dalam istilah yang disebut "tulisan cermin", karena tulisan itu bisa dibaca dari kanan ke kiri dalam pantulan sebuah cermin. Ia tidak pernah ingin merahasiakan buku catatannya. 

Menjelang kematiannya ia mencari jaminan dari rekan-rekan terdekatnya agar buku-buku catatan tersebut bisa diterbitkan. Namun ternyata begitu banyak buku catatannya yang tidak diterbitkan selama berabad-abad setelah kematiannya dan potensi pengaruh besarnya lenyap di dunia ilmiah, hal itu jelas bukanlah berasal dari niat seorang Leonardo, tetapi karena keadaannya tidak teratur, nyaris acak-acakan, dan sulit untuk disusun, serta lokasinya menyebar ke mana-mana dan bahkan nyaris terlupakan. Kendatipun tulisannya sangat banyak dan kepustakaan yang ia kumpulkan sangat besar, namun ia merasa kesusastraan merupakan seni yang lebih rendah dan media yang kurang bermanfaat untuk sebuah instruksi. 

Buku-buku catatannya penuh oleh puluhan ribu kata, juga dilengkapi banyak gambar bentuk instruksi yang ideal baginya. Ke manapun pergi, Leonardo membawa buku catatan yang diselipkan di ikat pinggangnya, selalu siap untuk membuat sketsa dari pengamatan atau penemuannya. Seperti ia akan segera meraih buku catatannya ketika mempelajari cara terbang burung, dan kemudian melalui sketsanya ia mengutarakan aerodinamika penerbangan, dan merancang mesin-mesin yang akan memberi sayap kepada manusia. Satu atau dua kali ia berusaha rriencoba rancangan tersebut, tetapi gagal. Namun di dalam buku-buku catatannya orang dapat menemukan gambar-gambar untuk peluncur, helikopter, dan segala jenis benda terbang, yang konsepnya begitu maju, sangat jauh dari imajinasi orang-orang di zamannya.

Baca Juga Keunggulan Wilma Rudolph

Pergerakan benda-benda dan penyebabnya merupakan minat utama di sepanjang hidupnya. Ia melihat hukum mekanika bekerja di mana-mana, di pergerakan bintang-bintang, aliran sungai, termasuk gapaian lengan manusia ke arah manusia lain. Ia akan meraih buku catatan ketika membedah mayat untuk mengetahui cara kerja otot, dan menggunakan pengetahuan itu untuk memunculkan kekuatan alami, ekspresi, juga keanggunan ke dalam tokoh-tokoh lukisannya. la tidak perlu mengidealkan bentuk manusia sebagaimana telah dilakukan seniman zaman Yunani dan Romawi, serta rekannya yang lebih muda, Michelangelo, bahwa otot dibesarkan sebagai khayalan keindahan dan mengubah realitas. 

Ia menyebut otot sebagai "karung-karung kacang." Tubuh yang ia lihat dan pahami jauh lebih ekspresif dan sempurna baik dalam bentuk dan fungsinya, daripada yang dilebih-lebihkan oleh khayalan seniman. "Kaki manusia," tulisnya, "adalah sebuah karya besar dari ilmu teknik dan karya seni." la memiliki minat dan perseptif terhadap kelainan bentuk (deformitas) maupun keindahan alam, secermat dan sefantastis saat menggambarkannya, sebagaimana ia melukis kebesaran Tuhan. Dalam menelaah cara kerja tubuh manusia, perangkat-perangkat lembut di balik kulit, ia sangat mencermati mata, untuk memahami bagaimana manusia bisa melihat. la akan menggambar fosil-fosil yang ia temukan pada bebatuan saat bolak-balik perjalanan panjang di luar Florence, kemudian mendapatkan pemahaman tentang pergerakan gunung dan masa-masa bumi sebelum manusia hadir. la mempelajari gerakan air, sifat, dan memahami kekuatannya. Dengan pengetahuan itu ia merancang kanal dan mesin hidrolik untuk berbagai keperluan. 

Kanal-kanal yang ia rancang di Milan digunakan hingga saat ini. Hanya sedikit hal dari dunia yang kita kenal sekarang ini terlepas dari mata dan tangannya. Di dalam buku catatannya tersebar pengamatan tentang risalah esai, atau lukisan yang disusun oleh seorang murid terdekatnya setelah ia meninggal. Pada tulisan pendahuluan bukunya, ia menyinggung orang-orang pintar yang berusaha mencatat pengetahuan melalui tulisan, dan mencemooh pentingnya seni sebagai pengetahuan yang telah terungkap. "Mereka akan mencemooh saya sebagai penemu dan pencipta," tulisnya," Namun mereka tidak menemukan atau menciptakan apapun. Mereka tidak sadar bahwa karya saya muncul dari pengalaman sederhana dan tidak dilacurkan, sebagai satu-satunya istri, satu-satunya nyonya. Hukum pengalaman merupakan satu-satunya pembeda antara yang benar dari yang palsu; pengalaman membantu semua orang untuk melihat kemungkinan, daripada mengungkung diri dan mengabaikan." 

Menurutnya, tidak ada yang bisa dipelajari sepenuhnya dari buku. Baginya, usaha untuk memahami suatu bidang dari naskah Latin yang berdebu merupakan pekerjaan orang dungu. "Setiap orang yang mengajukan argumen dengan memohon kepada pihak berwenang adalah orang yang tidak menggunakan inteligensianya," Ungkapnya." la hanya menggunakan ingatannya." Pengalaman, melihat dengan mata kepala sendiri, dan berusaha keras memastikan bahwa Anda melihatnya dengan jelas adalah satu-satunya cara pasti untuk mendapatkan pengetahuan." 

Kita dapat mengalami Leonardo secara khusus melalui dua lukisan besamya, yaitu Perjamuan Terakhir, dan sebuah potret kecil seorang istri dari warga terkemuka Florentine, Francesco del Giocondo, yang merupakan lukisan paling terkenal didunia, Mona Lisa.

Leonardo memulai lukisan “penjamuan terakhir” pada tahun 1495 di sebuah dinding ruang makan Biara Santa Maria delle Grazie, Milan, dan menyelesaikannya tiga tahun kemudian. Ini sebuah lukisan besar, berukuran sekitar lima kali tujuh meter. Lukisan dinding yang biasanya dilakukan pada gips basah dan harus dilakukan dengan cepat. Leonardo yang selalu ingin sempurna bekerja secara lebih perlahan dan cermat. la menggunakan cat minyak, dengan warna yang lebih bervariasi dan kaya dibandingkan cat tempura yang biasanya digunakan untuk lukisan dinding umumnya, bereksperimen dengan dasar gips kering. Namun kelembapan menyerap ke dalam dasar gips tersebut, dan mulai mengelupas begitu lukisan itu selesai. 

Dalam lima puluh tahun, lukisan itu nyaris hancur. Usaha-usaha perbaikan malah justru memperburuknya, meskipun akhir-akhir ini sejumlah kerusakan itu telah diperbaiki. Tetapi, keistimewaan lukisan aslinya sudah hilang untuk selamanya. Meski begitu, kesempurnaan dan orisinalitas karya besar ini banyak terbukti mengilhami seniman-seniman lain di zamannya, dan menjadi standar baru bagi komposisi yang memengaruhi lukisan-lukisan bersejarah sampai masa kini. 

Kemegahan utuh lukisan ini mustahil dikembalikan, tetapi yang tersisa dari kecerdikan, energi, kewajaran tokoh-tokohnya, sepertinya belum ada yang dapat menandinginya. Tokoh-tokoh yang sangat hidup pada lukisan ini digambarkan dalam kewajaran emosi masing-masing. Di dalam lukisan Leonardo yang paling terkenal diantaranya ialah Mona Lisa, tokohnya diam tetapi daya hidupnya lebih nyata dan wajar. lni sebenarnya hanyalah sebuah lukisan kecil, yang berukuran 75 X 53 sentimeter, dari seorang perempuan yang keanggunan dan misterinya ditangkap secara utuh oleh pelukisnya. Hal pertama yang dapat dirasakan dari lukisan ini ialah adanya korelasi yang luar biasa antara subjek lukisan dengan pelukisnya.

Konon Leonardo menghabiskan empat tahun untuk melukis satu wajah ini, dan hasil dari pengabdian total ini mengungkapkan cinta yang ia tuangkan ke dalam karya ini, tiada kata lain yang lebih tepat. lni merupakan lukisan favoritnya, dan ia menyimpannya sendiri kecuali beberapa tahun terakhir dari hidupnya. Lukisan ini sangat hidup sehingga mereka yang beruntung pernah melihatnya mengatakan bahwa Mona Lisa tampak sama hidupnya seperti diri mereka, seakan-akan mereka melihat model ini sebagaimana Leonardo melihatnya, mempelajari sebagaimana Leonardo mempelajarinya, serta seperti Mona Lisa mempelajari Leonardo, bukan seperti memandang sebuah gambar dua dimensi di atas kayu datar. 

Bagaimana ia mencapai efek seperti ini? Kita mengetahui teknik yang ia gunakan, tetapi sulit menyatakan bahwa teknik saja akan menghasilkan kemisteriusan yang menghipnosis. Kehalusan sudut pandang, garis dan atmosfer, yang dikuasai penuh oleh Leonardo membantu menciptakan Mona Lisa responsif terhadap orang yang memandangnya. Posisi pemandangan di kejauhan lebih tinggi di sisi kiri dan bukan sisi kanan. Ketika orang pertama kali melihat dari satu sudut kemudian berpindah ke sudut lain, ekspresi wajahnya seolah berubah, yang serta-merta dan secara samar mengubah karakternya pula. Tetapi keterampilan menghidupkan potret yang paling penting merupakan kemampuan Leonardo untuk membangkitkan imajinasi kita, melibatkan orang yang memandang subjek lukisan, sama seperti subjek ini melibatkan orang yang memandangnya. Entah apa persisnya yang dia pikirkan, emosi apa yang diungkapkannya. Senyumnya seperti akan melebar atau akan memudar, dan rasa penasaran menghidupkan diri kita maupun menghidupkan lukisan itu sendiri.

Sudut-sudut mulut dan mata merupakan ciri paling menonjol dari sebuah potret, dan Leonardo melukisnya dengan keterampilan tinggi, menggunakan teknik sfumato yang meski bukan ditemukan olehnya tetapi ia telah menguasainya dengan sempuma. Sudut-sudut mata dan mulut Mona Lisa tidak digambar dengan garis tegas tetapi diburamkan, perubahan warna yang samar memberi bentuk pada sudut-sudut ini, sekaligus memunculkan imajinasi bagi pemandangnya. Sfumato juga digunakan dengan efek sempurna pada baju dan jubahnya. Efek kabut yang dicapainya tampak alami bagi mata, seperti benda-benda hidup yang dilihat sekilas, lebih menggairahkan, bernapas, bergerak, dan hidup. Tentu saja ini merupakan bagian dari kegeniusan Leonardo, Ia bukan hanya tahu cara melukis mata, melainkan terhadap kajian mendalamnya tentang anatomi, ia mempelajari cara mata bekerja dan bagaimana mata dapat melihat. 

Baca Juga Keunggulan Wilma Rudolph

Leonardo bukan saja melukis Mona Lisa dengan memperhitungkan bagaimana ia akan melihat kita, namun lebih jauh bagaimana kita akan melihatnya. Teknik lain yang digunakan dengan terampil pada potret ini adalah chiaroscuro, yang sekali lagi, digunakan oleh Leonardo untuk memberi tampilan yang lebih alami dan nyata. Daripada menggambarkan ciri-ciri menggunakan garis tegas, ia menggunakan kontras antara bayangan gelap dan terang. Misalnya tangannya, lebih gemuk, lebih peka daripada tangan-tangan di dalam potret lain yang dilukis oleh para seniman besar lainnya. Jika dibolehkan menyentuhnya langsung, kita dapat merasakan dengan penuh kesadaran bahwa tangan ini kenyal, hangat yang seakan nyata. Ilusinya begitu sempuma sehingga setengah berharap bahwa ia akan bereaksi ketika kita menyentuhnya. Pada akhimya, seluruh efek dari potret yang luar biasa ini bergantung pada ikatan unik, kasih tulus di antara pelukis dan subjek lukisan itu sendiri, yang akan memunculkan rasa ingin tahu pihak ketiga. Seakan-akan mereka menyimpan guarauan rahasia dan sebagian dari kelucuan tersebut ialah memutuskan apakah kita dapat menebaknya atau justru lukisan itulah yang justru menceritakannya kepada kita. Kita semua, Leonardo dan Mona Lisa serta pemandangannya seakan hadir disaat penciptaannya. Ini adalah ciptaan ilmu dan seni ungkapan terbesar konsep seorang Leonardo da Vinci.

Leonardo bekerja untuk duke Milan selama enam belas tahun, dan selama itu ia mengerjakan sebagian besar karya masyhurnya, termasuk “Penjamuan Terakhir”. Perang memulangkannya ke Florence, dimana tempat ia melukis Mona Lisa. Dari sana dia ke Venesia dan Roma, lalu kembali ke Milan. Ia bekerja di bawah perlindungan keluarga-keluarga besar Renaisans, keluarga Medicis dan Gorgias, seorang duke lain, seorang raja, dan paus. 

Sebagai seniman terbesar di zamannya, tentu ia mendapat banyak permintaan dan meninggalkan banyak karya yang belum rampung. Beberapa darinya bisa menyaingi karya-karya terbesamya, tetapi keinginan menampilkan kesempurnaan membutuhkan bertahun-tahun kajian dan persiapan, sehingga beberapa permintaan lain atau penemuan lain membuat perhatiannya teralihkan. Dalam beberapa tahun terakhir kehidupannya, ia menerima perlindungan yang berlimpah-limpah dari Raja Prancis “Francis I” yang juga pengagumnya. Raja itu memberinya penghasilan dan rumah yang nyaman di dekat istananya di Fontainebleau. 

Serangan stroke membuat Leonardo lumpuh separo tubuh, dan tangannya tidak mau menuruti perintah otaknya. Tetapi matanya tetap dapat dan terus membedakan, Raja menghargai nasihatnya. la meninggal di sana pada tahun 1519, pada usia enam puluh tujuh tahun. Gereja tempat ia dimakamkan di Prancis diruntuhkan beberapa abad kemudian, dan hal itu membuat tempat peristirahatan terakhir Leonardo sulit diketahui keberadaannya. Banyak dari lukisan dan semua patungnya hancur dan terlepas, betapapun sedikit yang ia berhasil selesaikan, telah hilang dari kekerasan zaman dan ketidak pedulian manusia, perang memporak porandakan sebagian karya besarnya. 

Namun demikian kita masih mempunyai tujuh belas lukisan yang masih terpelihara hingga sekarang, buku-buku catatan, dan banyak sekali gambar yang sangat mencerahkan. Namun semua itu belumlah dikatakan mewakili keseluruhan warisan dan kegeniusannya. Seperti makam dan karya-karya besamya, mungkin kita khawatir tidak akan pernah bisa menemukan keseluruhan kegeniusannya, Tetapi kita hanya perlu melihat ke sekeliling, melihat dunia tempat kita hidup, yang telah banyak disumbang oleh kemajuan teknologi tiada terbayangkan oleh kita sebelumnya, untuk mengetahui betapa banyak pengalamannya dan betapa banyak yang ia kaji dan ia sumbangkan.

Melihat banyaknya yang dia ungkapkan dalam senyum seorang anak, keindahan tiada terperi dari sungai banjir, lengkungan anggun tukikan seekor elang, dan memahami kekuatan untuk mencapai efek semua itu, dapat mengetahui sedikit lebih banyak dari kegeniusannya. Karena suatu saat, di masa lalu, mata jeli Leonardo mengamati pengalaman serupa dan mentransformasikan kepada benaknya, yang selanjutnya meminta tangannya untuk mengungkapkan misteri-misterinya kepada kita.

disarikan dari John McCain Bersama salter " Character is Destiny"

 
Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger