Kejujuran Thomas More


Adegan itu tentunya sangat luar biasa yang mampu mengharukan hati paling keras sekalipun. Margaret More Roper, putri sulung Sir Thomas More, menyeruak kerumunan dan melewati pengawal bersenjata hanya untuk memeluk serta menciumi ayahnya ketika sang ayah digiring ke tempat tahanannya, yang dari sana, enam hari kemudian, ia dihukum mati yang diberangkatkan dari kesalahan bersikap jujur.

Thomas More memberkati putrinya, dengan lembut menghibur sampai akhimya dengan enggan melepaskan pelukan, Iring-iringan melanjutkan perjalanan ke Menara London. Namun kesedihan Margaret teramat besar yang tampak kesulitan untuk membendungnya, dia kembali mendesak ke sisi ayahnya, untuk memeluk serta menciumnya. Sama halnya dengan gumulan orang yang menyaksikan adegan tersebut William Roper yang merupakan sang suami juga menyambut pemandangan waktu itu dengan tangisan mantap, menyaksikan perpisahan menyedihkan antara ayah dan anak. Dia tahu sebagian besar kerumunan ingin melihat tawanan terkenal yang pernah menjadi orang terkuat di lnggris.

Thomas More lahir pada 14 78 dari keluarga kaya di London, namun bukan bagian dari keluarga bangsawan yang menguasai Inggris di abad ke-15 kala itu. Keluarga More tidak mempunyai gelar kebangsawanan yang dapat memudahkan hidup. Mereka sukses karena usaha, kepandaian, serta karakter mereka sendiri. Ayah Thomas, John, adalah penasihat hukum yang sukses dan berpengaruh. Dia mampu menyekolahkan putra sulungnya hingga ke sekolah terkemuka, St. Antonius merupakan tempat Thomas muda mengesankan para gurunya sebagai anak berbakat, pekerja keras, serta berselera humor yang amat menarik.

Atas rekomendasi kepala sekolah St. Antonius, Thomas dikirim jadi pesuruh pribadi orang terkuat kedua Inggris, yakni Kardinal John Morton, Uskup Canterbury, di Istana Lambeth. Bagi seorang anak lelaki belia, pengalaman itu tentu menggembirakan karena hanya di istana kerajaanlah terdapat kemewahan atau kegiatan penting. Uskup tua ini, atas nama raja dan dirinya sendiri, berhasil menghambat kekuasaan tuan-tuan tanah feodal, yang telah membuat Inggris sangat sulit diatur. Morton negarawan yang bijak dan agung, sekaligus pangeran setia Gereja. Thomas mengamati, mengagumi, serta mempelajari kecerdikan politik tuannya dengan cermat, sekaligus ketulusan pengabdian kependetaannya.

Kala itu pendeta merupakan posisi profesi yang berbahaya. Uskup itu sendiri merasakan limpahan kasih dari pesuruhnya yang gembira serta bersemangat, ia mengatakan kelak pesuruhnya ini "akan jadi orang luar biasa."

Morton begitu terkesan pada bakat dan karakter Thomas, sehingga ia mensponsori pendidikannya di Universitas Oxford, yang kelak menjadi mahasiswa yang paling menonjol. Thomas sangat senang belajar, yang selanjutnya di sepanjang hidupnya ia lebih memilih imbalan karier intelektual yang kurang bergengsi tetapi lebih memuaskannya daripada kekayaan serta kekuasaan istana raja. Ia mulai studi di Oxford di tahun ketika Columbus menemukan Dunia Baru, dan Renaisans sedang berkembang di Eropa Selatan. Di Inggris, ketika zaman feodalisme menjelang berakhir, dan pengaruh para pedagang, penasihat hukum, serta orang kaya biasa mulai bangkit. Di zaman feodal bangsawan menguasai tanah dengan kekuasaan hidupmati bagi pelayan yang jadi budak mereka.

Selama belajar di Oxford, ayah Thomas hanya memberi sedikit uang saku agar ia tidak menghamburkan uang dan mengarahkan diri pada ''saat menganggur yang berbahaya." Meski kekurangan, Thomas sangat bahagia. Ia menonjol di antara ternan mahasiswanya, yang berusaha agar kehadiran mereka berdampak pada masyarakat di masa peralihan bersejarah ini, ketika Abad Pertengahan yang gelap dan brutal mulai bergeser ke masa pembelajarn (learning) serta akal sehat yang lebih berpengharapan. Ia menjadi bagian gerakan humanisme, yang pengikutnya setia kepada Gereja tetapi mengharapkan pemahaman yang lebih baik tentang lnjil serta penerapan lnjil yang lebih jujur pada masyarakat pekerja. Mereka mempelajari berbagai pandangan filsuf terkemuka Yunani dan Romawi yang melengkapi prinsip Kristianitas terhadap moralitas dan masyarakat yang adil. Mereka mencari kebenaran sebagaimana maksud Allah, melalui studi dan debat serta diskusi intelektual. Mereka berpikir dunia bisa lebih damai dengan kasih Kristiani dan pembelajaran lebih banyak yang bukan saja melayani bangsawan kerajaan Gereja akan tetapi seluruh umat manusia.

Baca Juga Kendali Diri George Washington


Aah Thomas tak setuju pemikiran baru ini, dan setelah dua tahun, ia meminta Thomas meninggalkan Oxford dan belajar hukum di kantornya sendiri. Thomas mematuhi perintah ayahnya, karena sepanjang hidup ia adalah orang yang patuh, bukan tanpa penyesalan, tetapi tanpa mengeluh. Ia jadi penasihat hukum yang sukses, bahkan lebih sukses dari ayahnya akan tetapi ia tetap seorang pembelajar serta humanis, dan panggilan ini kelak akan mendatangkan ketenaran lebih luas dan abadi dibandingkan karier nan tinggi sebagai orang hukum yang jujur serta dikagumi. More seorang Kristiani yang taat, untuk beberapa lama ia tinggal di biara dengan niat menjadi pastor. 

Kehidupan biara merupakan hidup pengasingan dan asketisme. Meski saleh, ia menyukai kenyamanan kehidupan keluarga, dan kenikmatan duniawi lainnya seperti musik, seni, membaca, menulis, persahabatan, perbincangan. Ia sangat mencintai kotanya yaitu London serta kota-kota utama Eropa Utara lainnya. Berangkat dari kecintaannya terhadap hidup. Iapun akhirnya meninggalkan biara untuk beristri dan membangun keluarga, serta kembali ke dunia awam. Istri pertamanya, Jane yang bersamanya dikaruniai tiga putri dan seorang putra.

Pernikahan mereka bahagia, akan tetapi tetapi singkat. Jane meninggal pada usia dua puluh dua. More tahu anak-anaknya butuh ibu, dan ia sendiri butuh seseorang untuk mengelola rumah tangganya. Ia segera menikah lagi dengan janda berusia tujuh tahun lebih tua darinya, Alice Middleton. lni juga merupakan pernikahan bahagia, ditandai dengan cinta timbal-balik serta persahabatan mendalam. Pada masa ketika seorang suami dapat sah memukul istri dengan "tongkat yang tak lebih besar daripada ibu jari," ia suami yang lembut serta penuh rasa hormat. Rumah mereka luas dan nyaman di tepi Sungai Thames, di bagian kota bernama Chelsea, yang saat itu masih merupakan area pedesaan. Alam sekitarnya hangat dan menyenangkan, tempat anak-anaknya tumbuh sehat, serta menjadi tempat "mengungsi" untuk menghindari tuntutan kehidupan publik yang makin sibuk. 

Rumah ini memiliki kebun indah ke arah sungai, dipenuhi berbagai jenis burung dan fauna, yang selalu menakjubkannya. Di sana ia mengawasi pendidikan anak-anaknya, meski janggal anak perempuan masa itu belajar, bahkan belajar membaca sekalipun, dan ketika telah dewasa, rumahnya berfungsi sebagai sekolah bagi cucu-cucunya. Cintanya pada pembelajaran dan kebenaran ada di tempat kedua setelah cinta pada Tuhan, dan ia mendorong anak-anaknya mencari kebenaran melalui pembelajaran maupun kitab suci, demi kebahagiaan mereka sendiri. Margaret, putri sulung sekaligus kesayangannya, kelak jadi perempuan intelektual besar, yang mungkin paling terkenal di seluruh Eropa.

More sangat mencintai anak-anaknya, dan di atas itu, ia sangat menghargai kebersamaan dengan mereka. Ia merangkul pikiran mereka dengan humor serta kemahiran berbicara, dan dengan teladan pembelajaran sendiri. la menulis Utopia (1516), buku tentang peradaban ideal imajiner yang mendapat banyak pujian serta kemasyhuran internasional. Ia memelihara persahabatan serta melakukan surat menyurat dengan para pemikir besar Eropa, termasuk dengan pastor Belanda dan filsuf humanis terkenal, Desiderius Erasmus, yang jadi salah satu pengagum More di luar keluarganya sendiri. Penggambaran Erasmus terhadap More kelak jadi "gelar" yang membuat dirinya dikenang sampai saat ini: “a man for all seasons” (manusia untuk semua musim.)

Rumah More sering dikunjungi tamu, baik orang miskin maupun kaya bahkan penguasa. Mereka tertarik oleh karamahan, semangat dan perbincangan cerdas yang sudah terkemuka dari keluarga ini. Raja muda inggris sendiri hendri VIII meski temperamental dan egois mengagumi kecendikiaan serta kecerdasan More sehingga sering mengunjungi rumah ini. Henry sangat menikmati kebersamaan dengan tuan rumah yang jujur, setia serta menyenangkan bukan saja menghargai pendapat dan pelayanan kepada raja namun juga persahabatannya.

Thomas More lebih memilih tidak meninggalkan rumah jika ia mampu menopang keluarga tanpa harus keluar dari rumah dan jika ia dapat berbebas dari perhatian serta kebutuhan rajanya. Tetapi keadaan tidak demikian. Reputasi More sebagai intelektual dan penasehat hokum yang terampil dan jujur mendapat perhatian dari penasihat raja yang paling berkuasa Lord Chancellor Inggris yaitu Kardinal Thomas Wolsey. Dia politikus ambisius serta cerdik, mengenali bakat pria muda ini dan mendesaknya bekerja untuk raja.

Pertama tama More bekerja sebagai diplomat kemudian di berbagai jabatan pengadilan diberi gelar kebangsawanan, dan dihadiahi tanah serta kekayaan. More menjadi favorit Wolsey dan Raja Hendry. Meski mengkin lebih suka kehidupan seorang filsuf, suami serta ayah daripada public yang ramai, more juga bangga menjadi orang kepercayaan serta favorit raja. Disebagian besar waktu, Raja ia memiliki kesamaan pandangan filosofis serta agamawi.

Ketika Wolsey mengalami kejatuhan akibat hal serupa yang kelak akan menimbulkan kematian bagi Thomas, Hendry menjadikan temannya ini Lord Chancellor. Ini posisi tertinggi di pengadilan, dan Tomas More merupakan orang awam pertama yang mendudukinya. Penunjukan ini disambut hangat oleh pengadilan serta masyarakat Karena semua orang tahu Thomas adalah orang jujur dan akan menjalankan kewajiban dengan hati nuraninya yang ternyata kelak terlalu jujur bagi Sang Raja.

Murtin Luther seorang pastor saleh penantang di Jerman, protes terhadap praktik korupsi oleh Geraja Katolik, menggerakkan konflik yang kelak memecahkan Eropa selama berabad abad. Reformasi protestan merupakan koyakan terakhir bagi persatuan Gereja Katolik, dan merupakan awal dari kejatuhan orde lama di Eropa. Pada waktunya gerakan ini akan membuat raja saling bermusuhan, begitu juga keluarga serta menyebabkan perang dari generasi ke generasi.

Thomas More melakukan perang intelektual dan hukum terhadap pengikut Luther yang pada saat itu terasa agresif, bahkan kejam. Awalnya ia mendapat dukungan penuh raja untuk semua tuduhan dan hukuman yang ia jatuhkan kepada "kaum murtad" itu. More membela gereja karena prinsip agamawi, juga karena ia dan raja mengkhawatirkan anarkisme kekacauan sosial yang bisa memunculkan perpecahan umat. Yang ia benci jika kata ini bisa digunakan bagi pria nan lembut itu ialah ajaran murtad, bukan orang. Kematian merupakan hukuman pengadilan yang dipimpin Thomas More, tetapi ia berusaha keras membujuk para terdakwa untuk mengubah pandangan sehingga bebas dari hukuman. Sebenarnya, dalam banyak kasusnya, semua terdakwa terbebas dari kapak pemenggal kecuali beberapa jiwa yang malang, karena lebih memilih mati daripada menyesali dan kembali kepada jalan yang benar. More sangat patuh pada kewajibannya, tetapi ada ancaman yang lebih berbahaya daripada prates Luther yang tumbuh di Gereja Katolik lnggris.

Baca Juga Kendali Diri George Washington

Permaisuri Henry, Catherine dari Aragon, gagal memberi putra mahkota yang bertahan sampai usia dewasa. Hanya Mary, putri mereka, yang hidup sampai dewasa. Henry bersikeras mencari istri baru demi mendapat putra mahkota. Raja serta bangsawan lain telah menerima restu pembatalan pemikahan mereka dari Paus. Tetapi Kaisar Roma Charles V adalah keponakan Catherine. la raja paling berkuasa di Eropa, dan sangat memengaruhi Paus Clement VII. la membujuk Clement agar menolak pembatalan pemikahan Henry yang akan merenggut mahkota dari bibinya.

Ketika Henry jatuh cinta pada Anne Boleyn yang berumur lima belas tahun, putri seorang pegawai, ia sulit menerima tentangan kepausan atas keinginannya untuk menikah lagi. Dalam konflik berbahaya dan makin membesar itu, Thomas More menjadi tokoh sentral. la berjuang dengan segala kepandaian, keterampilan hukum, serta keberanian untuk mematuhi raja tanpa meninggalkan gereja. Temyata ini usaha sia-sia. Awalnya More melayani keingina raja, berdebat di parlemen bahwa ada alasan membatalkan pernikahan Hendri dengan Catherine. Tetapi ketika raja sendiri dan bukan Paus yang membatalkan pernikahan kepada kepala Gereja Inggris, More mengajukan pengunduran diri kepada Raja Hendry menolak pengunduran itu dan berjanji pada temannya akan berhenti memaksa bertindak yang tidak selaras dengan hati nuraninya. Tetapi janji ini hanyalah omongan yang kosong belaka. Mereka segera sadar bahwa keinginan raja dan nurani More berbeda. Sekali lagi More mengajukan pengunduran diri dan kali ini Hendri menyetujuinya. Thomas More tidak lagi menjadi tokoh public, ia senang kembali ke rumah dan keluarga, persahabatannya dengan Rajapun berakhir.

Selama berbulan bulan dengan hati-hati untuk diam melawan keinginan raja, baik di depan publik maupun pribadi. Tetapi ia menolak menghadiri pernikahan raja dengan Anne Boleyn. Ketika parlemen mengeluarkan Undang-undang yang mewajibkan bawahan Raja menandatangani Karena ini berati tidak mengakui wewenang Paus atas Gereja Inggris. Ketika ditunjukkan daftar panjang orang yang telah menandatangani ia berkata “ Saya sendiri mustahil bersumpah, tetapi saya tidak menyalahkan siapapun yang telah bersumpah.” Ia mengajukan nurani sebagai alasan penolakan, tertapi menyembunyikan pendapat tentang tindakan Raja, “ keteguhan iman,” Thomas More siap menghadapi kemarahan Raja yang berati kematian.”

Ia ditahan di penjara di Menara London. Lima belas bulan lamanya ia tinggal di sana sampai pengadilan dating. Ia dibolehkan menghadiri misa setiap hari, menyimpan dan membaca buku, serta menulis, untuk beberapa waktu ia diperbolehkan dikunjungi keluarga dan saling berkirim surat dengan mereka. Mereka memohon dia untuk menandatangani sumpah agar bisa pulang ke rumah. Margeret mengungkapkan kekhawatiran bila kesehatannya akan hancur di dalam penjara. Ia malah mengingatkan bahwa justru demi cinta kepada keluarganya ia pasti akan memilih hidup lebih parah bagai petapa. Ketika Alice mengkritiknya Karena lebih memilih hidup di tengah kekotoran dan tikus daripada di tengah keluarga yang mencintainya, dengan lembut ia menjawab bahwa tempat itu nyaris senyaman rumahnya sendiri. Akhimya, buku-buku dan bahan-bahan tulisannya dilarang, serta sebagian besar pengunjungnya ditolak. Kesehatannya menurun di menara yang lembab dan dingin itu. Rambut serta janggutnya panjang berantakan, ia jadi kurus dan renta. la berdoa, merenungi penderitaan Kristus, dan menyiapkan diri untuk mati. Tetapi ia bertahan demi mempercepat nasibnya kecuali tetap menolak bersumpah. Henry mengirim utusan untuk membujuknya. Mereka gagal, tapi juga tak mendengar kata-kata yang menentang sumpah itu. 

Ketika Thomas diadili serta berulang-ulang ditanyai pendapat tentang keabsahan pemyataan raja, ia tetap bungkam. la terlalu lemah untuk berdiri dan diperbolehkan tetap duduk, namun ia mengetengahkan kasusnya dengan sangat terampil, menyatakan bahwa ini soal nurani, tetapi tanpa bilang apa yang dipegang teguh oleh nuraninya itu. Hanya satu pria, penasihat umum raja, Richard Rich, yang menyatakan bahwa ia telah menyaksikan Thomas melanggar hukum. More mengaku ia mengenal penasihat ini sejak kecil, dan ia selalu mengenalnya sebagai orang yang tidak jujur, dan karena itu sulit dipercaya bahwa ia mengatakan kepada Rich apa yang tidak ia katakan kepada orang lain. Ketika Rich menanyai dua pria untuk mengukuhkan kesaksian yang menyaksikan wawancara kapan ia menganggap More mengucapkan pelanggaran, kedua pria itu berkata mereka tak dapat melakukannya. Tetap. ini percuma. Juri pengadilan, termasuk di antaranya ialah ayah, saudara. serta paman Anne Boleyn, menyatakan ia bersalah dan menjatuhkan hukuman gantung, lalu ia ditarik kembali ke penjara. 

Setelah itulah More menyatakan nuraninya, bahwa hatinya menolak menerima raja sebagai kepala Gereja lnggris. Kapten penjaga yang mengawal More kembali ke Menara London setelah pengadilan menangis ketika ia menjalankan kewajiban menyedihka itu. More menghiburnya. Kemudian ia melihat anak-anaknya. Putranya John, meminta berkatnya; Margaret, putri yang sangat dicintai serta memiliki karakter dan kepandaian yang menyenangkannya, memeluk dan mencium untuk terakhir kalinya. Hukuman mati untuknya akan jauh lebih lambat dan menyakitkan dibandingkan kematian yang akhirnya ia hadapi. Hendry mengizinkan bekas sahabat dan penasihatnya itu dipenggal.

Kembali ke sel, More bersiap menghadap kematian dengan penuh doa, berani, serta gembira. Ketika seorang pencukur dating untuk merapikan janggut serta janggutnya, ia menolak dengan mengatakan bahwa Raja berniat memiliki kepalanya, dan “Saya enggan membuang biaya lebih banyak untuk kepala.” Ia menulis doa terakhir bahwa ia mengakui dosanya. Alice berkunjung untuk terakhir kali. Ia menghibur duka istrinya memberi sepucuk surat untuk Margaret, bahwa ia bersyukur kepada Tuhan untuk keluarganya, memberkati serta meminta doa mereka.

Pada hari penentuan ia kesulita naik tangga. Ia berterima kasih kepada penjaga yang menolongnya, sambal bergurau seharusnya ia diperbolehkan untuk menggantikan dirinya, ketika ia turun kembali ia mendarasan doa penyesalan. Sesuai adat, pemenggal yang bertutup kepala memohon ampunan dari terhukum. More memberinya sebuah koin, menciumnya dan berterima kasih Karena ia telah memberinya manfaat terbesar yang bisa diberikan seorang manusia fana kepadanya. Kemudian pria yang sepanjang hidupnya suka bergurau ini melontarkan gurauan terakhir. Ketika berlutut dan menempatkan kepala di balok kayu, ia meminta waktu sebentar untuk mengatur janggutnya agar tidak terpotong kapak.

Baca Juga Kendali Diri George Washington

Pada pidato terakhir yang dia ucapkan beberapa saat sebelumnya, ia minta saksi yang mengerumuninya mendoakan jiwanya dan bagi Raja, Karena ia mati sebagai “pelayan raja yang baik, namun tetap mengedepankan Tuhan. Akhirnya Satu ayunan dan kehendak Raja terpenuhi sudah. Hidup Thomas More yang jujur yang pernah ada berakhir sudah, namun kemuliaannya baru saja dimulai.

Disarikan dari John McCain bersama Mark salter "Character is Destiny"

Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger