PSIKOLOGI INDIVIDU GORDON WILLARD ALLPORT



Gordon Willard Allport lahir di Montezuma, Indiana pada tanggal 11 Novermber 1897, meninggal di Cambridge, Massachusetts, 9 Oktober 1967 pada umur 69 tahun, anak bungsu dari 4 bersaudara (lelaki semua). Semasa kanak-kanak merasa beda dari orang lain (permainan & minat). Setelah SMA mengikuti jalur pendidikan kakaknya Floyd (S1 & S2 Psikologi di Harvard).  Sang kakak terkenal di bidang psikologi sosial, Gordon tertarik bidang psikologi kepribadian. Pernah berjumpa Freud setelah lulus kuliah S2  Setelah menyelesaikan PhD mulai belajar kepribadian secara serius → profesor pertama yang mengajar teori kepribadian di college  Allport dianggap “a trait theorist” karena dia percaya bahwa tiap individu memiliki sejumlah trait yang mendominasi kepribadiannya (central trait).

Secara umum teori Allport memberi definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan. Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat manusia adalah positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan dan kekuasan dari teori Allport.

1)   Definisi Kepribadian

Kepribadian manusia menurut Allport adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Kemudian Allport juga berpendapat bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita. Dalam teori Allport  juga memandang bahwa kesehatan psikologis adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.

Pokok-Pokok Teori


  1. Kepribadian manusia adalah produk dari hereditas dan lingkungan. Hereditas: fisik, inteligensi, temperamen (fluktuasi dan intensitas mood). Faktor hereditas berfungsi sebagai bahan dasar yang nantinya dibentuk (dikuatkan atau dilemahkan) oleh kondisi di lingkungannya.
  2. Kepribadian bersifat idiografik (tiap pribadi adalah unik dan tidak dapat dibandingkan dengan orang lain)
  3. Kepribadian normal bersifat diskrit/diskontinyu: (a) Kepribadian anak tidak kontinyu dengan kepribadian dewasa. Kepribadian anak terutama dipengaruhi dorongan primitif dan bersifat reflex; (b) Kepribadian dewasa bekerja secara rasional dalam kontrol kesadaran (mengetahui dan dapat mengontrol dorongan yang memotivasinya) tidak mencerminkan masa lalunya; (c) Kepribadian orang normal tidak dapat dipelajari dari orang abnormal; (d) Kepribadian dewasa abnormal kontinyu dengan kepribadian anak.

2)   Struktur Kepribadian

Traits adalah kunci dalam mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.. Allport berpendapat bahwa pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan kepribadian itu masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport menekankan pada trait, di mana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude, yang kemudian teori-teori Allport ini kemudian dinamakan “trait psychology”.


Di sisi lain, tanggapan Allport mengenai temperamen juga berbeda dan mendetail. Bagi Allport temperamen adalah konstitusi kejiwaan atau bagian dari jiwa yang melalui darah dan memiliki hubungan dengan jasmaniah / biologis dan bersifat hereditas, termasuk juga mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatan bereaksi, kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan intensitat suasana hati; gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional.



Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya mengenai Trait. Ia mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya menurut perkembangan teorinya sendiri. Dia berhasil membedakan antara trait sebagai hal yang dimiliki setiap induvidu sebagai identitas dan attitude yang dimiliki setiap individu. Sumbangsih terbesar Allport adalah pengembangan dan penarikan perhatian psikolog pada kepribadian terutama dari perspektif bagaimana individu memandang dirinya sendiri.

a) Traits (Personality traits)

Traits adalah kecenderungan (predisposisi) untuk merespon sesuatu dengan cara yang sama pada berbagai stimulus yang berbeda. Trait bersifat konsisten. Dengan kata lain traits merupakan proses mental/neuropsikis yang berkapasitas dan mampu mengarahakan stimulus yang akan menghasilkan perilaku yang adaptif atau ekspresif. Kepribadian terdiri dari tarait dan tipe (type). Trait sendiri dijelaskan sebagai konstruk teoritis yang menggambarkan unit/dimensi dasar dari kepribadian. Trait menggambarkan konsistensi respon individu dalam situasi yang berbeda-beda. Sedangkan tipe adalah pengelompokan bermacam-macam trait. Dibandingkan dengan konsep trait, tipe memiliki tingkat regularity dan generality yang lebih besar daripada trait.



Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu: Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga: Trait relatif stabil dari waktu ke waktu Trait konsisten dari situasi ke situasi Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena: ada proses adaptif adanya perbedaan kekuatan, dan kombinasi dari trait yang ada.

1)   Kategori traits.

(a)     Individual/personal traits/personal dispositions.

Sifat yang konkret, mudah dikenali dan konsisten pada diri seseorang yang dapat menggambarkan karakter asli mereka. Pada kenyataannya tidak ada dua individu yang persis sama sifatnya.

(b)     Common traits/traits:

Sifat-sifat yang merupakan bagian dari budaya (dapat dipahami dan dimiliki oleh hampir semua orang yang hidup dalam budaya tersebut). Common trait merupakan hasil dari dorongan sosial untuk berperilaku dangan cara tertentu. Contoh: “introvert vs extrovert; liberal vs konservatif.”

2)   Tipe-tipe Trait

(a)     Central traits

Merupakan kecenderungan individu yang sangat khas/sering berfungsi/mudah ditandai.  Ketika menggambarkan seseorang, cenderung digunakan kata sifat yang mencerminkan central trait ini. Contoh: “pandai, bodoh, liar, pemalu, culas, lamban.”

(b)     Secondary traits

Sifat yang tidak terlalu jelas, tidak terlalu umum/tidak terlalu konsisten seperti  pilihan, sikap, sifat yang situational. Contoh: “si C mudah marah jika ada orang yang mencoba menggelitiknya.”

(c)     Cardinal traits.

Ini adalah sifat  (sangat dominan) yang menggambarkan hidup mereka karena perilaku individu biasanya terdorong/diatur oleh sifat ini.
Contoh: Joan Arc ( self-sacrifice yang gagah berani), Bunda Teresa  (layanan ibadah),  Machiavelli ( kebengisan politis). Hanya sedikit orang yang mengembangkan cardinal trait, kalaupun ada orang cenderung mengembangkannya di usia paruh baya.

3)   Trait (sifat) Vs Habit (kebiasaan)

Trait lebih umum, baik dari stimulus maupun responnya. Sejumlah habit dapat bergabung menjadi satu trait.
Contoh:  “A  sejak kecil dibiasakan gosok gigi 2x sehari, cuci tangan sebelum makan dan sesudah ke toilet dll ® Sifat: cleanliness.”

4)   Trait (sifat) Vs Attitude (sikap)


  1. Attitude berhubungan dengan suatu objek khusus, sementara trait tidak.
  2. Attitude biasanya melibatkan penilaian (menerima/ menolak) terhadap objek yang dihadapi, sebaliknya trait tidak.

Contoh:
“Attitude: pro terhadap dosen a/ Guru a, kontra terhadap dosen b/ Guru b
Trait : pemalu baik terhadap dosen a/ guru a maupun dosen b/Guru b.”

5)   Trait vs Type


  1. Tipe menunjukkan perbedaan (buatan) yang tidak selalu cocok dengan kenyataan, trait merupakan refleksi kenyataan yang ada pada individu.
  2. Tipe merangkum ketiga konsep yang lain, menggambarkan kombinasi trait-habit-attitude yang secara teoritik dapat ditemui pada diri seseorang
Contoh:


“Siswa yang memiliki tipe introvert, mempunyai trait: pasif-menolak mengikatkan diri dengan lingkungan eksternal (kecenderungan umum), salah satu habitnya adalah duduk di tempat terpisah/ menyendiri (kebiasaan khusus di kelas), dan attitude tidak ramah, kurang bisa bergaul (mengandung penilaian).”

 6) Karakteristik kematangan psikologis (Psychological maturity/ mental health)


  1. Extensions of self: dapat ambil bagian dan menikmati macam-macam kegiatan (tidak terikat pada pemenuhan kebutuhan /kewajiban saja). Meliputi : merencanakan dan mengharapkan sesuatu di masa depan.
  2. Menguasai teknik untuk berhubungan hangat dengan orang lain(kepercayaan (trust), empati (empaty), keaslian (genuineness), toleransi (tolerance).
  3. Perlindungan emosianal dan penerimaan diri (Emotional security and self-acceptance).
  4. Kebiasaan persepsi realistis (Habits of realistic perception)
  5. Masalah-keterpusatan (Problem-centeredness), dan pengembangan kemampuan dalam pemecahan masalah.
  6. Self-objectification – pemahaman mendalam tentang diri sendiri, kemampuan mempertahankan hubungan positif dengan dri sendiri maupun objek lain ( misal: menertawakan diri sendiri jika melakukan kesalahan dll).
  7. Memiliki filsafat hidup (philosophy of life) yang integral, termasuk orientasi nilai, agama dan kesadaran personal.

 7)   Motivasi

Manusia adalah makhluk sadar dan rasional, berbuat berdasarkan pada apa yang diharapkannya dapat tercapai, bukan berdasar pada keinginan primitif atau pengalaman traumatik masa lalu.

(a)     Opportunistic functioning vs propriate functioning


  1. Opportunistic Functioning: Satu hal yang memotivasi manusia adalah kecenderungan untuk mencukupi kebutuhan/survival biologis. Sifatnya reaktif, past-oriented, dan biologis.
  2. Menurut Allport opportunistic functioning tidak terlalu penting dalam upaya memahami perilaku manusia. Menurutnya kebanyakan manusia didorong oleh “sesuatu yang berbeda” yang berfungsi sebagai bentuk ekspresi dari Self (propriate functioning).
  3. Most of what we do in life is a matter of being who we are!; Sebagian besar dari apa yang kita lakukan dalam hidup adalah persoalan menjadi siapa kita. Karakteristiknya: proaktif, berorientasi masa depan, dan psikologis.
  4. Doing things in keeping with what you really are, that’s propriate functioning; Melakukan hal-hal sesuai dengan apa yang benar-benar menjadi keinginan. Contoh propiate functioning: Pernahkah anda ingin melakukan sesuatu atau menjadi sesuatu karena anda merasa bahwa hal itu dapat mengekspresikan hal yang paling utama tentang diri anda?; Ingatlah kali terakhir anda melakukan sesuatu  untuk menyatakan " inilah diriku yang sebenarnya.”

(b) Functional autonomy

Motivasi individu di masa sekarang bersifat independen (tidak berhubungan dengan masa lalu).

  1. Perseverative functional autonomy: Perilaku yang dilakukan tidak lagi berdasar alasan asalnya tapi karena sudah terbiasa (habit). Contoh: “merokok awalnya untuk menunjukkan adolescent rebellion, tapi sekarang karena tidak bisa berhenti merokok”
  2. Propriate functional autonomy: sesuatu yang mampu mengarahkan sendiri ( self-directed) daripada habits, seperti nilai hidup. Contoh: ”Waktu kecil pernah dihukum karena memikirkan diri sendiri saja, sekarang dermawan.”
Prinsip Propriate functional autonomy: pengorganisasian tingkat tinggi (organizing the energy level), penguasaan dan kompetensi (mastery and competency) dan pemolaan propriate (propriate patterning).


8)   Proparium

Proprium adalah istilah yang diciptakan Allport yang mengindikasikan semua fungsi self atau  ego. Hal ini juga disebut fungsi proprium (propriate function) daripada kepribadian. 7 Fungsi self yang cenderung muncul pada waktu tertentu dalam kehidupan seseorang yaitu

  1. Kesadaran jasmani (sense of body) (0-2 tahun) à muncul kesadaran tentang fisik. “Ini tanganku, ini jariku”,
  2. Self identity (0-2 tahun) à sadar dirinya orang yang sama walaupun terus berubah dan berkembang. Ditandai dengan mengenal “nama diri” sebagai identitas diri,
  3. Self-esteem (2-4 tahun) à mengembangkan perasaan bangga dengan kemampuan diri sendiri melalui eksplorasi diri, permainan yang membangun atau merusak,
  4. Self extention (4-6 tahun) à anak mulai menyadari keberadaan obyek dan orang lain dan mengidentifikasi obyek-obyek yang menjadi bagian milik mereka. “mainanku, ayahku”,
  5. Self image (4-6 tahun) à mencakup pandangan aktual dan ideal mengenai diri sendiri, berkembang melalui interaksi dengan orang tua,
  6. Rational thinking (6-12 tahun) àmuncul sesudah anak menyadari dan memiliki kemampuan berpikir rasional yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah. Anak sadar dapat mengatasi masalahnya secara logis dan rasional,
  7. Propriate striving (remaja) à mencakup tujuan jangka panjang. Kesadaran eksistensi diri dalam tujuan atau pencapaian jangka panjang. Pandangannya mengarah ke depan dan dapat menyusun rencana jangka panjang à bangunan self menjadi lengkap, dan fungsi mengenal Self knower (dewasa) à totalitas dari semua 7 aspek terdahulu tentang kesadaran diri.

Semua itu bagian-bagian yang vital daripada kepribadian. Proprium tidak dibawa sejak lahir tetapi berkembang didalam   perkembangan individu. Allport menggunakan kata proprium daripada self karena lebih mudah dipahami sebagai sifat atau fungsi kepribadian secara umum.

3)   Perkembangan Kepribadian

Allport melihat bahwa anak yang baru lahir sebagai seorang ciptaan keturunan, hanya memiliki dorongan primitif, dan tingkah laku reflek ,tidak memiliki kepribadian tapi memiliki potensi yang akan terpenuhi atau terbentuk pada saat pertumbahan dan pematangannya. Dalam perkembangan proprium Allport membagi dalam beberapa tahap sebagai berikut:

a) 0-3 tahun :

Pembangunan keadaran diri : sense of bodily self (enak tidak enak), perasaan identitas diri berkelanjutan kesadaran sebagai subjek yang berkembang. Dalam hal ini bahasa menjadi faktor yang penting. Harga diri atau kebanggaan sebagai periode terakhir dimanan\ anak ingin melakukan sesuatu, membuatnya terwujud, dan mengontrol dunianya.

b) 4-6 tahun:

Perluasan diri dan gambaran diri. Dalam perluasan diri, perasaan keterhubungan dengan orang-orang dan hal-hal yang penting dalam lingkungannya. Relasi anak dan lingkungan tempat dia tumbuh terhubung sangat penting. Muncul perasaan lingkuangan tersebut adalah bagian dirinya. Gambaran diri; terkait dengan penanaman-penanaman nilai, tangung jawab moral, intensi, tujuan dan pengetahuan diri yang akan berperan mencolok dalam kepribbadiannya kelak.

c) 6-12 tahun:

Kesadaran diri. Pengenalan kemampunan diri mengatasi persoalan-persoalan dengan alasan dan gagasan karena anak bergerak dari lingkungan keluarga ke masyarakat.

d) Remaja

Propriate striving, pembangunan tujuan dan rencana ke depan: intensi-intensi, long-range purposes,distant goals.Persoalan utama berkaitan dengan identitas, ”apakah saya seorang anak atau dewasa?”

e) Kedewasaan

Menurut Allport, faktor utama tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan selaras yang mendorong dan membimbing tingkahlaku menurut prinsip otonomi fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang Menurut Allport sebagai berikut:
(1).   Ekstensi sense of self: mempunyai tiga kemampuan diri

Kemampuan berpartisipasi dan menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.

Contoh : terlibat dalam kegiatan masyarakat (senat, karang taruna, partai politik,dll). Kemampuan diri dan minat-minatnya dengan orang lain beserta minat mereka.

Contoh: Saya yang punya minat dalam olah raga juga mengenali minat orang lain yang sama atau pun berbeda.

Kemampuan merencanakan masa depan (harapan dan rencana)

Contoh: Keinginan jadi dokter, membuat perencanaan studi dan membayangkan apa yang mau dilakukan setelah jadi dokter.

(2).   Hubungan hangat/akrab dengan orang lain

Kapasitas intimacy (hubungan kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang)

(3).   Penerimaan diri

Kemampuan untuk mengatasi reaksi berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus

(contoh : mengolah dorongan seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.

(4).   Pandangan-pandangan realistis, keahlian dan penugasan

Kemampuan memandang orang lain, objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi berbagai persoalan tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.

(5).   Objektifikasi diri: (insight dan humor)

Kemampuan diri untuk objektif dan memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.

(6).   Filsafat Hidup

Ada latar belakang yang mendasari semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti.

Contoh: lewat agama. Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.

Reference

Alwisol. (2006). Psikologi Kepribadian Edisi Revisi. Malang: UMM Press.
Boeree, C. George. (2009). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie.
Corey, Gerald. (2009). Konseling dan Psikoterapi. Aditama:Bandung.
Cooper, C.L., & Payne, R. (1991). Personality and stress: Individual differences in the stress process. England:
Feist, Jess & Feist J. Gregory (2006). Theories of Personality. New York: Pustaka Belajar: Penerjemah: Yudi Santoso.
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner. (1985). Introduction to Theorities of Personality. New York: John Wiley & Sons.
Hansen, James C. (1986) Counseling : Theory and Process. New York: Allyn and Bacon, Inc
John Wiley & Sons Ltd. Feist, J. & Feist, G. J. (2006). Theories of personality. (Ed. Ke-6). New York:
McCrae, R.R., & Allik, J. (2002). The Five Factor Model of personality across cultures. New York: Kluwer Academic/ Plenum Publishers.
McGraw-Hill Inc. Hjelle, L.A.,& Ziegler, D.J. (1992). Personality theories. Singapore: McGraw Hill Book.
Pervin, L. A. (1993). Personality: theory and research. (Ed. ke-6). Canada: John Wiley & Sons.

Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger