Pertemuan XIII (persiapan dalam melakukan konseling kelompok)

Sebagaimana kegiatan-kegiatan lain pada umumnya yang memiliki perencanaan sebelum pelaksanaan dimana renana tersebut dijadikan parameter dan atau tolok ukur tujuan yang ingin dicapai hal tersebut juga berlaku untuk konseling kelompok sebagaimana Gladding (Jacobs et al 2012: 69) mengatakan banyak kelompok yang tidak berhasil dikarenakan terlalu sedikit penekanan pada perencanaan kelompok, perencanaan pra-kelompok untuk kberhasilan kelompok itu sendiri.

Selanjutnya Corey (2012) dalam bukunya Theory & Practice of Group Counseling” edisi kedelapan ia mengemukakan diperlukan cukup waktu untuk membuat perencanaan agar kelompok menjadi sukses, seorang konselor hendaknya mengawalinya dengan membuat rencana berupa rancangan tertulis yang memuat hal-hal berikut:
  1. Tujuan dasar dari kelompok
  2. Populasi yang akan dilayani
  3. Alasan-alasan dan kejelasan yang spesifik tentang kelompok
  4. Pertimbangan akan kebutuhan dari keseluruhan anggota kelompok
  5. Proses pemilihan anggota kelompok
  6. Ukuran dan durasi kelompok
  7. Frekuensi dan waktu pertemuan
  8. Struktur dan format kelompok
  9. Metode mempersiapkan anggota kelompok (apakah anggota kelompok akan terbuka atau tertutup, sukarela atau terpaksa
  10. Tindak lanjut dan evaluasi.
Selanjutnya Gladding (Jacobs, 2012: 69) mengemukakan banyak kelompok yang tidak berhasil dikarenakan kurangnya penekanan terhadap perencanaan, lebih lanjut Jacobs. et al dalam bukunya “group counseling strategies and skills” perlunya pra-perencanaan yang dilakukan sebelum kelompok mengadakan pertemuan dua aspek perencanaan tersebut yaitu pra perencanaan pregroup planning dan perencanaan sesi keduanya merupakan hal yang sangat penting, ia menyatakan beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam mendirikan kelompok yaitu: (1) pertimbangan ukuran kelompok; (2) apakah kelompok terbuka atau tertutup; (3) berapa lama sesi harus berlangsung; dan (4) dimana kelompok harus bertemu.Empat keputusan tambahan yang harus dibuat ketika membuat kelompok yaitu:
  1. Berapa banyak sesi kelompok akan bertemu
  2. Kapan kelompok akan bertemu
  3. Siapa yang harus menjadi anggota kelompok; dan
  4. Bagaimana melakukan penyaringan anggota kelompok

Berapa benyak sesi dalam pertemuan kelompok

Banyak kelompok yang harus berujung pada pertimbangan atau perpanjangan waktu tertentu misalnya orangtua, melahirkan, mengikuti latihan-latihan, terapi-terapi tertentu dan banyak kelompok pendidikan yang dijadwalkan untuk jumlah sesi tertentu misalnya sesi kelompok konseling, sesi terapi, sesi pertumbuhan, sesi tugas, dukungan kelompok kadang-kadang dimulai dengan tidak dilabelkannya jumlah sesi karena kerap kali yang terbaik adalah menetapkan batasan waktu guna memberikan anggota gambaran tentang berapa lama harus menyelesaikan pekerjaannya. Sesi kelompok juga ditentukan oleh pertimbangan lain seperti jarak sekolah dan tempat tinggal, kesediaan pemimpin kelompok, kebutuhan anggota kelompok, atau keterbatasan literature pendukung yang mesti dibahas dalam sesi kelompok.

Kapan kelompok akan bertemu

Dua faktor yang harus dipertimbangkan ialah waktu dan frekuensi pertemuan, seyogyanya waktu pertemuan tidak saling tumpang tindih dengan kegiatan para anggota kelompok, jika pengaturan kelompok adalah lembaga, sekolah, atau rumah sakit maka, pertimbangan jam kerja dan penyesuaian kegiatan rutinitas sangat diperlukan hal tersebut untuk menghindari terjadinya gangguan saat pertemuan kelompok, jika anggota kelompok pada saat pertemuan memikirkan kegiatan rutinitasnya yang belum selesai dapat dipastikan efektifitas kelompok menjadi terganggu, hal tersebut menyiratkan bahwa konseli tidak sepenuhnya mengikuti prosesi kelompok, selanjutnya jika setting kelompok adalah peserta didik, mengingat kompleksitas peserta didik dan kelas di sekolah maka, pilihan waktu pertemuan yang dijadwalkan dengan mempertimbangkan kebutuhan-kebutuhan kelas kelompok, konselor mungkin mempunyai banyak peluang untuk bisa selalu bertemu dengan peserta didik pada jam istirahatnya, namun perlu disiasati bahwa peserta didik mungkin tidak ingin selalu memberikan waktu istirahat mereka.

Jadwal anggota juga harus dipertimbangkan ketika dalam pengaturan waktu, jika anggota adalah pekerja pilihlah waktu yang tepat untuknya apakah malam, pagi, atau siang disamping mempertimbangkan waktu kerjanya kegiatan rutinitas sehari-harinya juga perlu dipertimbangkan, untuk anggota kelompok yang tinggal di tengah-tengah perumahan maka boleh jadi rumah bagaikan penjara untuknya,atau bagai lingkungan rumah sakit, bahkan sebagai pusat penahanan mobilitas lingkungan yang padat juga menjadi faktor pendukung beban psikologisnya, tidak menutup kemungkinan dalam kasus semacam ini kecermatannya dalam melakukan kegiatan sehari-harinya merupakan hal yang sangat diperlukannya untuk saat sekarang.

Seringkali pemimpin kelompok membuat kesalahan dalam perencanaan pertemuan kelompok karena tidak bertolak pada pertimbangan secara komprehensif dan menyeluruh terhadap jadwal-jadwal kegiatan para anggota, mempertimbangkan waktu pertemuan tidak hanya mempertimbangkan jadwal kerja mereka namun keadaan lingkungan dan kegiatan rutinitas juga merupakan hal yang harus diperhitungkan tidak terkecuali jadwal pertemuannya dengan keluarga, kolega atau pertemuan-pertemuan lainnya, ketika para anggota tidak dihantui dengan kegiatan rutinitasnya saat pertemuan tiba, merupakan nilai tambah keefektifan pertemuan kelompok itu sendiri.

Jadwal pemimpin juga penting; seorang pemimpin harus selalu tersedia untuk memimpin kelompok, Hari-hari pemimpin cenderung sangat sibuk dengan hal-hal seperti rapat staf, pekerjaan tulis menulis, pengambilan waktunya harus dihindari. Dalam kasus kelompok terapi, itu terlalu berat bagi pemimpin untuk memimpin satu kelompok lagi setelah memimpin sebuah kelompok. Idealnya, setiap pemimpin kelompok terapi tidak memimpin kelompok lebih dari satu kelompok dalma satu harinya; maksimalnya harus tiga.

Selain memutuskan waktu terbaik untuk pertemuan, pemimpin harus memutuskan seberapa sering kelompok harus bertemu, beberapa kelompok ada yang melakukan pertemuan setiap hari, dua kali seminggu, satu kali seminggu, dua minggu sekali atau satu kali sebulan. Frekuensi pertemuan bergantung pada jenis kelompok, tujuan, dan ketersediaan waktu anggota dan pemimpin. Tidak ada acuan baku seberapa sering kelompok harus bertemu, tetapi pemimpin harus memastikan bahwa pertemuan mempunyai jarak waktu yang baik dan merupakan hal yang penting bahwa kelompok tidak terlalu sering bertemu dengan tetap memperhatikan tujuan secara keseluruhan.

Siapa yang harus menjadi anggota

Setiap kali kelompok sedang dibentuk, sejumlah pertimbangan timbul mengenai anggota kelompok Corey (Jacobs et al, 2012: 71). Setelah populasi kelompok ditentukan (anak-anak sekolah, pasien rumah sakit, tahanan atau narapidana, konseli dari pusat kesehatan mental, atau orang yang tertarik dalam komunitas). Pemimpin harus memilih apakah keseluruhan anggota dapat membentuk keanggotaanya dalam kelompok atau sebaliknya karena mereka merupakan sukarelawan yang dipilih. Misalnya jika kelompok berorientasi di asrama mahasiswa di sebuah universitas, apakah kelompok terdiri dari mahasiswa baru atau hanya sebagian, jika kelompok berorientasi pada pasien unit rumah sakit psikiatri, apakah kelompok berlaku untuk semua pasien atau hanya pasien yang dipilih. Tidak ada pedoman mutlak untuk membuat keputusan siapa saja yang dapat bergabung dalam kelompok. Biasanya tujuan kelompok, pertimbangan waktu, setting lingkungan membantu pimimpin memutuskan bagaimana membatasi keanggotaan.

Pertimbangan lainnya adalah apakah penempatan anggota berdasarkan perbedaan usia dan latar belakang, tentunya masalah multikultur perlu dipertimbangkan ketika memilih anggota kelompok, disetting sekolah konselor harus memutuskan apakah akan menyertakan siswa dari kelas yang sama atau dari kelas yang berbeda, selain itu konselor sekolah juga harus memutuskan apakah kelompok terdiri dari satu gender atau campuran gender, dalam setting kelompok di rumah sakit, pasien di unit yang sama biasanya meliputi pasien muda, orantua, pasien dengan variasi pendidikan, atau latar belakang sosial ekonomi dalam kasus ini kadang-kadang mencampuri usia atau latar belakang memberikan keuntungan namun kadang-kadang jutru merugikan.

Jika pemimpin merencanakan kelompok yang terdiri dari pengangguran, tidak ada keuntungan menempatkan individu berpendidikan tinggi dan individu yang putus sekolah dalam kelompok yang sama, karena kebutuhan mereka berbeda. Dalam setting kelompok masalah perkawinan, pencampuran usia dan latar belakang akan mungkin terbukti bermanfaat karena anggota dapat mendengarkan ide-ide, pandangan, dan perspektif yang berbeda karena mereka terdiri dari variasi anggota. Kelompok tertentu tidak mesti memiliki keanggotaan tertentu pula yang lebih penting adalah bagaimana pemimpin kelompok dapat mempertimbangkan variable-variabel yang berbeda ketika memilih anggota kelompok.

Bagaimana melakukan penyaringan anggota

Salah satu masalah besar yang dihadapi oleh konselor di lembaga atau instansi adalah bahwa administrator tidak membiarkan mereka untuk memilih anggota, oleh karena itu kelompok sering dilakukan dengan anggota yang tidak mesti berada dalam kelompok , jika keuntungannya adalah untuk menguntungkan peserta maka, penyaringan menjadi sangat penting karena tidak semua orang sesuai untuk setiap kelompok. Meskipun mereka melihat manfaat dari sudut pandang mereka namun pengalaman konseling kelompok menunjukkan bahwa beberapa anggota kelompok dapat merusak kelompok terlebih pemimpin kelompok kurang berpengalaman untuk bertanggung jawab, hal tersebut dapat menyebabkan anggota lain berhenti datang ke kelompok yang sebenarnya justru berpotensi menguntungkannya, untuk itu penting bagi seorang pemimpin untuk tidak mengorbankan seluruh anggota kelompok hanya dikarenakan satu individu.

Jacobs et al (2012: 73) menyatakan metode yang terbaik dalam melakukan penyaringan anggota kelompok adalah dengan wawancara pribadi, meskipun cara ini memerlukan waktu yang cukup hal ini memungkinkan pemimpin kelompok dapat menilai kesesuaian anggota untuk kelompok, dapat melakukan kontak dengan orang yang berpotensial, beberapa pertanyaan penting dalam wawancara tersebut meliputi
  1. Mengapa anda ingin berada di kelompok?
  2. Apa harapan anda dari kelompok?
  3. Apa anda pernah berada dalam kelompok sebelumnya? Jika ada apa yang anda rasakan?
  4. Kepedulian apa yang anda inginkan dapat membantu?
  5. Apakah ada seseorang yang tidak anda inginkan berada dalam kelompok?
  6. Bagaimana anda berpikir bahwa anda dapat berkontribusi dalam kelompok?
  7. Apakah anda memiliki pertanyaan tentang kelompok atau pemimpin?
Pertimbangan tambahan untuk perencanaan Pra-kelompok, pemimpin kelompok dapat memastikan bentuk tambahan yang yang diperlukan oleh kelompok, setiap pemangku kepentingan harus dapat dihubungi seperti bentuk izin yang harus ditandatangani. Kebijakan sekolah seringkali mengharuskan konselor sekolah meminta izin yang harus ditanda tangani oleh orang tua/ wali. Oleh karenanya bentuk sederhana yang menggambarkan tentang kelompok dan tujuan kelompok dianggap sudah cukup mewakili.

Perencanaan sesi (session planning)

Perencanaan sesi meliputi pemutusan topik dan kegiatan kelompok serta pendelegasian jumlah perkiraan waktu yang diperlukan pada masing-masing sesinya. Sebagian besar kelompok memerlukan banyak perencanaan, meskipun hanya perencanaan minimal perencanaan diperluakan bagi beberapa jenis konseling, terapi, pertumbuhan dan kelompok dukungan setelah sesi awal mereka. Perencanaan minimal diperlukan ketika anggota datang untuk memahami tujuan kelompok mereka dan setelah mereka mendapatkan penjelasan dapat dipastikan mereka akan tiba di sesi dengan semangat untuk mendiskusikan topik yang dibahas, dalam hal ini pemimpin perlu memberikan pemikiran dan memperimbangkan jenis topik yang akan membantu, banyak pemimpin membuat kekeliruan datang ke kelompok tanpa berpikir apakah topik itu bernilai untuk anggotanya. Konselor yang bijaksana dapat mengatur sesi yang membuat kelompok menarik dan produktif

Sebagaimana Jacobs et al (2012: 76 – 77) mengemukakan tiga macam kegiatan dalam perencanaan sesi kelompok yang efektif yaitu: pertama: pertimbangan tahapan kelompok; ke-dua: rencana format untuk sesi; dan Ke-tiga: antisipasi masalah.

Pertimbangan Tahapan kelompok (Consider the Stage of the Group)

Salah satu hal pertama yang perlu dipertimbangkan ketika merencanakan sebuah sesi ialah apakah sesi pertama, sesi kedua, sesi pertengahan atau sesi penutupan. Merencakana sesi pertama sangat berbeda denga perencanaan sesi pertengahan atau sesi penutupan, selama sesi pertama ada sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh seorang pemimpin yaitu, mempersilahkan anggota memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan dari kelompok, pengaturan nada atau ucapan positif untuk kelompok, membantu anggota mendapatkan lebih dari apa yang diharapkan dalam kegelisahannya, membuat suatu pedoman atau aturan dalam kelompok hal ini penting bagi sebagian kelompok jika hal tersebut diperlukan maka, pembicaraan pedoman tersebut harus ditempatkan ditengah-tengah sesi pertama dan bukan diawal. Selama sesi penutupan pemimpin harus dapat memastikan para anggota mengatakan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk mengakhiri kelompok.
 
Pertimbangan lainnya adalah untuk berapa banyak sesi kelompok akan bertemu.
Rencana formasi untuk sesi (Plan the Format for the Session) Ketika merencanakan sebuah sesi seorang pemimpin akan mempertimbangkan formasi untuk sesi tersebut, beberapa kelompok berjalan dengan baik dengan formasi yang sama di setiap minggunya seperti contoh, formasi laporan kemajuan, formasi latihan, formasi diskusi, formasi latihan perilaku yang baru, dan formasi menutup komentar, kendatipun demikian variasi formasi juga memberikan keuntungan tersendiri, formasi tersebut meliputi formasi latihan dan formasi diskusi selanjutnya sesi berikutnya mungkin meliputi aktivitas tulis menulis, saling berbagi pengalaman pribadi, dilanjut dengan praktik permainan peran ( role-playing) sesi lainnya mungkin terdiri dari cuplikan film pendek yang mendukung. Melakukan hal-hal yang berbeda akan membuat anggota tertarik dan mengundang rasa penasarannya. Hal penting lainnya adalah seorang pemimpin harus dapat mempertimbangkan apakah formasi tersebut mendatangkan kenyamanan dan ketertarikan anggota atau justru membuat rasa bosan.

Sebauh cara yang umum dilakukan adalah dengan menggunakan latihan, namun pemimpin harus dapat memastikan bahwa latihan tersebut tidak diberikan dengan terlalu banyak, yang lebih penting adalah seorang pemimpin dapat memberikan cukup waktu untuk anggotanya membahas pikiran, perasaan dan reaksi terhadap latihan tersebut. Selain itu seorang pemimpin harus dapa menemukan tipe-tipe jenis latihan yang menarik anggota, karena beberapa anggota mungkin akan merespon lebih baik terhadap jenis latihan-latihan tertentu.

Antisipasi masalah (Anticipate Problems When Planning)

Seorang pemimpin juga perlu mengantisipasi masalah-masalah yang berpotensi. Seperti contoh. Ketika meminta anggota membacakan sesuatu teks bacaan di sebuah sesi, bagaimana konselor melakukan tindakan untuk anggota yang tidak mau membaca dengan dalih dan alasan tertentu bahkan kemahirannya dalam bernegosiasi dengan pemimpin; memiliki rencana cadangan jika terdapat anggota yang tidak hadir, rencana cadangan disini sangat penting dimiliki oleh seorang pemimpin yang bertolak pada kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada sebuah sesi tertentu. Dengan persiapan rencana antisipasi yang dimiliki oleh konselor merupakan nilai tambah keefektifan jalannya proses koseling kelompok itu sendiri.

Rangkuman

Pembahasan dalam bab ini dapat disimpulkan perencanaan terdiri atas dua bagian yaitu Pra-perencanaan dan sesi perencanaan; pra-perencanaan meliputi jenis kelompok; saat-saat pertemuan; lama pertemuan; siapa yang harus menjadi anggota; screening atau penyaringan anggota merupakan hal yang sangat penting, hal tersebut dapat dilakukan dengan cara seperti wawancara pribadi, bentuk-bentuk tertulis, atau rujukan dari orang lain.

Seorang pemimpin harus merencanakan fase awal, tengah dan akhir dari setiap sesi tertentu, perencanaan tidak hanya mencakup kegiatan dan topik, namun waktu yang dikhususkan untuk masing-masingnya merupakan hal yang penting karena ada banyak hal yang berbeda untuk dipertimbangkan ketika merencanakan setiap fase dari setiap sesi, kesalahan umum mengenai perencanaan seperti contoh tidak adanya perencanaan yang konstruktif, perencanaan terlalu banyak, tidak mempertimbangkan bagaimana waktu yang di alokasikan, perencanaan terlalu banyak latihan dan tidak fleksibel.

Sebuah rencana untuk melakukan kegiatan konseling kelompok menjadi hal yang sangat penting, kendatipun demikian pemimpin yang efektif tidak pernah menjadi budak rencana, jika ditemukan topik baru yang sangat jelas berharga bagi anggota muncul ketika sesi berlangsung maka pemimpin harus mengubah rencana tersebut sebaliknya jika sebuah rencana yang disusun tidak bekerja dengan baik maka pemimpin harus meninggalkannya dan menggunakan rencana cadangan, pemimpin yang efektif mempunyai inisiatif dan dapat menyesuaikan rencana selama sesi berlangsung. Jacobs et.al (2012: 89)

References

Berg, R., Landreth, G, L., & Fall, K, A., (2006) “group counseling concepts and procedures. Fourth edition New York: Brunner-Routledge
Brown, N.W (1994) “ group counseling for elementary and middle school children”. Connecticut London: Praeger
Corey, G. (2012) “Theory & Practice of Group Counseling”. Eighth Edition. Canada: Cengage Learning
Jacobs, ED.E., Masson, R., Harvill, R., Schimmel, C, J. (2009) “ group counseling strategi and skiils”. Canada: Linda Schreiber-Ganster.
Share this article :
 

1 komentar :

  1. A1E114032 - Pertanyaan mengenai pendekatan yang akan digunakan. Karena telah diadakan review materi, saya ingin bertanya pak. Apakah pemimpin kelompok harus mempersiapkan/memilih pendekatan yg akan digunakan terlebih dahulu sebelum melaksanakan proses konseling kelompok, mengingat teknik dari tiap pendekatan yang berbeda-beda. Terimakasih.

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger