Pertemuan IV Mazhab filsafat

A. Mazhab Filsafat

Banyak aliran dalam filsafat yang patut kita ketahui, diantaranya mazbab berikut:

1. Fisafat ldealisme

Plato seorang filsafat idealisme klasik (Yunani Purba) berpendapat, bahwa realitas terakhir adalah dunia cita. Dunia cita merupakan dunia mutlak, tidak berubah, dan asli serta abadi, ada pada jiwa manusia. Sehoupenhour menyatakan babwa "dunia adalah ide saya". Menurut Hegel dunia adalah roh, yang mengungkapkan diri dalam alam, dengan maksud agar roh tersebut sadar akan diri sendiri. Hakekat roh dapat berupa ide atau pikiran. (Cecep Sumatna , 2004 : 97).

Lebih lanjut dikatakan bahwa idealisme adalah faham aliran filsafat yang berusaha memahami materi atau tatanan kejadian-kejadian yang terdapat dalam ruang dan waktu sampai kepada hakekatnya yang terdalam, sesungguhnya realitas itu bukan pada yang tampak, tetapi justru berada dibalik yang tampak (Cecep Sumatna 2008 : 84). Atas dasar pendapat tersebut, jiwa yang dipandang merupakan faktor utama yang menggerakkan semua aktivitas manusia. Karena jasmani tanpa jiwa tidak akan berarti apa-apa dalam kebidupan manusia.

2. Filsafat Materialisme

Filsafat materialisme berpendirian bahwa materi merupakan wujud segala eksistensi. Tokohnya adalah Senkippos dan Democritos yang dilanjutkan oleh Thomas Hubbes (1588- 1679). Berpendapat seluruh realitas adalah materi yang tidak bergantung pada gagasan dan pikiran manusia (Cecep Sumatna, 2008 : 89). Faham ini sangat berbahaya karena pengingkaran terhadap hal yang tidak terwujud, ApalagiKar Marx tokoh yang mematangkan teori materialisme dalam teori-teori sosial.

3. Filsafat Realisme

Aliran realisme memandang bahwa hakikat realitas terdiri dari dunia fisik dan dunia rohani. Paham ini pertama dikembangkan oleh Aristoteles yaitu realisme klasik, kemudian Thomas Aquina dengan konsepnya adalah realisme religius. Aliran ini berpendapat konsep realisme klasik maupun realisme religious menyetujui bahwa dunia materi adalah nyata, dan berada diluar pikiran (ide) yang menganutnya. Realisme klasik berpandangan manusia pada hakekatnya memiliki ciri rasional. Sedangkan realisme religius berpusat pada Tuhan, karena yang menciptakan semesta alam dan isinya tennasuk manusia. Pendapat ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Uyoh Saduloh (2003: 1 05). Menurut realisme religius, karena keteraturan keharmonisan alam semesta sebagai ciptaan Tuhan. Maka manusia harus mempelajari alam sebagai ciptaan Tuhan. Atas dasar pendapat tersebut alam harus digunakan untuk kepentingan kesejahteraan manusia, oleh karena itu perlu dipelajari dan digunakan serta dilestarikan keberadaannya.

4. Filsafat Pragmatisme

Aliran ini tokohnya Charles Sandre Peirce, William James dan Yah Dewey. Berpangkal dari filsafat empirisme yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami. Pandangan pragmatisme bahwa akal manusia aktif dan selalu ingin tahu melalui penelitian, tidak pasif dan tidak begitu saja menerima informasi, melainkan harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. John Dewey mengatakan bahwa pengalaman merupakan interaksi antara lingkungan dengan organisme biologis. Alam pikiran manusia tidak akan lepas dari dunia yang merupakan bagian dari dunia itu sendiri. Pengetahuan sebagai transaksi antara manusia dengan lingkungannya, dan kebenaran merupakan bagian dari pengetahuan. Lebih lanjut pragmatisme mengajarkan tujuan semua berpikir adalah kemajuan hidup.

5. Filsafat Eksistensialisme

Berbicara tentang filsafat eksistensialisme berasal dari pemikiran Soren Kierkegaard (Denmark 1813 - 1855) inti masalah yang menjadi pemikirannya adalah apa kehidupan manusia dan apa pemecahan yang kongkrit terhadap persoalan makna eksis. (berada) dari manusia (2003-135). Filsfat eksistensialisme memfokuskan diri pada pengalaman-pengalaman individu, eksistensialisme mengundang dan memberi peluang untuk berpikir pada manusia mengenai kehidupan, apa maknanya, benar atau salah.

Karakteristik pandangan filsafat eksistensialisme sbb:
  1. Filsafat eksistensialisme bersifat humanis karena yang dibahas mengenai eksistensi (cara manusia berada), pusat perhatian pada manusia.
  2. Konsep bereksistensi harus diartikan secara dinamis, maksudnya menciptakan dirinya secara aktif, berbuat, menjadi dan merencanakan.
  3. Aliran ini memandang bahwa manusia mahluk terbuka dan belum selesai menuju proses menjadi, serta terikat pada dunia sekitarnya termasuk sesama manusia.
  4. Aliran Eksistensialisme penekanannya pada pengalaman konkrit. Filsafat eksistensialisme dipengarui oleh filsafat fenomenolosis, yaitu pengetahuan manusia tergantung kepada pemahamannya tentang realitas dan tergantung kepada interpretasi manusia terhadap realitas.

6. Filsafat Progresivisme

Tokoh-tokoh Filsafat Pragresivisme a.l. George Extelle, William O. Stanley, Emest Bayley, Sawrence. B Thomas dan Frederick C. Neff. Aliran ini berpendapat
bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar dimasa mendatang. Cara yang dapat dilakukan dengan jalan mempersiapkan generasi muda melalui pembekalan dengan strategi-strategi pemecahan masalah yang memungkinkan mereka mengatasi tantangan-tantangan baru dalam kehidupan dimasa depan.

Aliran ini berpandangan bahwa kehidupan berkembang dalam suatu arah positif.

7. Filsafat Perenialisme

Pandangan aliran Perenialisme bahwa situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian, dan ketidak teraturan terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosiokultural. Oleh karena itu, perlu ada usaha untuk mengamankan ketidak beresan tersebut. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialisme adalah dengan jalan mundur kebelakang dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsip-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kukuh, kuat pada zaman kuno dan abad pertengahan. Peradaban kuno (Yunani Purba) dan abad pertengahan dianggap sebagai dasar budaya bangsa-bangsa didunia dari masa kemasa dari abad ke abad. Pandangan-pandangan Plato, Aris Toteles, Thomas Aquina tokoh-tokohtersebut memiliki kualitas yang dapat dijadikan tuntunan hidup (Uyoh Saduloh2003: 151). Nampaknya di sini masa lalu tidak bisa diabaikan karena ada sejumlah nilai yang patut dipertahankan untuk kehidupan manusia.

References

Hamdi, M. (2011) “ Book Report Filsafat Ilmu”. Bandung. UPI SPs Press
Rakhmat, Cece. (2011) “Membidik Filsafat Ilmu”. Bandung. UPI SPs Press.
Share this article :
 

2 komentar :

  1. Nama : Sinta Nurjulaiha
    Nim : A1A315035
    Prodi: PPKN /2015

    Bapak saya ingin bertanya mengenai materi tentang mahzab filsafat, yang pertanyaanya :
    =>> mengapa mahzab pragmatisme untuk mencapai matrealismenya manusia mengejarnya dengan berbagai cara, tanpa memperdulikan lagi dirinya dan mengapa masyarakat pragmatisme suka menderita penyakit humanisme?

    Trimakasih ...

    BalasHapus
  2. dikararenakan materi merupakan wujud segala eksistensi dan untuk mencapai matrealismenya, manusia mengejarnya dengan berbagai cara tanpa memperdulikan lagi dirinya merupakan anggota dari masyarakat sosialnya. Ia bekerja tanpa mengenal batas waktu sekedar memenuhi kebutuhan materinya, maka dalam struktur masyarakatnya, manusia hidup semakin egois individualis. Dari sini, masyarakat pragmatisme menderita penyakit humanisme

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger