INTRODUCTION TO PERSONALITY THEORY A FRAMEWORK FOR COMPARISON

PENDAHULUAN

Kepribadian merupakan salah satu bagian kajian dari psikologi yang lahir dengan tujuan untuk mengembangkan teori yang menjelaskan fenomena perilaku manusia. Jadi objek kajian dari kepribadian merupakan perilaku manusia. Kajian tentang kepribadian memunculkan berbagai macam pertanyaan yang ingin dijawab  melalui metode yang benar, yang pembahasannya terkait dengan pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana perilaku tersebut.

Berbicara mengenai teori kepribadian maka seorang teoritikus sangat identik memberangkatkan teorinya bertolak dari sudut pandang falsafi tentang hakikat manusia, yang lahir dari pangkalan tangan para tokoh Eropa (Barat) dan Amerika Utara, khususnya Amerika Serikat. Teori – teori yang tumbuh dari budaya barat tersebut dibedakan menjadi tiga aliran besar (Holzman, 1974). Pertama teori –teori yang bertolak dari pengandaian “manusia pada dasarnya dilahirkan jahat” tingkah laku manusia digerakakan oleh daya yang bersifat negatif, maka dibutuhkannya pendampingan menuju kearah positif berupa impersonal dan direktif. Contoh khas teori yang beraliran tersebut ialah psikoanalisis klasik Sigmound Freud. Sejarah Psikologi menyatakan aliran ini disebut dengan Mazhab Pertama. Yang kedua teori-teori yang berangkat dari pengandaian “manusia pada dasarnya dilahirkan netral, tabula rasa atau kertas putih.” Lingkunganlah yang akan menentukan arah perkembangan tingkah laku manusia lewat proses belajar. Contoh khas aliran ini ialah behaviorisme radikal B.F Skinner. Sejarah Psikologi menyatakan aliran ini disebut Mazhab Kedua. Yang ketiga teori-teori yang bertolak dari pengandaian “manusia pada dasarnya dilahirkan baik” contoh khas aliran ini ialah teori humanistic Abraham Maslow dan Carl Rogers selanjutnya aliran ini disebut dengan Mazhab Ketiga. Salah satu teks mengenai aneka ragam teori kepribadian yang cukup populer dipakai sebagai sumber dalam rangka perkuliahan Psikologi Kepribadian yaitu buku yang berjudul “Theories of Personality” karya bersama Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey. Yang diterbitkan dalam beberapa kali edisi terbit yaitu tahun 1957, 1970, 1978 dan 1985. Yang terakhir dengan judul buku “Introduction to theories of personality”  lebih lanjut dikatakan buku yang terakhir merupakan peringkasan dan menyederhanaan dari teks “Theories of Personality” tujuan penerbitan edisi buku tersebut tak lain dan tak bukan ialah benevolent eclecticism yaitu agar pembaca mengenal banyak teori dan memahami masing-masing teori dengan baik. Madi (Supratiknya, 2005). Sebagaimana diketahui, dalam akhir-akhir decade ini sudah mulai bermunculan teori kepribadian dibidang psikologi di Amerika Utara yang disebut dengan teori mini (mini theories). Terlepas dari semua itu sebagaimana Cece Rakhmat, (2011) kegunaan teori dalam ilmu pengetahuan adalah (1). Teori digunakan untuk menerangkan; (2). Teori untuk mengeneralisasi; (3). Teori untuk memprediksi (meramalkan); (4). Teori untuk mengontrol.

B. DEFINISI TEORI KEPRIBADIAN

Teori dapat diartikan sebagai (a) sekumpulan asumsi (dugaan, perkiraan, atau anggapan) yang relevan, dan secara sistematis saling berkaitan; (b) hipotesis atau spekulasi tentang kenyataan yang belum diketahui kebenarannya secara pasti, sebelum diverifikasi kebenarannya (c) sekumpulan asumsi tentang keterkaitan antara peristiwa-peristiwa empiris (fenomena). Sedangkan definisi lainnya menjelaskan bahwa teori sebagai model tentang kenyataan yang membantu kita untuk memahami, menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol tentang kenyataan tersebut.Boeree (Yusuf dan Juntika, 2007) Teori berfungsi untuk: (a) mengarahkan perhatian atau arah penelitian , dalam arti membantu fakta mana yang relevan bagi satu penelitian (b) merangkum pengetahuan dalam bentuk generalisasi, atau prinsip-prinsip, sehingga dapat mempermudah pemahaman tentang fenomena (c) memprediksi atau meramalkan fakta, peristiwa yang akan datang dengan mempelajari kondisi atau fenomena yang berkaitan ( yusuf dan juntika, 2007).

Teori mempunyai ciri ciri (a) jelas, dapat dipahami, (b) komprehensif dapat menjelaskan banyak fenomena yang berkaitan (c) eksplisit, faktanya dapat diuji
atau dites (d) persimoni, dapat menjelaskan data secara sederhana, dan (e) dapat menghasilkan penelitian lanjutan yang berguna. Sedangkan kepribadian merupakan terjemahan dari kata personality. Kata personality berasal dari bahasa latin persona yang artinya topeng yang digunakan aktor dalam pertunjukan, dalam pertunjukan tersebut aktor menyembunyikan kepribadiannya yang asli dan menampilkan diri sesuai dengan kepribadian topeng yang dipakai.

Agar memperoleh pemahaman tentang makna kepribadian perlu dikemukakan pengertian kepribadian menurut para ahli. Pengertian Kepribadian menurut para ahli sebagai berikut:
  1. Woodworth (Yusuf dan Juntika, 2007) mengemukakan bahwa kepribadian merupakan “kualitas total individu”
  2. Dashiell (Yusuf dan Juntika, 2007) mendefinisikan sebagai” gambaran total tentang tingkah laku individu yang terorganisasi”
  3. Lawrence pervin, 1984 mendefinisikan personality sebagai “personality represents those characteristics of the person or of people generally that account for consistent pattern of behavior”. Pengertian tersebut menurut pervin didasarkan pada hakikat manusia yaitu; (a) manusia itu unik dibanding species lain,seperti bisa berbicara, berpikir, manusia lebih lambat dalam hal kematangan/maturity dibanding species lain (b) perilaku manusia bersifat komplek, jadi untuk memahaminya harus memahami kompleksitas tingkah laku manusia, kadang situasi yang sama bisa dipahami berbeda oleh individu yang berbeda, dan perilaku yang sama mungkin dilatarbelakangi hal yang berbeda dari beberapa orang;(c) perilaku tidak bisa dilihat seperti apa yang tampak, (d) manusia tidak selalu menyadari dan bisa mengontrol apa yang menetukan perilakunya,manusia tidak selalu bisa menjelaskan mengapa dia berperilaku yang sebenarnya berlawanan dengan perilakunya.
  4. Derlega dkk, 2005 mendefinisikan kepribadian sebagai “ the system of induring, inner characteristic of individual that contributes to consistency in their thoughts, feelings, and behavior” (kepribadian merupakan sistem yang relatif / stabil mengenai karakter internal individu yang memiliki kontribusi terhadap konsistensi dalam pikiran, perasaan dan tingkah laku). Derlega menjelaskan tiga poin penting yang terkandung dalam pengertian kepribadian yaitu (a) Enduring artinya kepribadian merupakan karakteristik individu berjalan lama, relatif stabil dalam rentang waktu yang lama, untuk menjelaskan kestabilan respon individu, para ahli membedakan antara istilah trait dengan state, kalau state hanya sementara waktu, hanya respon seseorang pada situasi sekarang, sedangkan trait merupakan respon yang relatif stabil dan berjalan lama yang merupakan respon seseorang untuk mereaksi dalam berbagai kondisi. Maksudnya stabil bukan berarti kepribadian tidak bisa berubah, namun perubahan kepribadian biasanya nampak secara berangsur-angsur dalam rentang waktu yang lama (b) kepribadian Inner atau intrapersonal. Ada dua faktor yang mempengaruhi bagaimana seseorang berfikir, merasa dan berperilaku yaitu yang pertama yang ada di luar individu, sedangkan faktor kedua adalah faktor dari dalam berupa atribut dan proses yang terjadi di dalam individu, jadi perilaku merupakan kombinasi dari 2 fungsi yakni diri dan lingkungan, dalam hal ini ahli psikologi kepribadian berpendapat bahwa faktor intrapersonal memiliki peran yang lebih dalam pembentukan perilaku, mereka lebih fokus dalam memperlajari karakteristik dan proses interpersonal. (c) kepribadian menyangkut konsistensi dalam perilaku.
  5. Sedangkan Allport ( Yusuf dan Juntika, 2007) mendefinisikan kepribadian sebagai “ dynamic organization within the individual of those psychophysical systems that determine his unique adjustment to his environment” (kepribadian merupakan organisasi yang dinamis dalam diri individu tentang sistem psikofisik yang menentukan penyesuaiannya yang unik terhadap lingkungannya). Pengertian menurut Allport bisa dijelaskan bahwa kepribadian berarti : (a) dynamic artinya kepribadian dari waktu ke waktu, situasi ke situasi merujuk pada perubahan kualitas perilaku (b) Organization artinya kepribadian merupakan keterkaitan antara struktur kepribadian yang independen yang saling berhubungan dan saling berinterrelasi (c) kepribadian terdiri atas kebiasaan, sikap, emosi, sentimen, motif, keyakinan, yang kesemuanya merupakan aspek psikis, juga mempunyai dasar fisik dalam individu seperti syaraf, kelenjar, atau tubuh individu secara keseluruhan. (d) determine menunjukkan peran motivasional yang mendasari kegiatan yang khas, dan mempengaruhi bentuk-bentuknya. (e) unik, merujuk pada keunikan atau keragaman tingkah laku individu sebagai ekspresi dari pola sistem psikofisiknya.
Teori kepribadian menurut syamsu dan Juntika, (2007) merupakan seperangkat asumsi tentang kualitas tingkah laku manusia beserta definisi empirisnya. Sedangkan menurut Pervin, (1980) Teori kepribadian merupakan upaya untuk menjawab pertanyaan“

What, how dan why”

What = terkait dengan “apa karakteristik seseorang” dan bagaimana karakteristik tersebut diorganisasikan dalam hubungannya dengan orang lain, seperti
pertanyaan apakah dia jujur, apakah dia memiliki kebutuhan berprestasi yang tinggi?dst.
How = terkait dengan faktor yang memengaruhi kepribadian, seperti pertanyaan bagaimana faktor genetis dan faktor lingkungan berinteraksi dalam membentuk tingkah laku seseorang dst.
Why = merujuk pada alasan mengapa seseorang berperilaku, berkaitan dengan faktor motivasi yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Seperti pertanyaan mengapa siswa mengerjakan tugas dari gurunya dengan baik? dst

C. SUMBER TEORI KEPRIBADIAN

Sumber pertama teori kepribadian banyak bersumber dari observasi dan introspeksi mendalam dari para pemikir. Sebagai contoh Freud menghabiskan banyak waktu menganalisis mimpinya sendiri, dan menganalisis kekuatan dorongan seksual yang kemudian ia mengembangkan ide tersebut menjadi teori komprehensif mengenai jiwa manusia. Cara seperti ini dinamakan dengan pendekatan deduktif terhadap kepribadian, dimana kesimpulan dihasilkan secara logis dari premis dan asumsi-asumsi. Dalam deduksi kita menggunakan pengetahuan kita mengenai hukum atau prinsip dasar psikologi untuk dapat memahami tiap-tiap orang. Sumber kedua, teori kepribadian bersumber dari penelitian empiris dan sistematis. Dinamakan dengan pendekatan induktif, pendekatan ini bekerja dari data menuju terbentuknya teori baru. Sumber ketiga adalah analogi yang didapatkan dari konsep disiplin ilmu lain yang terkait. Contohnya, banyaknya kemajuan yang diperoleh melalaui pemahaman tentang struktur dan fungsi otak melalui medan magnet dan pencitra Computerized Tomoghraphy yang lebih lanjut dapat membantu dalam memunculkan cara-cara baru dalam menelusuri struktur psikologis dari otak. (friedman dan miriam, 2006).

D. TEORI KEPRIBADIAN DAN FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEBERAGAMANNYA

Sampai saat ini terdapat banyak sekali teori kepribadian. Setiap teori menjelaskan dengan bangunan teorinya tentang aspek kepribadian, beberapa teori merupakan teori grand seperti teori psikoanalisis dan teori self efikasi dan dianggap beberapa kalangan sebagai teori yang komprehensif.

Secara garis besar teori personality secara mayoritas ada 5 perspektif (Derlega, 2005)

Perspektif Psikodinamika

Teori ini Menekankan bahwa proses bawah sadarlah yang membangun kepribadian, pentingnya dorongan seksual, sedangkan hal yang paling menentukan dalam perilaku adalah pengalaman kanak-kanak, konflik bawah sadar. Teori utama meliputi: Id, ego, Super ego, represi, fiksasi, odipus complex. Tokoh pembangun teori : freud, jung, Adler, Horney.

Perspektif Belajar

Teori ini menekankan pada proses bagaimana kepribadian dipelajari, hal yang paling menentukan dalam membentuk perilaku adalah proses pengkondisian, teori utama meliputi: stimulus-respon, reinforcemen, pengkondisian klasikal, pengkondisian operant. Tokoh utama adalah: Watson, thorndike, hull, skinner.

Perpekstif Humanis

Teori ini menekankan pada perubahan alami dalam pertumbuhan psikologis, factor penentu dalam pembentuk perilaku adalah tendensi dalam aktualisasi, teori utama meliputi fenomenologi, Penghargaan positif yang tulus, aktualisasi diri, sedangkan tokohnya adalah Roger, maslow

Perspektif Kognitif

Teori ini menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi tentang dirinya dan dunianya, factor penentu dalam membentuk perilaku adalah Proses kognitif, teori utama meliputi Skema, atribusi, tujuan, self regulasi, sedangkan tokoh utama adalah Kelly, rotter, bandura, Mischel

Perspektif Biologi

Teori ini menekankan pada anatomi dan fisiologi dari sistem nervous, termasuk pengaruh genetik dan evolusi, sedangkan factor penentu dalam pembentuk perilaku adalah aktivitas otak, aktivitas lain dalam sistem nervous, teori utama berkaitan dengan neurotransmiter, tokoh utama meliputi Eysenc, plomin, D Buss.

Teori di atas berbeda asumsi dalam hal hal utama pembentuk kepribadian dan tingkah laku, seperti dijelaskan di atas perbedaan masing masing teori karena asumsi tentang manusia. Memang perkembangan teori kepribadian tidak terlepas dari pribadi pembangun teori tersebut, pengalaman hidupnya, dan suasana hidup dimana dia berada.

Stefflre (Yusuf dan juntika, 2007) mengemukakan beberapa faktor yang memengaruhi keragaman teori kepribadian, yaitu sebagai berikut:
  1. Personal, teori merupakan refleksi dari pribadi dalam pembangun teori
  2. Sosiologis, tempat corak kehidupan sosial budaya tempat pembangun teori itu hidup.
  3. Filsafat, cara pandang yang dianut oleh pembangun teori tentang suatu fenomena kehidupan.
  4. Agama, keyakinan yang dianut oleh pembangun teori.

E. SEJARAH TEORI KEPRIBADIAN

Teater dan Presentasi Diri

Awal dari teori kepribadian dapat ditelusuri melalui teater. Theophrastus, murid aristoteles adalah salah satu pencipta pertama sketsa karakter yang mendeskripsikan mengenai tipe orang pada umumnya, seperti seorang yang rapi, pemalas, atau kasar. Sedangkan orang Romawi kuno menggunakan topeng dalam teater untuk menekankan bahwa mereka sedang memainkan karakter yang berbeda dengan diri merka sendiri, ini menandakan adanya kekaguman terhadap hakikat  sebenarnya. (friedman dan miriam, 2006).

 Agama

Fokus Agama Yahudi, kristen, Islam, mempercayai bahwa manusia diciptakan menurut citra Tuhan, dan bertujuan untuk berjuang demi kebaikan, dan melawan yang jahat, dalam tradisi ini sikap dasar manusia pada hakikatnya adalah spiritual. Sedangkan agama timur berfokus pada kesadaran diri, dan pemenuhan spiritual, perhatian juga banyak diarahkan pada meditasi dan perubahan tingkat kesadaran (kesurupan), fokus ini memainkan peranan penting dalam aspek-aspek tertentu dalam teori kepribadian modern seperti teori abraham maslow. (friedman dan miriam, 2006)

 Evolusi Biologis

Pengaruh terhadap tori kepribadian yang paling jelas adalah perkembangan biologi selama abad 19, mengapa hewan seperti harimau bersifat agresif dan penyendiri sementara binatang lain seperti simpanse bersifat sosial dan kooperatif. Adanya kemunculan teori Evolusi Darwin menjelaskan bahwa karakter individu yang berevolusi adalah karakter yang memungkinkan individu tersebut meneruskan keturunan. Contoh, dorongan seks memiliki nilai adaptif, sehingga ditarik kesimpulan individu yang tidak memiliki dorongan seks kemungkinan akan tidak dapat melanjutkan keturunan.

Pengetesan

Banyak tes yang dibuat untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang, ketika Amerika menghadapi perang dunia I, mereka mempunyai banyak sekali pekerjaan sehingga mereka berpikir akan melakukannya lebih baik jika mereka mengukur orang sama dengan mengukur mesin. Banyak penelitian tentang kepribadian dilakukan guna menghadapi pertempuran atau pertahanan Nasional Amerika. Pendekatan ini membawa perspektif yang berbeda terhadap studi mengenai perbedaan individu.

Teori Modern

Teori modern secara formal lahir pada tahun 1930an . bentuk teori tersebut banyak dipengaruhi oleh karya tiga orang; gordon Allport, kurt Lewin dan henry Murray, Alport menolak ide untuk memecah kepribadian dalam komponen dasar (seperti sensasi dan dorongan dari dalam diri) dan lebih melihat sistem yang mendasari keunikan setiap individu. Lewin memberi perhatian teori kepribadian pada kondisi sesaat individu dan struktur situasi psikologisnya, dengan kata lain Lewin menekankan ada kekuatan yang memengaruhi orang dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi. Sedangkan Murray merupakan personologist yang mengintegrasikan isu-isu klinis dengan isu-isu teoretis, dia menggunakan pendekatan yang luas dalam kepribadian dan mendefinisikan sebagai cabang dari psikologi yang mempelajari kehidupan manusia dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya, serta menyelidiki perbedaan individu.

Pola Kepribadian

Menurut Hurlock (Yusuf dan Juntika, 2007) menjelaskan bahwa pola kepribadian merupakan suatu penyatuan struktur yang multidimensi yang terdiri dari konsep
diri sebagai pusat gravitasi kepribadian dan traits sebagai struktur yang mengintegrasikan kecenderungan pola-pola tersebut.

Konsep Diri

Konsep diri dapat diartikan sebagai ; (a) persepsi, keyakinan, perasaan atau sikap seseorang tentang dirinya. (b) kualitas pensifatan individu tentang dirinya dan suatu sistem pemaknaan individu dan pandangan orang lain tentang dirinya. Konsep diri memiliki 3 komponen yaitu (a) perceptual atau physical self concept diartikan sebagai citra seseorang tentang kemenarikan dirinya. (kemenarikan tubuhnya) seperti kecantikan tubuh. (b) conceptual atau psychological self concept, konsep seseorang tentang kemampuan (keunggulan) dan ketidakmampuan (kelemahan) dirinya, dan masa depannya, serta meliputi juga kualitas penyesuaian hidupnya; kejujuran, percaya diri, (c) Attitudinal, yang menyangkut perasaan seseorang tentang dirinya, sikapnya terhadap keberadaan dirinya sekarang dan masa depannya, sikapnya terhadap keberhargaan, kebanggan dan keterhinaannya. Apabila seseorang sudah masuk masa dewasa, komponen ketiga ini juga terkait dengan aspek-aspek keyakinan, nilai-nilai, idealitas, aspirasi, dan komitmen terhadap filsafat hidupnya. Dilihat dari jenisnya, self concept ini terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:

The basic self concept

diartikan sebagai real self yakni konsep seseorang terhadap dirinya yang meliputi persepsi seseorang tentang penampilan dirinya, kemampuan dan ketidakmampuannya, peranan dan status dalam kehidupannya, dan nilai-nilai, keyakinan serta aspirasinya.

The transitory self concept

The transitory self concept
artinya kadang seseorang memiliki self concept yang kadang-kadang dipegangnya, tapi pada waktu lain dilepaskannya. Konsep diri ini mungkin
menyenangkan mungkin juga tidak menyenangkan. Kondisinya sangat situasional, kadang dipengaruhi oleh perasaannya, atau pengalaman yang telah lalu.

The social self concept

Jenis ini berkembang berdasarkan cara individu mempercayai orang lain yang mempersepsi dirinya baik melalui perkataan maupun tindakan perkembangan konsep diri ini dipengaruhi oleh kelompok sosial tempat dia hidup.

The ideal self concept

Merupakan konsep tentang apa yang diinginkan seseorang terhadap dirinya, atau keyakinan tentang apa yang seharusnya mengenai dirinya.

Traits

Dapat diartikan sebagai aspek atau dimensi kepribadian yang terkait dengan karakteristik respon atau reaksi seseorang yang relatif konsisten dalam rangka menyesuaikan dirinya secara khas. Diartikan juga sebagai kecenderungan yang dipelajari untuk mereaksi rangsangan dari lingkungan. Traits memiliki tiga karakteristik (a) unik, kekhasan dalam berperilaku, (b) kemungkinan ada yang disenangi dan ada yang tidak disenangi karena trait berhubungan dengan keharmonisan, kepuasan, atau sebaliknya. (c) consistency artinya seseorang itu diharapkan dapat berperilaku atau bertindak secara ajek/ tidak berubah. Faktor yang memengaruhi traits terdiri dari faktor hereditas dan faktor belajar. Faktor yang paling memengaruhinya adalah (a) pola asuh orang tua, dan (b) imitasi terhadap idola

F. KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN

Kata kunci dari kepribadian adalah adjustmen. Menurut alexander (syamsu dan juntika, 2007) penyesuaian dapat diartikan sebagai suatu respon individu, baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, tegangan emosional, frustrasi dan konflik dan memelihara keharmonisan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Hurlock (Syamsu dan Juntika, 2007) mengemukakan bahwa karakteristik penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang sehat ditandai dengan:
  • Mampu menilai diri secara realistis artinya mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri apa adanya.
  • Mampu menilai situasi secara realistis. artinya mampu menghadapi situasi yang dialami secara realsistis dan mau menerima secara wajar, serta tidak bersifat perfeksionis.
  • Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistis, terhadap prestasi yang diperoleh seseorang tidak sombong, sedangkan bila gagal tidak mengalami frustrasi yang berlebihan namun malah bisa bersikap penuh harapan.
  • Menerima tanggung jawab, mempunyai keyakinan dan mempunyai semangat untuk bisa menjalankan tugas dan mengatasi masalah dengan baik.
  • Kemandirian
  • Dapat mengontrol emosi
  • Berorientasi tujuan
  • Berorientasi keluar
  • Penerimaan sosial
  • Memiliki filsafat hidup
  • Kebahagiaan

Sedangkan kepribadian yang kurang sehat ditandai dengan karakteristik:

  • Mudah marah
  • Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
  • Sering merasa tertekan
  • Bersikap kejam atau suka mengganggu orang yang lebih muda dan mengganggu hewan.
  • Tidak mampu menghindari perilaku yang menyimpang
  • Terbiasa berbohong
  • Hiperaktif
  • Memusuhi semua bentuk otoritas.
  • Senang mengkritik atau mencemooh orang lain.
  • Sulit tidur
  • Kurang bertanggung jawab
  • Sering pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan bersifat organis)
  • Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama
  • Bersikap premis dalam menghadapi kehidupan
  • Kurang bergairah dalam menghadapi kehidupan

Faktor yang Memengaruhi kepribadian

Ada dua faktor utama yang memengaruhi kepribadian seseorang, yaitu hereditas (genetika) dan lingkungan (environment).

Faktor Hereditas (genetika)

Dalam hal ini dijelaskan bahwa seorang pribadi terbentuk dari kromosom orang tua yang didalamnya terdapat gen yang membawa sifat-sifat fisik dan psikis seseorang yang menentukan potensi hereditasnya. Hal itu secara tidak langsung akan membentuk kepribadian seseorang. Pengaruh langsung gen terhadap kepribadian seseorang meliputi; kualitas system syaraf, keseimbangan biokimia tubuh, dan truktur tubuh. Sedangkan pengaruh tidak langsung hereditas terhadap kepribadian adalah: Sebagai sumber bahan mentah kepribadian yaitu : Fisik, hal ini meliputi susunan alat-alat perlengkapan badan yang bercirikan individual, daya tahan tubuh, juga habitus individu atau diartikan sebagai bentuk badan yang khas pada setiap manusia (Winkel,2010:215), 2). Intelegensi, diartikan sebagai kemampuan untuk mencapai sebuah prestasi yang didalamnya berpikir memegang peranan (winkel,2010:216) dan 3). Temperamen, diartikan sebagai sifat umum alam perasaan seseorang (winkel, 2010:215).

Hal di atas berkaitan erat dari bagaimana seorang individu mau menerima dengan tulus dan mampu menghargai segala yang ada dalam dirinya, baik secara fisik, intelegensi maupun psikis. Ada individu yang secara fisik gemuk atau kurus, atau berkulit gelap atau cerah dst, ada individu yang cenderung tertutup dan mudah pesimis, ada yang terbuka, ceria dan selalu gembira, dst. Ketika seorang individu mengalami ketidaknyamanan terhadap dirinya, maka itu akan menghambat dirinya untuk mengembangkan diri secara lebih optimal, sedangkan individu yang mampu mengembangkan secara baik dengan apa adanya, itulah keunikan sebagai pribadi yang berkualitas. Pada intinya faktor hereditas ini dapat memengaruhi konsep diri seseorang sebagai keunikannya, sehingga antara satu individu dengan individu lainnya akan berbeda dan tidak ada yang memiliki kepribadian yang sama persis dengan yang lainnya bahkan kembar sekalipun. Oleh karena itu, Pervin (Yusuf dan juntika, 2007) menguraikan penelitian-penelitian yang berkaitan dengan pengaruh hereditas terhadap kepribadian seseorang:

Penelitian dengan metode sejarah (riwayat) keluarga, yang dilakukan oleh Galton (1870), yaitu dengan meneliti kegeniusan seseorang berkaitan dengan sejarah keturunan dalam keluarga. Dalam hal ini Galton melakukan penelitian terhadap keluarga (keturunan) Kallikak. Namun hasil penelitian ini dipandang relative kecil sumbangsihnya terhadap pemahaman mengenai pengaruh hereditas terhadap kepribadian seseorang, apalagi di jaman seperti sekarang ini yang begitu maju secara teknologi. Penelitian dengan metode selektivitas keturunan, yang dilakukan oleh Tryon (1940), dan metode yang dilakukan hampir sama dengan yang dilakukan Galton, namun dalam penelitian ini Tryon menggunakan tikus sebagai objek penelitiannya.

Penelitian terhadap anak kembar, dilakukan oleh Newman, Freeman dan Halzinger (1937), dan hasilnya menunjukkan bahwa kembar identik yang dipelihara secara terpisah memiliki kesamaan dalam hal tinggi dan berat badan serta kecerdasannya. Demikian juga kembar identik yang dipelihara bersama-sama, lebih memiliki banyak kesamaan daripada kembar “fraternal”. Penelitian tentang keragaman postur tubuh, hal ini didasarkan pada asumsi bahwa karakteristik fisik berhubungan dengan kepribadian seseorang. (1). Kretschmer mengklasifikasikan postur tubuh individu pada tiga tipe utama dan satu tipe campuran yaitu : a. piknis (stenis) : pendek, gemuk, perut besar, dada dan bahu bulat; b. asthenis (leptosome) : tinggi dan ramping, perut kecil dan bahu sempit; c. atletis : postur tubuh harmonis (tegap, bahu lebar, perut kuat, dan otot kuat); dan d. displastis : penyimpangan dari 3 bentuk di atas. (2). Sheldon, mengklasifikasikan tipe temperamen seseorang dikaitkan dengan tipe postur tubuh yaitu sebagai berikut : a. Endomorp/ piknis (pendek, gemuk) à viscerotonia àtenang, pandai bergaul, senang bercinta, gemar makan dan tidur nyenyak; b. mesomorp/ atletis (tubuh harmonis) à somatotonia à aktif, asertif, kompetitif, teguh dan agresif; c. ectomorp/ asthenis (tinggi, kurus) à cerebrotonia à introvert, menahan diri, peragu, kurang berani bergaul dengan orang banyak, kurang berani bicara di depan banyak orang. (3). Galenus, mengklasifikasikan tipe temperamen lainnya yaitu:

(a). Sanguinis, sifat dasarnya adalah periang, optimistis dan percaya diri. Sifat perasaannya antara lain mudah menyesuaikan diri, tidak stabil, baik hati, tidak serius, kurang dapat dipercaya karena kurang konsekuen. Lebih lanjut dikatakan orang sanguinis cocok untuk menjadi seorang salesman, guru, actor, bahkan menjadi pemimpin.

(b). Melankolis, sifat dasarnya adalah pemurung, sedih, pesimistis. Sifat perasaannya antara lain tertekan dengan masa lalu, sulit menyesuaikan diri, berhati-hati, konsekuen dan bisa menepati janji, perfeksionis, emosi yang sensitive, rela berkorban dan analitis. Lebih lanjut dikatakan orang melankolis cocok menjadi seniman, musikus, penemu, ahli filsafat pendidik;

(c). Koleris, sifat dasarnya adalah selalu merasa kurang puas, bereaksi negative dan agresif. Sifat lainnya antara lain emosional, membuat provokasi, sulit mengalah, tidak sabar, kurang memiliki rasa humor, banyak inisiatif, penuh semangat, bertindak cepat, praktis dan berkemauan keras dan tidak toleran. Orang koleris cocok menjadi pencetus gagasan, produser, atau mungkin dictator bahkan penjahat, tergantung pada kecerdasan moral yang dimiliki.

(d). Plegmatis, sifat dasarnya adalah pendiam, tenang, netral, stabil. Sifat lainnya adalah merasa cukup puas, tidak peduli, tidak mudah terharu,pasif, tidak memiliki banyak minta, lamban, hemat, tertib. Orang plegmatis cocok menjadi diplomat, akuntan, guru, ahli ilmu, dan juga pemimpin. Setiap individu memiliki semua tipe temperamen tersebut di atas, namun setiap individu hanya memiliki kecenderungan di salah satu tipe tersebut, misalnya seorang individu memiliki kecenderungan temperamen melankolis (60%), dan sisanya adalah tipe yang lainnya.

Faktor Lingkungan (environment)

Keluarga

Keluarga dipandang sebagai penentu utama pembentukan kepribadian seseorang, karena : 1). Keluarga adalah kelompok sosial pertama bagi seorang anak, yang akan menjadi pusat identifikasi anak, 2). Anak banyak menghabiskan waktu di lingkungan keluarga, 3). Anggota keluarga adalah “significant people” bagi pembentukan kepribadian anak, 4) keluarga juga sebagai lembaga yang “selayaknya” memenuhi kebutuhan manusiawinya.

Menurut penelitian yang dilakukan Baldwin dkk (1945) tentang pengaruh pola asuh orang tua terhadap kepribadian anak, ditemukan bahwa pola asuh orang tua itu ada yang demokratis dan authoritarian. Orang tua demokratis ditandai dengan perilaku : Menciptakan iklim kebebasan, respek terhadap anak, objektif, dan mengambil keputusan secara rasional. Seorang anak yang berkembang dalam lingkungan keluarga yang demokratis cenderung akan lebih aktif, lebih bersikap sosial, percaya diri, outentik, lebih memiliki keinginan di bidang intelektual, dan lebih konstruktif dibandingkan anak yang berkembang di lingkungan keluarga authoritarian. Sedangkan orang tua autoritarian, ditandai dengan perilaku sewenang-wenang dan diktatorial dalam mengasuh anak.

Kebudayaan

Kebudayaan juga memengaruhi perkembangan kepribadian individu, secara sadar atau tidak, kebudayaan sekitar memengaruhi kepribadian. Pola yang terjadi hampir sama dengan keluarga hanya saja ini sudah melibatkan orang lain diluar keluarga pokok dan juga meninjau adat istiadat setempat, norma aturan budaya, kebiasaan dan sebagainya. Seperti contoh : di Manado, orang makan dengan kaki diangkat ke atas kursi adalah sopan, namun sangat tidak sopan bagi orang jawa. Seseorang harus mau dan mampu belajar membuka diri untuk mempelajari semua itu sehingga tidak merasa terbeban ketika harus tinggal dilingkungan yang berbeda dengan lingkungan tinggal sebelumnya, yang akan berpengaruh bagi kepribadiannya.

Sekolah

Iklim emosional kelas: adalah sikap guru terhadap siswanya, guru bersikap otoriter dan tidak bisa menghargai siswa maka, memungkinkan siswa akan menjadi tegang, mudah marah, malas belajar dan mungkin saja melakukan sesuatu yang mengganggu ketertiban umum. Namun bila guru bersika ramah, terbuka dan respek terhadap setiap siswanya, maka siswa pun akan merasa nyaman di sekolah, bahagia, mau belajar, termotivasi dan mau menaati peraturan.

Sikap dan perilaku guru: yang tercermin dalam hubungannya dengan siswa yang dipengaruhi oleh factor berikut : sterotype budaya terhadap guru, sikap guru terhadap siswa, metode mengajar, penegakan disiplin dalam kelas, penyesuaian pribadi guru. Sikap dan perilaku guru secara langsung mempengaruhi konsep diri siswa, seperti pepatah jawa bahwa GURU adalah orang yang di GUgu(disegani, panutan) dan ditiRU (contoh), sebagai contoh seorang guru melarang muridnya (SMA) merokok, sementara guru tersebut perokok berat bahkan merokok di sekolah.

Disiplin atau tata tertib sekolah: ditujukan untuk membentuk sikap dan tingkah laku siswa untuk menjadi lebih disiplin. Disiplin otoriter cenderung mengembangkan sifat pribadi yang tegang; cemas; antagonistic, sehingga siswa memiliki kedisiplinan bukan karena kesadaran dirinya sendiri namun karena ketakutan akan hukuman. Disiplin yang permisif cenderung mengembangkan sifat pribadi yang kurang bertanggungjawab, kurang menghargai otoritas dan egosentris. Disiplin yang demokratis cenderung mengembangkan perasaan bahagia, tenang, berharga dan sikap bekerja sama. Prestasi belajar, dapat memengaruhi kepribadian yang memiliki harga diri, sikap percaya diri atau sebaliknya.

Penerimaan teman sebaya: Siswa yang diterima secara positif oleh teman-temannya, cenderung akan menjadi pribadi yang mampu lebih menghargai diri dan percaya diri, karena merasa dirinya berharga. Perubahan Kepribadian: walaupun kepribadian relative konstan, namun seringkali ditemukan perubahan
kepribadian yang disebabkan oleh:
  • Faktor Fisik seperti gangguan otak, kurang gizi, mengkonsumsi obat-obat terlarang, minuman keras, dan gangguan karena sakit atau kecelakaan.
  • Factor lingkungan seperti krisis politik, ekonomi, dan keamanan yang menyebabkan terjadinya masalah pribadi, dan masalah social.
  • Factor diri sendiri seperti frustasi yang berekepanjangan, imitasi pada orang yang berkepribadian menyimpang.

KAJIAN LANJUT

Hall, Calvin S., & G. Lindzey, (1957). Theories of Personality. New York :John willy & Sons.
___________, (1985). Introduction to Theories of Personality. Canada: John Wiley & Sons, Inc. Third Edition.
___________, (1993). Teori-teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta: Kanisius.
___________, (1993). Theories of personality. (4th ed). New York: John Wiley & amp Sons.
Boeree, C. George. (2009). Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie.
Feist, Jess & Feist J. Gregory (2006). Theories of Personality. New York: Pustaka Belajar: Penerjemah: Yudi Santoso.
Fey-Rohn, Liliane. (1974) From Freud to Jung, New York: Putnam.
Hall, Calvin S. & Lindzey, Gardner. (1985). Introduction to Theorities of Personality. New York: John Wiley & Sons.
Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger