BAGIAN KELOMPOK 3 BIMBINGAN DAN KONSELING KARIER

TIPE-TIPE LATIHAN UNTUK KONSELING KARIER


Tipe-tipe latihan yang diberikan kepada konseli merupakan salah satu bentuk merekonstruksi permasalahan yang urgent pada konseli, latihan diberikan disela-sela pertemuan konseling karier, dengan kata lain konselor memberikan bentuk-bentuk latihan kepada konseli yang disesuaikan dengan analisis orientasi dan tujuan latihan itu sendiri yang dilakukan konseli diluar pertemuan konseling karier.
Situasi tanggapan konseli dalam prosesi latihan yang diberikan konselor, apapun jawaban konseli, seperti apa jawabannya, bagaimana bentuk responnya, bahkan ditanggapi atapun tidak dengan berbagai bentuk alasan, merupakan nilai tambah bagi konselor dalam menemukan isi aktual permasalahan konseli yang direpresentasikan oleh konseli itu sendiri yang nantinya menjadi kunci penting dalam menjalani konseling. Sebagaimana visualisasi berikut

Hasil latihan yang diserahkan Paul terdiri atas enam lembar pekerjaan yang sangat rapi dan terperinci, dimasukkan kedalam folder yang juga sangat rapi, dari respon tersebut maka, salah satu permasalahan karier paul adalah perfeksionismenya yang muncul dari kebutuhan untuk diakui.

Lebih lanjut


Stella datang untuk sesi pertemuan konselingnya dengan napas tersengal-sengal dan berpenampilan kusut, ia mengatakan “Aku tidak punya banyak waktu untuk menyelesaikan latihan ini” dari dalam tasnya yang isinya berantakan ia mengambil beberapa lembaran sobekan buku catatan. Pendekatannya merefleksikan kekacauan hidupnya di dalam maupun di luar pekerjaan.

Dipertemuan pertama, konseli sudah akan mulai memberitahukan kepada koselor persepsinya tentang dirinya sendiri dan situasi kariernya. Apakah masalah yang dieksplorasi di dalam pertemuan pertama relatip straight forward yang membawa konseli menyadari kekuatan dan kelemahan kariernya atau justru sebaliknya. Misalnya, mengatasi perasaan kehilangan dan kemarahan setelah kehilangan pekerjaan, biasanya secara implisit atau eksplisit konseli mencari pemahaman tentang dirinya dibidang-bidang berikut:
  1. Siapakah aku?dimana aku sekarang?
  2. Apa yang kuinginkan?dimana aku ingin berada?
  3. Apa sumberdaya yang ada di dalam dan disekitarku yang dapat untuk aku gunakan?
  4. Apa yang menghentikanku untuk terus menggunakannya?
Jawaban konseli untuk pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin tidak sepenuhnya akurat, terdistorsi atau terbatas dengan berbagai cara, salah satu tugas pada tahap ini adalah membantu konseli untuk mengembangkan pemahaman diri yang lebih objektif dan memperdalam pemahaman konseli tentang situasinya, dengan kata lain membantu konseli bergerak kearah perspektif baru dan lebih konstruktif.

Penggunaan Latihan

Latihan apapun memiliki sejumlah maksud umum, meskipun masing-masing tugas memiliki maksud spesifik sendiri yang berkaitan dengan latihan tersebut.

Maksud Umum

  1. Latihan menjadi kontinuitas, interes dan energy yang mengambil peran sebagai jembatan diantara pertemuan-pertemuan konseling
  2. Latihan memberikan kesempatan mengeksplorasi sebuah topik secara intensif, dan pada waktu yang tepat untuknya.
  3. Mengerjakan latihan menyiratkan bahwa konseling karier bukan sebuah event tetapi sebuah proses, yang terjadi selama periode waktu tertentu. Selama tahap contracting, konseli sudah akan memahami bahwa konseling karier tidak terdiri atas sejumlah sesi yang mereka ikuti secara pasif, melainkan sebuah proses memikirkan dengan sesama dan berusaha memahami pengalaman masa lalu dan keadaan sekarang sebelum mempertimbangkan masa depan. Hal ini melibatkan self-analysis sebuah proses yang harus sudah dimulai sebelum pertemuan pertama dan akan berlanjut setelah pertemuan terakhir.
  4. Bahwa latihan mendudukkan konseli pada kursi pengemudi. Sebagai seorang partisipan aktif di dalam proses.
  5. Latihan dapat menunjukkan tema-tema dan permasalah yang relevan dengan masalah karier konseli baik di dalam isinya sendiri maupun di dalam prosesnya.

Maksud Khusus

Mungkin tepat memberikan latihan kepada konseli untuk sebuah maksud tertentu, yang berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses konseling maupun untuk memenuhi kebutuhan individual konseli. Misalanya, self-esteem yang rendah tarlihat menghalangi pemilihan karier atau perkembangan konseli,salah satu rekomendasinya ialah memberikan konseli latihan menuliskan sepuluh hal yang konseli sukai tentang dirinya sendiri, atau sebuah bentuk penghargaan yang diberikan orang lain.

Siapa Aku

Ditahap ini tugas konselor adalah membantu konseli dalam menjawab pertanyaan “siapa aku” melalui tugas persiapan tertulisnya dan eksplorasi awal dipertemuan pertama.

Konseli mungkin perlu mengembangkan pemahaman diri dibidang bidang berikut:
  1. Keterampilan (apa yang dapat kulakukan sekarang)
  2. Nilai-nilai (apa yang penting bagiku)
  3. Minat (aku benar-benar tertarik)
  4. Pendorong karier (apa yang saya inginkan dari sebuah karier)
  5. Sumberdaya apa yang dulu pernah saya gunakan, dan akhirnya saya mendapatkan kebanggaan, prestasi, kepuasan yang mampu menciptakan perubahan pribadi ?
  6. Atribut-atribut pribadi (kekuatan apa saja yang saya bawa ke pekerjaan saya) dan bidang-bidang apa yang ingin saya kembangkan?
  7. Bakat (tingkat dan kemampuan apa saja yang dapat saya capai?
Konselor dapat memformulasikan firasat-firasat tentang bagaimana keterampilan, nilai-nilai, kualitas pribadi, dan bakat konseli dapat atau tidak dapat digunakan dalam pekerjaannya. Konseli dapat dibantu untuk mengakses dirinya sendiri secara sistematis melalui penggunaan tugas-tugas tertulis dan juga dengan menggunakan tes-tes atau kuesioner psikometrik, selain itu konselor juga dapat memeriksa bagaimana kecocokan hasil-hasil kuesioner dengan firasat-firasat sebelumnya.

Contoh-contoh latihan

Sejumlah latihan berikut dapat digunakan dengan memperhatikan orientasi dan tujuan latihan serta bagaimana latihan bisa tepat untuk digandengkan dengan proses konseling

Latihan “Peristiwa-Peristiwa yang Menyenangkan”

Adapun maksud dari latihan ini ialah pertama, untuk mengingatkan konseli terhadap pengalaman-pengalaman yang mungkin sudah dilupakan, latihan ini dapat mengangkat kembali terutama jika konseli melihat situasinya saat ini agak suram. Kedua, dapat membantu konseli mengidentifikasi pola-pola kejadian yang menyenangkan, seperti “pentingnya bekerja bersama-sama dengan orang lain, dst

Metode latihan: konseli diminta memerinci sujumlah kejadian yang menyenangkan dan mengidentifikasi apa yang menyenangkan baginya, selanjutnya konseli diminta mengidentifikasi kualitas-kualitas yang digunakan, sebagai contoh, panjat tebing mungkin membutuhkan kebugaran fisik, organisasi,dan kekompakan tim.

Seorang konseli yang depresi mungkin membutuhkan dorongan dari konselor untuk mengingat peristiwa-peristiwa tersebut, sebagai responnya konselor dapat mengatakan “ peristiwa yang menyenangkan tidak harus sesuatu yang hebat atau sesuatu dimana anda dinilai oleh orang lain, peritiwa itu mestinya adalah sesuatu yang anda nikmati.

Latihan “Prestasi yang Memuaskan”

Maksud latihan ini adalah untuk menaikkan self-esteem dengan memfokuskan pada ingatan-ingatan positif dan mengidentifikasi pola-pola keterampilan yang mungkin ingin digunakan di dalam kariernya.

Metode latihan: konseli diminta membuat daftar sejumlah prestasi yang memuaskan dan mengidentifikasi apa yang memuaskan darinya. Penekanannya adalah apa yang membuat konseli merasa puas, bukan prestasi/pencapaian yang menyenangkan orang lain (kecuali apabila ini sama dengan hal yang membuat konseli senang). Selanjutnya konseli diminta untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan dan kualitas-kualitas yang digunakan.

Latihan ini didasarkan pada asumsi bahwa koseling karier berkaitan dengan membatu orang-orang untuk meraih lebih banyak kesuksesan dan kepuasan di dalam pekerjaannya, dan mungkin terdapat relevansi antara bidang apa yang membuat orang sukses dimasa lalu dan apa yang ingin mereka lakukan di masa mendatang. Kendatipun demikian tidak sepenuhnya benar bahwa apa yang menyenangkan dimasa lalu juga menyenangkan atau merupakan indikator dari apa yang ingin dilakukan
konseli di masa mendatang.

Latihan “validasi diri”

Latihan ini bermaksud untuk menaikan self-esteem dan mengembangkan citra diri yang lebih positif yang dikaitkan dengan opsi-opsi masa depan. Konseli yang memiliki self-esteem rendah cenderung memfokuskan pada poin-poin jeleknya. Latihan ini meminta konseli untuk mendaftar atribut-atribut positif, hal-hal yang mereka sukai tentang dirinya sendiri, tetapi yang biasanya tidak muncul di dalam kesadarannya.

Metode latihan 1: menyarankan berbagai kategori kualitas, seperti “ fisik, mental, dan sosial” atau meminta konseli memikirkan tentang situasi dimana mereka merasa senang dengan dirinya sendiri. Contoh-contoh kualitasnya seperti kekuatan, penampilan, koordinasi fisik, kemampuan mengatasi masalah,keramahan dan kehangatan sosial.

Metode latihan 2: cara lain untuk mendorong konseli mengungkapkan kualitas-kualitas yang mereka sukai di dalam dirinya sendiri yaitu dengan meminta melengkapi sepuluh kalimat yang dimulai dengan “ saya merasa senang dengan diri saya sendiri ketika….”

Merangkum informasi yang telah diperoleh tentang diri sendiri

Selama tahap proses konseling karier, melalui diskusi latihan dan proses mengerjakan tes dan kueisioner, konseli akan mengakumulasi informasi yang kaya tentang dirinya sendiri dan juga akan mendapatkan pemahaman dirinya sendiri yang lebih confident. Hal tersebut dapat membentuk pemikiran tentang berbagai opsi-opsi untuk langkah yang tepat untuk ditempuh kedepannya.

Mendeskripsikan sebuah “ masa depan yang lebih disukai melalui pendekatan the solution focused approach

the solution focused approach sangat relevan dengan konseling karier. Saat yang tepat untuk mengintroduksikan pendekatan ini adalah pada tahap “Apa yang kuinginkan”, ketika konseli membutuhkan sebuah kerangka kerja untuk mengkonstruksikan sebuah pandangan tentang masa depan yang lebih disukai.

Rangkuman

Proses latihan memungkinkan konseli mengembangkan pemahaman yang komprehensif dan objektif tentang talenta/potensi yang dimiliki dalam kaitannya dengan dunia kerja, untuk mengembangkan beberapa ide tentang tujuan masa depan dan mendapatkan pemahaman tentang apa yang membuat mereka terhalang dan bagaimana langkah yang harus mereka lakukan. Konselir karier perlu sangat mewaspadai tema-tema tentang kepuasan kerja (apa yang dianggap konseli memuaskan) dan tema-tema tentang penghalangnya. Memberikan latihan pada konseli seyogyanya dapat memperhatikan waktu yang cukup untuk mendiskusikannya

References

Robert Nathan & Linda Hill (2006) Career Counselling), New York, SAGE Publications 

Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger