Prosedur pelaksanaan kegiatan asesmen membutuhkan prosedur yang terstandar. Hal ini disebabkan karena dilakukan dalam usaha pemecahan masalah, yang membutuhkan pengumpulan data dan informasi yang terintegrasi mengenai individu dalam hubungannya dengan pengambilan keputusan mengenai individu. Menurut Urbina (2004), untuk membantu guru BK/ konselor dalam melakukan kegiatan asesmen, maka terdapat 4 (empat) langkah, dalam kegiatan ini, yakni:
- Identifikasi masalah; merupakan langkah pertama dalam melakukan asesmen, mengidentifikasi masalah yang ada pada diri individu yang akan diukur.
- Memilih dan mengimplementasikan metode asesmen; dalam hal ini adalah langkah memilih dan mengimplementasikan metode pengumpulan data sesuai kebutuhan (contoh : interview, tes, observasi).
- Mengevaluasi informasi asesmen; dalam hal ini interpretasi, dan integrasi informasi dari keseluruhan metode asesmen dan sumber-sumber untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
- Laporan hasil asesmen dan pembuatan rekomendasi; langkah terakhir dari proses asesmen adalah melaporkan hasil dan pembuatan rekomendasi. Langkah ini meliputi, (a) gambaran individu yang dinilai dan situasinya, (b) pelaporan hipotesis secara umum mengenai individu, (c) dukungan hipotesis dengan informasi asesmen, dan (d) pengajuan rekomendasi dalam hubungannya dengan alasan yang rasional (Kaufman dan Lichtenberger, 2002; Ownby, 1997; Sattler, 2008)
Menyusun dan Mengembangkan Instrumen Asesmen
Sebelum instrumen disusun, terlebih dahulu perlu dibuat kisi-kisi atau layout dari penyusunan instrumen tersebut. Kisi-kisi penyusunan instrumen minimal memuat tiga komponen, yaitu:
- Aspek yang akan diukur;
- Teknik pengukuran data;
- Sumber data atau responden.
Apabila aspek yang diukur cukup luas, maka perlu dibagi atau diurai atas sub aspek. Setiap aspek atau sub aspek diurai atau dirinci menjadi deskripsi keadaan, kegiatan atau perilaku yang dapat diukur atau diamati.
Rincian atau uraian aspek atau sub aspek diambil dari definisi operasional. Definisi operasional adalah suatu rumusan yang menggambarkan keadaan, kegiatan atau perilaku yang dapat diukur atau diamati. Dalam membuat rumusan tersebut, jika bisa dirumuskan dalam suatu definisi yang utuh, jika kalau sulit bisa juga dirumuskan dalam bentuk butir-butir atau rincian dari keadaan, kegiatan atau perilaku tersebut.
Baca Juga INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN
Berpedoman pada kisi-kisi yang telah dibuat, disusunlah butir-butir pernyataan. Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan butir-butir pernyataan yang bersifat menilai tersebut diantaranya.
- Pernyataan hanya berisi satu pesan;
- Dirumuskan dalam kalimat yang pendek, tetapi lengkap dan jelas;
- Hindari rumusan kalimat yang berbelit, menjebak atau mengarahkan jawaban tertentu.
Pelaksanaan Asesmen
Dalam pelaksanaan asesmen, guru BK/ konselor dapat mengembangkan daftar pengungkapan (checklist) kemampuan, kebutuhan dan masalah peserta didik sendiri atau menggunakan instrumen yang sudah ada. Berkenaan dengan proses pengumpulan dan penggunaan data yang diungkap, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
a) Kelengkapan data
Kelancaran dan keberhasilan pemberian layanan bimbingan dan konseling sangat didukung oleh tersedianya data yang lengkap, yang dapat didukung oleh ketersediaan data yang lengkap yang dapat mendukung semua kebutuhan pemberian layanan bimbingan dan konseling.
b) Relevansi data
Meskipun untuk pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dibutuhkan data yang lengkap, tetapi tidak sembarangan data dikumpulkan dan disimpan. Data yang dihimpun hendaknya yang sesuai atau relevan dengan kebutuhan layanan bimbingan dan konseling. Mengingat begitu banyaknya jenis layanan bimbingan dan konseling yang diberikan, maka data tersebut bukan saja harus lengkap tetapi juga dianalisis, dipadukan, dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan tuntutan masing-masing jenis layanan.
c) Keakuratan data
Keakuratan data berhubungan dengan prosedur dan teknik pengumpulan data. Minimal ada empat hal yang berkenaan dengan pengumpulan data diantaranya:
- Validitas data;
- Validitas instrument;
- Proses pengumpulan data, dan
- Analisis data.
d) Efektifitas penggunaan data
Penggunaan data yang efektif adalah yang dapat memberikan dukungan terhadap pemberian layanan bimbingan dan konseling, sehingga layanan tersebut memberikan dampak atau hasil yang optimal.
4. Analisis Hasil Asesmen
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh. Dalam analisis data diperlukan metode khusus sesuai dengan macam dan jenis instrumen dan cara penskorannya. Dalam pemberian skor, hal pertama yang harus diperhatikan adalah ada tidaknya perbedaan bobot tiap-tiap aspek yang ada dalam lembar penilaian atau observasi tersebut. Apabila tidak ada,maka pensekorannya lebih mudah. Skor akhir sama dengan jumlah skor tiap-tiap butir. Hasil skor yang diperoleh kemudian dinilai dengan kreteria yangtelah ditentukan. Hasil penilaian tersebut menunjukkan kondisi, potensi yang ada pada diri peserta didik.
5. Mengadministrasikan Hasil Asesmen
Data yang sudah diolah atau dianalisis selanjutnya disimpan dalam kartu dan buku catatan pribadi atau cummulative record. Dewasa ini catatan pribadi tidak disimpan dalam bentuk kartu atau buku, tetapi secara elektronik dalam CD atau komputer, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan dokumen yang banyak, danruang data yang luas. Penyimpanan data dalam bentuk elektronik pada prinsipnya sama berfungsi mendukung pemberian layanan bimbingan dan konseling. Penggunaan sarana bahan cetak atau fasilitas elektronik disesuaikan dengan kemampuan sekolah serta kesiapan konselor. Penyimpanan data secara elektronik memang lebih efisien, baik dalam pengolahan data maupun penggunaan data.
6. Mengkomunikasikan Hasil Asesmen
Setelah asesmen dilakukan dan diperoleh data hasil asesmen yang kemudian diinterpretasikan, maka Guru BK/ konselor memiliki tugas penting untuk menyampaikan laporan hasil asesmen kepada peserta didik serta pihak lain yang perlu menerima informasi tersebut, seperti orang tua, guru kelas, guru bidang studi, serta tenaga kependidikan lainnya. Penyampaian laporan hasil ini bukanlah hal yang mudah karena harus dalam bentuk yang bermakna dan berguna bagi penerimanya (Anastasi & Urbina, 1998), sehingga yang sangat penting untuk diperhatikan adalah kebutuhan serta tingkat kognitif penerima informasi hasil asesmen tersebut (Drummond, 2000).
- Pertimbangan dalam penyampaian laporan hasil asesmen
Ada beberapa dimensi yang perlu dipertimbangkan guru BK sebagai pihak yang menyampaikan laporan hasil asesmen (Lien dalam Drummond, 2000), diantaranya adalah sebagai berikut:
- Kejelasan dan kesamaan mengenai tujuan asesmen
- Hindari untuk menyampaikan skor atau nilai spesifik, seperti skor standar, persentil, dan sebagainya
- Fokus pada upaya peningkatan pemahaman, bukan memposisikan diri sebagai ahli
- Perlu dipahami bahwa peserta perlu dibantu memahami data tapi tidak harus menerima hasil asesmennya
- Jangan pernah membandingkan antara satu konseli dengan lainnya
- Pastikan bahwa peserta didik dan pihak lain yang membutuhkan informasi memahami interpretasi hasil tersebut
- Langkah-langkah dalam mengkomunikasikan hasil asesmen
Drummond (2000) menjelaskan beberapa langkah perlu diperhatikan dalam mengkomunikasikan hasil asesmen kepada peserta didik:
- Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendiskusikan reaksi personal dan perasaannya terhadap hasil asesmen
- Periksalah apakah ada faktor yang mempengaruhi hasil tes, seperti usia, jenis kelamin, suku/ras, keterbatasan fisik (cacat)
- Carilah informasi tambahan untuk menjelaskan hasil yang berbeda atau tidak konsisten (jika ada)
- Terjemahkan hasil asesmen ke dalam bahasa yang dipahami peserta didik
- Berilah penekanan pada kelebihan peserta didik, baru kemudian mendiskusikan kekurangan secara objektif
- Berikan waktu yang cukup bagi peserta didik untuk mencerna hasil asesmen
- Dengarkan dengan seksama apa yang dikatakan peserta didik
- Amati jika ada isyarat baik verbal maupun nonverbal
- Pastikan apakah peserta didik memahami hasil asesmen
- Lakukan koreksi terhadap kesalahpahaman
- Berikan dorongan kepada peserta didik untuk mencari informasi lebih jauh berkaitan dengan hasil asesmen
- Berikan beberapa pilihan tindak lanjut kepada peserta didik berdasar hasil asesmen
- Jadwalkan pertemuan tindak lanjut, jika dibutuhkan untuk memfasilitasi pemahaman, perencanaan atau pengambilan keputusan
- Metode Penyampaian Hasil asesmen
- Melalui Sesi-sesi Individual: Metode ini memungkinkan peserta didik terlibat dalam diskusi tentang hasil asesmen. Selain itu, konselor juga dapat melihat respon peserta didik terhadap hasil asesmen secara langsung, serta memungkinkan untuk mengklarifikasi apa arti skor yang ada, mereview tujuan asesmen dan mendiskusikan tentang implikasi hasil asesmen tersebut. Kelemahan metode ini adalah membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaannya.
- Melalui Sesi Kelompok: Metode ini memungkinkan interaksi sosial di antara peserta didik di mana mereka dapat saling belajar satu sama lain, termasuk konselor juga. Metode ini cukup efektif, di mana konselor dapat menggunakan slide untuk menjelaskan materi. Setelah sesi kelompok ini, masih dimungkinkan jika ada anggota kelompok yang membutuhkan sesi individu untuk informasi atau layanan yang lebih lanjut.
- Secara Tertulis: Banyak instrumen asesmen peminatan peserta didik yang didesain dengan laporan tertulis untuk hasilnya. Individu yang diukur dapat men- skor jawaban mereka sendiri, melihat profile dan langsung mengetahui interpretasi hasil asesmen tersebut. Hanya saja bahasa dan interpretasi tertulis ini sangat terbatas, sehingga kurang dapat dipahami oleh penggunanya. Sebagian besar peserta didik maupun orang tua mengalami kesulitan dalam membaca dan memahami laporan tes yang tertulis ini.
- Menggunakan Media Interaktif: Metode ini merupakan efek dari perkembangan asesmen yang menggunakan komputer, di mana individu yang diukur dapat secara langsung memperoleh hasil asesmen, seperti instrumen Self Directed Search yang dikembangkan Holland. Administrasi instrumen yang menggunakan komputer ini memungkinkan umpan balik secara langsung, di mana individu dapat mengulang asesmen untuk melihat apa yang terjadi jika memberi jawaban/ respon yang berbeda. Penggunaan metode ini sangat dipengaruhi seberapa terbiasa individu mengoperasikan program komputer.
- Menggunakan Video: Metode ini menggabungkan teknologi komputer dengan peralatan video. Skor sebuah instrumen dilaporkan kepada individu yang diukur dengan tampilan audio dan visual. Tampilan ini dapat dicek dulu sebelum disampaikan, sehingga analisisnya dapat lebih lengkap dan teliti, karena aturannya dibangun dalam suatu program.
Baca Juga INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN
d. Manfaat Hasil Asesmen
Nitko and Brookhart (2007) memaparkan manfaat asesmen sebagai berikut:
- Asesmen digunakan sebagai dasar untuk membuat kebijakan dalam bidang pendidikan baik di tingkat daerah, wilayah maupun nasional. Semua informasi yang didapatkan akan dikumpulkan dari hasil asesmen di telaah dan dijadikan dasar untuk memutuskan kebijakan yang tepat di masa yang akan datang.
- Asesmen digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan mengenai kurikulum dan program sekolah. Hasil assessmen menjadi dasar evaluasi terhadap materi pembelajaran, buku teks, prosedur pembelajaran, kurikulum, program pendidikan dan program sekolah. Bentuk evaluasinya bisa berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan selama perancangan atau pengembangan materi pembelajaran, langkah pembelajaran kurikulum atau program pendidikan. Evaluasi sumatif dilakukan terhadap mutu atau kelayakan sekolah, atau materi pembelajran yang sudah lengkap. Demikian juga langkah pembelajran, kurikulum atau program pendidikan.
- Asesmen digunakan sebagai dasar untuk menentukan keputusan mengenai siswa yaitu berkaitan dengan
- Menyusun pembelajaran, termasuk merencanakan kegiatan pembelajaran, menempatkan siswa dalam urutan pembelajaran, memantau kemajuan siswa, mendiagnosa kesulitan siswa, memberikan umpan balik kepada siswa dan orang tua mengenai prestasi siswa;
- Menempatkan siswa dalam tingkat-tingkat yang sesuai dengan kemampuannya, dalam hal ini tidak ada siswa yang ditolak;
- Mengelompokkan siswa, biasanya dilakukan untuk siswa yang memiliki kebutuhan khusus;
- Membimbing dan mengarahkan siswa, hasil assessmen sering membantu siswa menggali potensi diri, memilih dan mempersiapkan karir;
- Memilih siswa, asesmen digunakan untuk memutuskan seleksi siswa (diterima atau ditolak);
- Meluluskan siswa, untuk menentukan apakah siswa sudah menguasai suatu standar kompetensi tertentu.
Menurut Linn and Grounlund (1985) adapun manfaat asesmen diantaranya sebagai berikut.
- Peningkatan belajar dan pembelajaran Informasi yang diperoleh dapat membantu menentukan:
- Kesesuaian dan ketercapaian tujuan pembelajaran
- Kebermaknaan materi pembelajaran dan
- Keefektifan metode pembelajaran
- Pemberian nilai dan pelaporan kepada orang tua: penggunaan prosedur asesmen memberikan dasar yang obyektif dan komprehensif untuk melaporkan setiap kemajuan belajar siswa.
- Penggunaan untuk tujuan lainnya: Hasil asesmen berguna untuk pengembangan kurikulum, membantu siswa dengan keputusan mengenai pendidikan dan keterampilan, dan menilai keefektifan program sekolah.
Selanjutnya Thorndike et al. (1991) mengungkapkan bahwa manfaat asesmen diarahkan kepada keputusan-keputusan yang menyangkut:
- Keputusan dalam bidang kelembagaan: Yaitu untuk mengarahkan pengambilan keputusan berkenaan dengan apa yang harus diajarkan atau apa yang harus dipelajari dan dipraktikkan oleh siswa baik secara individu, kelompok ataupun klasikal, untuk itu perlu identifikasi kompentensi-kompetensi dalam isi pelajaran ataupun keterampilan yang spesifik. Berdasarkan hasil identifikasi ini guru dapat menetapkan kompetensi-kompetensi mana yang sudah ada dan belum pada siswa yang selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk menetapkan isi pengajaran yang berikutnya.
- Keputusan tentang hasil belajar: Hasil penilaian tidak hanya berguna untuk mengetahui penguasaan siswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan, melainkan juga untuk memberikan gambaran tentang pencapaian program-program pendidikan secara lebih menyeluruh.
- Keputusan dalam rangka diagnosa dan usaha perbaikan: Kesulitan-kesulitan belajar siswa perlu dicari penyebabnya dan ditanggulangi melalui usaha-usaha perbaikan, tes diagnostik dilakukan untuk mengetahui dalam bidang mana siswa telah atau belum menguasai kompetensi belajar tertentu.
- Keputusan berkenaan dengan penempatan: Informasi yang diperoleh dari pengukuran dan penilaian dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan perlakuan yang paling tepat bagi setiap siswa, baik melalui penempatan sesuai dengan minat dan kemampuan maupun melalui pengelompokkan setara.
- Keputusan berkenaan dengan seleksi: Berdasarkan informasi yang diperoleh melalui pengukuran dan penilaian dapat dipilih “bibit unggul” dari siswa untuk program tertentu.
- Keputusan yang berkenaan dengan layanan bimbingan dan konseling: Agar layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan siswa yang bersangkutan maka harus ada informasi yang lengkap dan tepat mengenai siswa tersebut yaitu melalui pengukuran dan penilaian.
- Keputusan yang berkenaan dengan kurikulum: Informasi yang diperoleh melalui pengukuran dan penilaian sangat diperlukan untuk mengevaluasi kurikulum.
- Keputusan berkenaan dengan penilaian kelembagaan: Penilaian terhadap suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan salah satunya oleh hasil belajar siswanya dimana informasinya diperoleh melalui pengukuran dan penilaian.
Baca Juga INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN
Makna yang hampir sama diberikan oleh Widoyoko (2013) terhadap manfaat asesmen bagi pendidikan yaitu terdapat beberapa fungsi penilaian dalam pendidikan, baik penilaian yang menggunakan tes maupun nontes. Di antaranya sebagai berikut.
- Dasar Mengadakan Seleksi
- Dasar Penempatan
- Diagnostik
- Umpan Balik
- Menumbuhkan motivasi belajar dan mengajar
- Perbaikan Kurikulum dan Program Pendidikan
- Pengembangan Ilmu
Referensi
Anastasi, A., dan Urbina, S. (1998). Psychological testing (7thed.). Upper Saddle
River, NJ: Prentice Hall. Dhany M. Handarini. (2008). Tes Minat Jabatan. Buku Ajar Sertifikasi Tes bagi Konselor Pendidikan. Malang: Program Pascasarjana, Universitas Negeri Malang.Drummond, Robert J., dan Jones, Karyn D. (2010). Assessment procedures for counselors and helping professionals. Seventh Edition.Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Education, Inc. Erford, B.T. (2007). Asessment for counselors. Boston, MA: Houghton Mifflin Company.
Fontana, Andrea and James Frey. (1994). The Art of Science. The Handbook of Qualitative Research. edited by N.a.Y.L. Denzin. Thousand Oaks Sage Publications.
Gronlund, Norman E., dan Linn, Robert L. (1985). Measurement and evaluation in teaching. Sixth Edition. New York: Macmillan Publishing Company.
Hays, Danica G. (2013). Assessment in Counseling. A Guide to the Use of Psychological Assessment Procedures. American Counseling Association 5999 Stevenson Avenue Alexandria, VA 22304 www.counseling.org.
Kaufman, A.S., dan Lichtenberger, E.O. (2002). Assessing adolescentand adult intelligence (2nded.). Boston: Allyn and Bacon.
Lexy J. Moleong. (1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.
Nitko, A.J. & Brookhart, S.M. (2007). Educational Assessment of Student (5th ed.). Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall.
Ownby, R.L. (1997). Psychological reports: A guide to report writingin professional psychology (3rd ed.). NewYork: Wiley.
Sattler, Jerome M. (2008). Assessment of Children. Third Edition. San Diego
Sunaryo Kartadinata. (1999). Peningkatan Mutu dan Pengembangan Sistem Manajemen Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Laporan Penelitian URGE PPS IKIP Bandung.
Casino site - luckyclub.live
BalasHapusCasino site 클레오 카지노 luckyclub · . 1. The number of games offered on casino 온라인 카지노 커뮤니티 site is extremely high, as 코인카지노 추천인 5. 4. 바카라사이트 The first game that I had on my mind was a
Merkur Slots Machines - SEGATIC PLAY - Singapore
BalasHapusMerkur Slot Machines. 5 star rating. 우리카지노 The 더킹카지노 Merkur Casino game was the first to feature 메리트 카지노 video slots 메리트 카지노 in the 샌즈카지노 entire casino,