Kemurahan Hati Oseola McCarty



Kemurahan hati Oseola McCarty 

Berangkat dari seorang pekerja pencuci pakaian, dengan harta benda yang sangat pas-pasan, kelak ia merupakan perempuan terkaya di kotanya

Pekerjaannya mencuci pakaian, harta bendanya sedikit, namun pada akhir hayatnya ia merupakan perempuan terkaya di kotanya. Ia mengatakan bahwa dirinya mengetahui perbedaan yang krusial antara butuh dan ingin. Selama tujuh puluh lima tahun ia bekerja dari pagi hingga jam sepuluh malam bahkan tak jarang hingga jam sebelas malam mencuci dan menyeterika pakaian orang-orang yang bersedia mempekerjakannya. Orang-orang yang mempekerjakannya hanya membayar sedikit untuk sebuah cucian. Namun ia tidak pernah membeli, apapun dengan kredit, dia tidak memerlukannya.

“Saya berusaha tidak mengeluarkan uang untuk yang tidak saya miliki, "ungkapnya,"atau membeli sesuatu yang tidak mampu saya beli." la tidak membutuhkan banyak hal, ia sudah merasa cukup mempunyai makanan untuk disantap yang didapat dari jalan kerja atau usaha, pakaian sederhana untuk dikenakan, rumah yang layak huni, bersih dan menyenangkan namun tidak berlebihan, selalu mempunyai sedikit uang untuk disumbangkan, ia selalu mempunyai cukup uang untuk hal-hal seperti itu, semua ia lakukan dengan penuh rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan. Ia tinggal di sebuah rumah berkerangka kayu di Hattiesburg, Mississippi, dengan sebuah televisi hitam putih tua, radio, dan Alkitab usang. Ia tidak pernah bermimpi memiliki sebuah mobil dan atau tidak pernah bisa mengemudikannya. Seminggu sekali ia berjalan ke toko kelontong dan dua mil ke Gereja Baptis Persahabatan, tempat ia menghadiri ibadat keagamaan pada hari Minggu sejak dirinya masih gadis belia. 

Semua dilakukan dengan penuh rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan tanpa keluhan yang bernilai, perjalanan kaki yang ber-mil mil jauhnya, ternyata ia sambut dengan senyumannya yang khas sambil menikmati alam disamping rasa syukurnya kepada Tuhan, Di Hattiesburg dimana tempat Ola tinggal ketika musim panas tiba, cuaca panas akan sangat terasa membakar namun tidak bagi Ola. Sepertinya ia sudah sangat bersahabat dengan hal yang demikian. Baru akhir-akhir ini, ia memiliki pendingin ruangan, dipergunakannya jika ada tamu yang datang sebagai bentuk pemuliaan. la memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan dan cukup uang untuk membayarnya. Ia punya cukup uang untuk melakukan apa pun keinginannya, satu hal yang ingin ia lakukan itu adalah menolong orang sebisa dan semampu yang ia lakukan yang didasari dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan. 

Baca Juga Kerja Keras Eric Hoffer

Ia memberikan sebagian besar uang tabungannya. la tahu impian orang lain lebih besar daripada dirinya, dan jika mereka butuh pertolongan untuk mewujudkannya, ia tidak berpikir panjang untuk segera memberikannya kepada mereka. la menyumbangkan sebagian uang itu untuk gereja, dan sejumlah lainnya untuk beberapa saudara. Ia mewasiatkan sebagian besar uangnya ke Universitas Mississippi Selatan (The University of Southern Mississippi, USM), sebagai dana beasiswa untuk mahasiswa yang berhak bila tidak mampu membayar pendidikan. Universitas ini hanya tiga mil dari rumahnya, tetapi ia tidak pernah mengunjungi kampus tersebut. Tidak ada satu orangpun di sana yang pernah melakukan sesuatu baginya. Ia bukanlah membayar seseorang karena orang tersebut membantunya. Namun ia hanya ingin menolong beberapa anak untuk bersekolah karena rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasannya. 

Oseola McCarty atau "Miss Ola" bagi teman-teman dan keluarganya, telah memutuskan membuat surat wasiat ketika ia berhenti jadi tukang cuci pakaian karena dirinya telah menjadi terlalu lemah oleh arthritis. Saat itu ia berusia delapan puluh enam tahun, dan ia tahu bahwa mungkin sudah saatnya untuk membereskan segala sesuatu. Olapun mendatangi banknya, dan mengatakan keinginannya apa yang harus mereka lakukan dengan US $250.000 uang simpanannya setelah ia meninggal kelak. Bagian terbesar, uang untuk dana beasiswa, ialah US $150.000. lni merupakan hadiah yang sangat besar. 

Mungkin bukan jumlah yang sangat besar dizaman miliaran dolar seperti sekarang. Tetapi jelas merupakan jumlah yang sangat besar bagi seorang perempuan tua yang mencuci dan menyeterika pakaian untuk menopang nafkah hidupnya. la mengisi tabungan selama tujuh puluh lima tahun, hanya beberapa dolar setiapkali menabung. Dan ia hanya memberikan begitu saja kepada orang lain tanpa berpikir panjang. "Saya hanya ingin memberikan ini kepada seseorang yang akan menghargainya dan belajar," ungkapnya. "Saya sudah tua dan saya tidak akan hidup selamanya." Orang-orangpun terkejut. Kebanyakan orang menghormati penghematan, dan Miss Ola orang yang hemat. Hanya sedikit orang dengan tingkat kemurahan hati yang setara dengan tingkat penghematannya. Tetapi itulah dia. Oseola McCarty lahir pada tahun 1908, di Shubuta, Mississippi, jauh di pedalaman Jim Crow Selatan. lbu dan ayahnya tidak menikah. Ia tahu siapa ayahnya, konon ia bukan orang yang baik. Pria ini menolak berurusan dengan Ola maupun ibunya. Begitu pula mereka yang menghindar untuk berurusan dengannya." la tidak pernah melakukan apapun untuk saya,"ingatnya," dan saya tidak peduli padanya." 

Neneknya, putri seorang budak, yang kelak membesarkannya. la seorang janda. Suaminya meninggal ketika ibu Ola masih kecil. la meninggal tidak lama setelah punggungnya patah Karena membawa potongan kayu di sebuah penggergajian. Neneknya membesarkan lima anak seorang diri, dan kemudian ditambah Ola, di tanah pertaniannya seluas tiga hektar." Karena ia seorang janda, ia tidak punya kesempatan untuk duduk santai seperti kebanyakan perempuan lainnya,"ingat Ola." Ia harus bekerja, berusaha membesarkan anak-anaknya, makan dan pakaian, serta menyekolahkannya. Mereka tidak mendapat banyak pendidikan, tetapi mereka berusaha untuk mendapat sedikit saja agar mereka bisa menulis dan membaca." la memanggil neneknya Mama, dan ibunya Mama Lucy. 

Ketika ibunya menikah, ia dan suaminya sering berpindah tempat sementara Ola tinggal bersama neneknya. Ola kecil memperhatikan bagaimana nenek, ibu, serta bibi dan pamannya harus bekerja keras untuk hidup dari tanah pertanian mereka. Namun ia tetap merasakan sangat bahagia. Neneknya sangat mencintai Ola, dan Olapun mencintai neneknya. Ketika Ola berusia delapan tahun, keluarga itu meninggalkan tanah pertaniannya dan pindah ke Hattiesburg, di sanalah ibu dan bibinya menerima cucian. 

Ayah tirinya tenggelam dalam banjir besar pada tahun 1927. Konon, dia telah memanjat pohon untuk menyelamatkan diri dari keganasan terjangan arus air waktu itu, tetapi tak seorangpun datang menolongnya, Karena rasa lapar dan waktu yang lama, membuatnya menjadi lelah dan lemah hingga jatuh dari pohon dan hilang terbawa arus yang ganas tersebut. Setelah suaminya meninggal, ibu Ola pindah ke rumah neneknya dan membantu mencuci serta menyetrika. 

Baca Juga Kerja Keras Eric Hoffer


Kendatipun mereka tidak mempunya mesin pencuci pakaian, hal itu tidaklah menyurutkannya untuk giat bekerja dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan, Mereka menggunakan papan gosok, sebuah bakcuci tua di atas api kayu, dengan pemeras tangan, lalu menggantungnya dijemuran untuk dikeringkan. Sejak awal Ola juga ikut bekerja. la bersekolah di Sekolah Dasar Eureka, Hattiesburg, sampai kelas enam. Ketika pulang dari sekolah, ia bekerja bersama nenek dan bibinya hingga jam tidur malam. la telah memperhatikan neneknya mencuci dan menyetrika, akhirnya iapun tahu bagaimana cara melakukannya. "Nenek hanya melatih cara melakukan yang telah ia lakukan,"Ungkap Ola kepada seorang pewawancara. "Saya sangat mencintai nenek dan segala sesuatu yang dia lakukan juga saya coba lakukan."

Ketika bibinya sakit dan memerlukan tindakan operasi, Olapun akhirnya memutuskan meninggalkan sekolah untuk membantu merawat bibinya dan bekerja dalam bisnis cuci keluarga. Ia pernah bermimpi untuk menjadi seorang perawat, mengenakan busana serta topi perawat putih yang disetrika dengan kanji. Menurutnya, itu merupakan busana paling indah yang pernah dilihatnya. Melanjutkan ke sekolah perawat, mengenakan seragam keren, licin dan indah ternyata hanyalah sebuah mimpinya yang usang. 

Meski begitu ia tak menyesali pekerjaan kasar yang dia lakoni bahkan sejak ia masih belia, dan terus dilanjutkan disepanjang hidupnya. "Seluruh anggota keluarga telah berhasil, menikah dan pergi dari rumah; itu berarti semua pekerjaan jatuh kepada nenek saya, jadi saya harus membantunya." Jelasnya. Tidak ada orang yang pernah memberi sesuatu kepada mereka. Bahkan ketika mereka berada di masa Depresi Besar, kekhawatiran yang teramat dahsyat, dan sulitnya mendapatkan sejumlah uang. Mereka tidak pernah mendapat bantuan orang dan atau pemerintah. "Nenek tetap berusaha, tetapi mereka tidak memberi apapun padanya. Mereka mengatakan bahwa kami masih mampu bekerja dan begitulah adanya." Jelas Ola. Mereka bekerja melewati masa Depresi besar tanpa keluhan, dan tidak pernah merasa pahit akan kehidupan miskin mereka. Mereka saling memiliki, saling cinta, saling kasih dan sayang serta penuh keikhlasan, mereka sudah merasa cukup atas pekerjaan yang dapat menyajikan makanan di meja makan tanpa berlebihan, ternyata hal itu tetap membuat mereka merasakan sangat bahagia.

"Kami senang bekerja,"Ola mengingat. "Seluruh keluarga saya pekerja, sama seperti saya bekerja ketika masih mampu untuk berbuat. Saya bekerja sepanjang waktu, siang dan malam. Apapun bentuk keinginan saya, saya selalu mengawalinya dengan penuh pertimbangan, berusaha, dan mendapatkan uang untuk membayarnya, saya tidak mempunyai hutang kepada seseorang. Tidak seorang pun." Ketika ia masih sekolah, Ola berjalan ke Bank Nasional Mississippi Pertama kali membawa beberapa dolar yang telah ia sisihkan untuk ditabungnya. Karena tidak mengetahui tentang bunga atau cara menanam modal, ia hanya memasukkan uangnya ke dalam rekening biasa meskipun ia tidak berencana mengeluarkan uang dari tabungannya. Beberapa waktu kemudian, seorang petugas Bank menganjurkan dia membuka sebuah rekening tabungan yang uangnya akan menghasilkan bunga. Mulai hari itu, setiap bulan sampai penyakit arthritis memaksanya berhenti bekerja di tahun 1994, ia memasukkan setiap dolar yang tidak dibutuhkannya ke bank. Di sinilah ia mulai membangun kekayaannya, Ia tidak pemah menikah. "Saya punya beberapa teman pria, tetapi hanya sedikit," ingatnya. 

Ketika kesehatan neneknya mulai memberikan tanda, Ola merawatnya dengan penuh cinta, kasih, sayang dan keikhlasan, yang selalu dilakukannya tanpa keluhan, hal itulah yang kelak membuatnya tidak punya waktu untuk berpacaran. Namun ia baik-baik saja dengan hal itu. Ia senang bahwa neneknya membutuhkan dirinya. Ketika serangan stroke mengunci rahang neneknya, Ola merupakan satu-satunya orang yang dapat membukanya. Perempuan tua itu tidak menginginkan orang lain untuk menolongnya, sama halnnya Ola yang juga tidak membutuhkan orang lain untuk merasa berguna dan diinginkan. 

Baca Juga Kerja Keras Eric Hoffer


Nenek, Ibu, Bibi dan Ola tinggal dirumah kecil mereka di Hattiesburg, bekerja disepanjang siang dan malam, dan sangat merasakan bahagia ketika mereka berkumpul bersama. Neneknya meninggal pada tahun 1944 akibat stroke yang dideritanya, yang sebelumnya juga pernah mengalami dua kali serangan stroke yang sama. 

Pada usia tujuh puluh lima tahun, nenekpun pergi untuk selamanya karena kelelahan oleh kerja keras selama bertahun-tahun lamanya. Kepergian itu memberikan pukulan keras bagi Ola. Kendatipun mereka semua tahu bahwa itu akan segera ditempuh. Tapi bagi Ola, kepergian adalah "sesuatu yang sulit untuk diajak berdamai."Ola, ibu, dan bibinya melanjutkan hidup seperti biasa, mencuci pakaian untuk keluarga-keluarga di Hattiesburg, pekerjaan dilakukan sampai larut malam yang di dasari dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan, pergi ke gereja pada hari Minggunya, saling menemani, dan menabung uang mereka. 

Sang ibu meninggal pada tahun 1964 yang disebabkan kanker payudara. Tiga tahun kemudian bibinya menyusul. Mereka mewariskan sedikit uang bagi Ola, yang langsung ia masukkan ke dalam tabungannya. Kepergian mereka juga sungguh berat bagi Ola. Akhirnya Olapun menyusuri kehidupannya tanpa seorangpun anggota keluarga yang saling memberikan cinta, kasih, sayang dan keikhlasan seperti biasa.

Tanpa teman, Ola menyimpan segala sesuatu bagi dirinya sendiri. Ola adalah orang pendiam dan suka menyendiri. Ketika sedang tidak bekerja, ia pergunakan waktunya untuk membaca Alkitab, sedikit menonton televisi, dan mendengarkan radio untuk menghibur dirinya. Selain pergi ketoko dan gereja, ia jarang meninggalkan rumah. 

Ola menyukai musim semi, dan menikmati berjalan kaki seorang diri. Orang-orang tetap mencucikan pakaian kepadanya. Ia mencuci dan menyetrika selama tiga generasi bagi beberapa majikannya. la selalu bersyukur atas pekerjaannya dan selalu menikmati dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan yang sudah tertanam sejak awal. "Kerja keras memberikan makna yang bernilai pada hidup saya," jelasnya. "Setiap orang perlu mengerjakan sesuatu dengan sungguh-sungguh yang memang lahir dari hatinya agar mereka bisa merasa kebahagiaan yang sesungguhnya pula. Setiap pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan setiap hari memberi kepuasan tersendiri." Ungkapnya lagi. 

la masih bekerja selama dua puluh tujuh tahun lagi setelah bibinya meninggal. Pada saat itu ia sudah menanam uangnya di beberapa bank di Hattiesburg. Bank Trustmark merupakan tempat terakhir dimana Ola menabung, menganjurkannya untuk menanam uangnya dalam deposito dan rekening pasar uang, dari sana kekayaannya bertumbuh lebih cepat daripada rekening tabungan biasa. Dua perempuan baik yang bekerja di sana, Nancy Odom dan Ellen Vinzant, memberi lebih banyak daripada sekadar nasihat keuangan.

Mereka menganjurkan Ola membuat rencana hari tua ketika saatnya tiba, dimana Ola tidak bisa bekerja, dan akan membutuhkan seseorang untuk merawatnya. Mereka juga membujuk Ola untuk membeli sebuah alat pendingin ruangan, Ola berpikir bahwa hal itu tidak dibutuhkannya, karena Ia sudah terbiasa akan panas teriknya Mississippi. Mereka mengajak Ola untuk mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan 250.000 dolar tersebut. la tidak punya rencana untuk masa pensiun. la tidak pernah bepergian, dan tidak pernah butuh untuk bepergian, ia hanya satu kali keluar dari Mississippi, pergi ke air terjun Niagara, dan itu dia rasa sudah cukup baginya. 

la tahu ia ingin meninggalkan sedikit warisan bagi beberapa sepupunya, dan sejumlah uang untuk gerejanya, tetapi ia bingung apa yang harus dilakukan dengan sisanya. Ola mempunyai seorang sepupu muda, Albert, yang ingin bersekolah sampai perguruan tinggi tetapi tidak mempunyai cukup biaya. Ayahnya telah meninggal ketika ia masih sangat belia sementara sang ibu telah berjuang keras untuk menghidupinya. Ola telah menyumbangkan uangnya beberapa ratus dolar untuk biaya sekolahnya sehingga Albertpun dapat menikmati belajar di Universitas Mississippi Selatan, dan hadiah itu membuat Albert merasa sangat senang dan bahagia. Ola merasa bahwa menolong orang untuk mendapatkan pendidikan yang tak pernah dia dapatkan merupakan sesuatu yang benar untuk dilanjutkan. Dari sana Ola mengatakan kepada teman-temannya, Nancy dan Ellen, bahwa dirinya telah memutuskan untuk mewariskan sebagian besar tabungannya kepada sekolah. 

Baca Juga Kerja Keras Eric Hoffer


Mereka telah mendengar ia merundingkan hal itu dengan petugas dana bank, Paul Laughlin. "la berkata ingin mewasiatkan sebagian besar uangnya ke Universitas Mississippi Selatan," ingat Laughlin, "dan ia tidak ingin ada orang yang datang untuk mengubah pikirannya. "Lauhglin memanggil seorang pengacara, ia adalah majikan tempat dahulu Ola telah mencuci dan menyetrika cuciannya, dan ia berbicara kepadanya untuk meyakinkan dan memastikan bahwa hadiah itu merupakan harapan dan ide dari Ola sendiri. Merekapun mengerjakannya. "Saya tidak dapat melakukan semua hal, tetapi saya dapat melakukan sesuatu untuk menolong seseorang, dan apa yang dapat saya lakukan akan saya lakukan. Kalau saja saya bisa berbuat lebih banyak, maka hal itu akan saya lakukan.” Ungkapnya.

Ketika Universitas Mississipi Selatan mengumumkan hadiah itu, beritanya menyebar ke luar Hattiesburg. Kemurahan hatinya menarik perhatian seluruh negeri, lebih jauh lagi. Jaringan televisi mengirim kru-kru kamerawan ke Hattiesburg untuk meliput perempuan luar biasa itu dan hadiahnya yang menakjubkan tersebut. New York Times melaporkan kisah ini di halaman depannya. Surat kabar di hampir seluruh negara menerbitkan cerita serupa. Majalah Time memuat profil dirinya. Begitu pula majalah Newsweek, Life, dan People. Bahkan wartawan asing sempat melaporkan kisahnya. Olapun akhirnya menjadi selebritas, dan meskipun ia pemalu, sepertinya ia menikmatinya. Banyak sekali orang-orang dari seluruh dunia menulis untuk mengatakan bahwa mereka telah terilhami oleh kebaikan yang sangat mulia dari Ola McCarty. 

Orang-orang menambahkan sumbangan mereka sendiri ke dana beasiswa yang telah ia mulai. Pendiri kantor berita CNN, Ted Turner, menjanjikan satu miliar dolar kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), dan menjelaskan bahwa ia telah terilhami oleh teladan Ola McCarty. Kebaikan sederhana dari Oseola McCarty, seorang perempuan pencuci yang pemalu dan sederhana yang melakukan pekerjaan dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan, menabung uang bertahun tahun lamanya namun memberikannya begitu saja kepada orang yang membutuhkan. Kedermawanannya banyak menggugah nurani orang-orang. Ketika kita sibuk mengumpulkan uang, mengonsumsi dengan rakus, mengumpulkan semua barang yang sebenamya tidak kita butuhkan, berutang, Ola mengingatkan bahwa kebahagiaan bukanlah sebuah komoditas berlabel harga. Keegoisan tidak akan dapat membeli kebahagiaan terlepas dari seberapa besar dan megahnya rumah yang kita tempatkan, seberapa bagus mobil yang kita kendarai, seberapa banyak harta yang kita miliki, atau seberapa mudah hidup kita selama ini. Untuk bahagia, kita harus dapat memberikannya. Kita harus memberikan hati kita yang didasari dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan. 

Oseola McCarty menjalani kehidupan yang sangat sederhana. Dan Ia bekerja keras untuk kehidupan yang sederhana pula. Ia memberikan segala apa yang ia miliki. Ia memberikan semua pekerjaan yang dapat ia berikan. Ia memberikan hati dan jiwanya kepada orang lain dengan penuh rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan. Begitu banyak orang-orang yang menginginkan hati seperti Oseola yang dapat menyentuh banyak orang atas pertolongannya, dengan harapan kebahagiaan Oseola dapat menular untuknya. Presiden Clinton mengundang Ola ke Gedung Putih dan memberinya medali, Universitas Harvard memberinya gelar kehormatan. Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) juga memberinya penghargaan, dan ketika ia tidak mau pergi ke Paris untuk menerimanya, mereka sendiri yang datang ke Hattiesburg untuk menemui Ola. Orang-orang dari berbagai penjuru dunia banyak yang mengirim sesuatu padanya: surat, puisi, Alkitab baru, topi perawat, benda-benda kerajinan yang mereka buat untuk mengenangnya. 

Baca Juga Kerja Keras Eric Hoffer


Seorang artis di New Jersey mengirim sebuah lukisan dirinya, dan membujuk Ola sekedar jalan-jalan dengannya, inilah untuk pertama kali dalam hidupnya Ola terbang dengan pesawat. Hattiesburg akhirnya merayakan Hari Oseola McCarty. Tahun-tahun terakhir hidupnya sama menyenangkannya sebagaimana delapan puluh enam tahun kerja keras sebelumnya. 

Begitu banyak orang-orang tidak menginginkan selain sekadar menjadi temannya atau bisa mengatakan bahwa mereka pemah bertemu dengannya. la menikmati dirinya tetapi semua hiruk-pikuk tentang hadiah uang tersebut sebenarnya membingungkannya. "ltu sebenarnya mudah (dilakukan), jelasnya. Saya tidak membeli barang-barang yang tidak saya butuhkan. Tuhan telah menolong saya dan saya sangat yakin la juga akan menolong Anda." la berkata bahwa ia "terberkati.", Stephanie Bullock, juga dari Hattiesburg, yang merupakan penerima pertama dari beasiswa Oseola McCarty. la menyebut Ola sebagai nenek kehormatannya. Dilaporkan bahwa studinya telah berjalan dengan baik di Universitas Mississippi Selatan. 

Ola menutup perjalan hidupnya pada tahun 1999, empat tahun setelah hadiahnya diumumkan. la menghabiskan beberapa minggu terakhir hidupnya dirumah yang sederhana, tempat ia ingin berada. Ribuan orang yang tidak pernah bertemu dengannya berduka atas kepergiannya, dan berjanji bahwa akan menjadikan hidup mereka lebih kaya dan terhormat dengan memberikan sesuatu dari diri mereka kepada orang lain yang didasari dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan. 

Ola mengetahui sesuatu yang tidak mereka ketahui atau telah mereka lupakan ketika pekerjaan semata-mata jatuh menjadi sekadar cara untuk gaya kehidupan. Hidup yang baik, Jelas Ola kepada mereka, apa pun hidup yang dapat Anda banggakan. "Sekarang ini banyak orang bicara tentang harga diri. Bagi saya tampaknya sangat sederhana. Jika Anda ingin bangga akan diri Anda, Anda harus melakukan hal-hal yang bisa anda banggakan yang didasari dengan rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan. Perasaan akan mengikuti tindakan." 

Oseola McCarty menjalani kehidupan yang paling sederhana, tetapi ia tahu beberapa hal, dan beberapa hal tersebut ternyata justru adalah hal yang paling bernilai harga, yang tidak dapat ditukar dan atau di beli dengan uang, hal tersebut tidak pernah dipelajari oleh banyak orang yang tampaknya lebih beruntung. la berkeyakinan bahwa menghormati diri sendiri adalah nilai tambah yang lebih besar daripada sekedar kekayaan atau ketenaran, dan ia juga berkeyakinan bahwa kerja keras merupakan hal yang lebih memuaskan daripada sekedar hidup santai yang tidak diperjuangkan. Berkeyakinan bahwa kemurahan hati untuk berbuat baik yang didasari dengan cinta, kasih, sayang dan keikhlasan akan membuat kita lebih bahagia daripada sekedar menumpukkan harta benda yang tidak kita butuhkan. 

Ola berkeyakinan bahwa perasaan akan selalu mengikuti tindakan, Ola menjalani hidupnya sesuai dengan pengetahuan ini, dan meninggal sebagai seorang perempuan yang bangga dan bahagia, kehidupan dan kematian yang disusurinya dengan penuh rasa cinta, kasih, sayang dan keikhlasan. 

Disunting dan disarikan dari John McCain bersama Mark salter "Character is Destiny"
Share this article :
 

1 komentar :

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger