Sesungguhnya, setiap orang beriman berhak atas surga. Tak
peduli apa statusnya. Orang yang mulia atau mereka yang hina-dina. Karena surga
adalah milik Allah, maka terserah Allah, siapa yang diridhai-Nya untuk masuk ke
dalam surga-Nya itu. Dan Rasulullah Saw. telah mengindikasikan bahwa seorang
ahli ibadah tidak serta-merta mendapat jaminan akan masuk surga, karena surga
lebih diutamakan bagi mereka yang mencintai Allah dengan sesungguh-sungguhnya
kecintaan.
Seperti juga kita, maka pastilah kita lebih suka kepada
orang yang kita sukai untuk datang ke rumah kita, daripada mereka yang selalu
memuja-muji kita -dengan niat bergelimang pamrih. Demikianlah juga Allah
memilih mereka yang lebih dicintai-Nya. Dan Dia Maha Mengetahui akan segala
yang tertampak pada lahir dan terbersit dalam batin.
Maka, hendaknya kita tidak merasa heran saat mengetahui bahwa Allah telah memasukkan seorang pelacur ke dalam surgaNya yang mulia. Karena Dia sungguh mengetahui apa-apa yang selayaknya dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya.
Pada suatu hari, dalam suatu majelis, seseorang bertanya kepada Rasulullah Saw, "Wahai Rasulullah, apakah hanya orang-orang ahli ibadah saja yang akan masuk surga?" Dengan tegas Rasulullah menjawab, "Tidak. Sesungguhnya, seseorang itu masuk surga bukan semata-mata karena ibadahnya, melainkan karena ketulusan cintanya kepada Allah."
Penasaran, orang itu bertanya lagi, Apakah itu berarti hanya
para aulia dan alim-ulama saja yang akan masuk surga? Rasulullah kembali
menegaskan, "Tidak, bukan begitu. Karena sesungguhnya telah ada seorang
pelacur yang masuk kesurga."
Karuan saja semua yang hadir di majelis itu kaget dan bertanya-tanya. Maka Rasulullah SAW lalu menceritakan mengenai pelacur itu.
Suatu hari, di tengah musim kemarau yang amat kering, tutur Rasulullah, ada seekor anjing liar yang hampir mati kehausan. Anjing ini amat buruk rupanya dan penuh kudis badannya. Karena amat hausnya, anjing itu sampai menjilat-jilat tanah lembab didepan rumah seorang ulama terkenal. Melihat makhluk menjijikkan itu, si ulama segera mengusirnya dan bahkan melemparinya dengan batu.
Anjing itu lari ketakutan sampai ke luar desa, dan akhirnya karena lelah dan kehausan, hewan malang itu ambruk di pinggir sumur. Nampaknya, tak ada harapan lagi buat anjing itu untuk hidup. Dia pasti mati kalau tidak segera mendapatkan minum. Namun, di saat kritis itu, lewatlah seorang pelacur. Ia melihat anjing itu, terbaring putus asa dengan lidah terjulur dan napas tersengal-sengal. Pelacur itu merasa iba. Maka, ia melepas terompahnya (alas kakinya) dan merobek gaunnya. Dengan sobekan gaun dan terompah itu ia lantas membuat timba untuk mengambil air dari sumur, lalu anjing itu diberinya minum.
Setelah puas minum, anjing tersebut sehat kembali lantas pergi. Si pelacur merasa gembira melihat anjing itu tidak mati kehausan. Melihat apa yang telah diperbuat oleh hamba-Nya itu. Allah SWT mengatakan kepada malaikatnya, “ catatlah hambaku itu. Dia adalah salah satu hambaku yang akan masuk surge pertama.”
Subhanallau…! Puji orang-orang yang
hadir dalam majelis
Disarikan dari Nur Kholish Rif`ani