Ada cukup banyak hal yang memengaruhi atau dapat menjadikan kurangnya minat baca seseorang. Faktor-faktor yang memengaruhi itu bisa dari faktor internal atau faktor dari dalam diri seseorang sendiri (misalnya karena malas, alasan kesibukan, dan lain-lain), atau bisa juga karena faktor eksternal atau faktor dari luar. Berikut ini adalah beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab jauhnya seseorang dari kecintaan dan minat pada aktivitas membaca. Diramu dari berbagai hasil penelitian muthahir, dengan mengenali dan mengetahui hal-hal berikut, maka kita setidaknya akan bisa mewaspadainya.
Adanya Mitos yang Keliru
Selama ini, disadari ataupun tidak, ada semacam mitos atau anggapan yang keliru khususnya dalam kehidupan remaja mengenai aktivitas membaca. Remaja dan anak-anak muda seperti punya anggapan bahwa orang-orang yang banyak membaca atau sering membaca adalah orang-orang yang kuper alias kurang pergaulan. Munculnya image atau kesan yang tidak 100% benar itu karena selama ini orang-orang yang suka membaca sering kali dikesankan sebagai orang yang lugu, penggugup, kurang bisa bergaul, dan kesan-kesan semacamnya. Film film atau sinetron yang menggambarkan sosok seorang yang rajin membaca biasanya menggambarkannya seperti demikian, sehingga para penonton pun terpengaruh dan memercayainya. Akibatnya, para remaja jadi seperti menjaga jarak dengan buku dan aktivitas membaca, karena tidak berkeinginan menjadi sosok seperti dikemukakan di atas. Dari sinilah kemudian munculnya mitos yang keliru, bahkan salah kaprah, mengenai orang yang menyukai aktivitas membaca.
Tidak Ada Pembiasaan Membaca
Orang yang semenjak kecil telah dikondisikan untuk mencintai aktivitas membaca biasanya lebih mudah berkenalan dengan aktivitas membaca, dibanding orang yang tidak memiliki pembiasaan semacam itu. Kalau sejak kecil seseorang telah dikenalkan dengan buku-buku bacaan, atau kalau di rumahnya terdapat perpustakaan pribadi berisi buku-buku yang bisa dibaca maka bukan tidak mungkin ia akan lebih mudah berkenalan dengan aktivitas membaca untuk kemudian menyukainya. Tidak adanya pembiasaan membaca sejak kecil ini seringkali menjadi faktor yang menghambat seseorang untuk memulai aktivitas mencintai membaca, meski itu bukan faktor mutlak satu-satunya.
Lingkungan yang Kurang Mendukung
Berdasarakan hasil temuan beberapa riset terkini menunjukkan bahwa kearifan local Indonesia cenderung mempunyai pribadi yang dipengaruhi lingkungannya. Apabila lingkungan tempat tinggal seseorang tidak mendukung aktivitas membaca, maka orang pun cenderung sulit untuk dapat mencintai aktivitas membaca. Contoh yang sederhananya jika seseorang tinggal di tempat yang bising atau hiruk-pikuk, ia kecenderungan akan kesulitan untuk dapat menyukai aktivitas membaca, karena lingkungannya tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan. Selain itu, dalam skala yang lebih besar, bisa saja lingkungan tersebut adalah lingkungan pergaulan. Apabila seseorang berada di lingkungan pergaulan yang tidak suka membaca, maka cepat atau lambat ia segera ikut terpengaruh lingkungan pergaulannya tersebut. Banyaknya
Hiburan yang Mudah dan Murah
Dibandingkan aktivitas membaca, menonton siaran televise atau menikmati musik di radio tentu jauh lebih mudah dan lebih menyenangkan, khususnya bagi orang yang belum mengenal dekat aktivitas membaca. Karenanya, rendahnya minat seseorang terhadap aktivitas membaca seringkali juga dipengaruhi oleh hal ini, yaitu karena buku bacaan disaingi oleh media hiburan yang mudah sekaligus murah, semacam televisi, radio,video game, dan lain -lain.
Kenyataan ini diperparah lagi dengan adanya kecanggihan teknologi yang kian ajaib saja sebagaimana ponsel yang sekarang telah multimedia. Tidak sedikit remaja melahap habis waktunya untuk beraktivitas dengan ponselnya, entah untuk bertelepon, saling kirim SMS, chatting, atau mengurusi accountnya di berbagai media jejaring sosial di internet. Hal ini semakin menjauhkan orang dari aktivitas dan kecintaan membaca.
Tidak Ada Jadwal atau Rencana Khusus
Tanpa dijadwalkan dengan pasti atau direncanakan secara khusus, aktivitas membaca akan menjadi sesuatu yang sulit dilakukan, karena aktivitas dan kesibukan anak-anak muda saat ini juga tak kalah kentalnya. Sejak bangun tidur sampai tidur kembali, hampir bisa dikatakan selalu saja ada hal yang akan, sedang dan ingin dilakukan, entah itu aktivitas yang penting ataukah sebaliknya. Tidak dapat dipungkiri seperti pada pagi hari waktu sarapan tiba, acara televisi telah terbukti banyak menyedot perhatian orang. Siang hari, saat pulang sekolah, anak-anak remaja biasanya disibukkan dengan ponselnya atau dengan acara hariannya, dan pada malam harinyapun biasanya digunakan untuk menikmati sinetron atau setidaknya terhubung dengan teman-teman yang berbasiskan internet, sehingga tanpa disadari waktu atau kesempatan untuk membaca telah dikesampingkan. Hal ini ditambah lagi dengan kurangnya tugas membaca dari bapak dan ibu guru di sekolah. Sangat jarang adanya tugas membaca yang diberikan kepada murid, sehingga anak-anak sekolahpun jadi tidak punya semacam kewajiban atau tanggung jawab untuk membaca secara khusus.
Minimnya Bacaan dan Mahalnya Harga Buku
Bisa jadi seseorang memiliki keinginan yang cukup tinggi untuk membaca, tetapi keinginannya terhenti pada kenyataan akan minimnya buku bacaan yang ada, sehingga diapun tidakbisa menyalurkan keinginan mernbacanya. Yang dimaksud minimnya bacaan di sini bukan semata jumlah buku yang sedikit, tetapi bisa saja kurang beragamnya tema bacaan yang ada. Selain itu, mahalnya harga buku juga sering kali menjadi kendala tersendiri bagi seseorang yang ingin menggemari membaca. Sehebat apapun keinginan orang untuk dapat membaca, keinginan itu tidak akan kesampaian kalau tidak memiliki kemampuan untuk membeli dan mendapatkan buku bacaan. Selain faktor-faktor di atas, tentunya masih banyak faktor lain yang juga rnenjadi penyebab kurangnya minat membaca seseorang. Namun setidaknya sekarang kita telah mengenali penyebab-penyebab rendahnya minat baca tersebut, untuk kemudian mencari pemecahannya demi dapat meningkatkan minat baca