Bimbingan dan konseling merupakan sebuah profesi yang sifatnya membantu (helping profession) untuk menciptakan bantuan tersebut standar prosedur operasional (standard operating system) mengambil tempat yang teramat penting dalam mewujudkan kegiatan tersebut maka, melalui mata kuliah prosedur kelompok dalam konseling. Mahasiswa diharapkan memperoleh bekal ilmu pengetahuan yang mumpuni, cakap dan terampil serta mempunyai integritas yang handal dalam disiplin ilmu bimbingan dan konseling, dengan penerapannya melalui memimpin kelompok konseling.
Penggunaan latihan dalam kelompok konseling merupakan nilai tambah bagi keberlangsungan proses kelompok sehingga berjalan sesuai rencana dan harapan bagi keseluruhan anggota kelompok, Rusmana, N (2009: 16) menjelaskan kapan latihan digunakan dalam kelompok konseling diantaranya;
1. Saat memulai kelompok atau awal sesi
Latihan pembukaan seringkali membantu saat awal pembentukan kelompok. Selama beberapa menit pertama dalam sesi konseling, peserta seringkali tidak fokus terhadap topik yang sedang ditangani. Penggunaan latihan pada awal menit-menit pertama pembentukan kelompok seringkali membantu anggota fokus terhadap
kelompok;
2. Pada akhir sesi
Latihan juga dapat digunakan untuk sesi penutupan. Dengan menggunakan latihan, pemimpin dapat membantu anggotanya meringkas dan menghayati suasana penutupan serta apa yang telah didiskusikan sepanjang sesi. Latihan rounds seringkali berguna untuk tujuan ini. Dyad juga bisa digunakan
untuk membantu anggota kelompok merangkum isi diskusi
3. Selama pertengahan sesi
Tentu saja latihan dapat digunakan setiap saat selama sesi berlangsung dan untuk berbagai alasan. Latihan dalam sesi pertengahan dapat berupa aktivitas role playing, tugas tertulis dan sebagainya.
Berdasarkan Jenis latihan dalam kelompok konseling dapat dibedakan menjadi: Menulis; gerak; lingkaran; dyad and triad; creative props; seni dan kerajinan tangan (arts and crafts); fantasi; Bacaan umum; umpan balik; kepercayaan (trust); experiential; dilemma moral; keputusan kelompok; sentuhan (touching)
1. LATIHAN MENULIS (WRITTEN)
Latihan menulis terdiri dari aktivitas tulis menulis dimana anggota dapat menulis daftar, pertanyaan, mengisi esay, menuliskan reaksi mereka, atau menandai dengan tanda cek hal-hal seputar isu-isu atau topik yang diketengahkan. Keuntungan utama dari latihan ini adalah anggota menjadi lebih fokus saat menyelesaikan tugas tertulis dan mereka dapat menghasilkan ide-ide atau respon-respon mereka. Yang termasuk dalam bentuk latihan ini seperti:
- Melengkapi kalimat (sentence-completion exercise)
- Mengisi daftar isian (listing exercise)
- Menulis respon (written-response exercise)
- Buku harian (diaries)
- Latihan melengkapi kalimat
Contoh 1
Salah satu latihan menulis yang paling berguna yaitu melengkapi kalimat. Melengkapi kalimat adalah melengkapi pernyataan tertulis dengan cara mengisi
titik-titik.
titik-titik.
Saat saya memasuki kelompok baru, saya merasa
……………………………………………………
Saat orang pertama kali bertemu saya, mereka
……………………………………………………
Saat saya berada dalam kelompok baru, saya merasa nyaman saat
……………………………………………………
Saya paling kesal saat pemimpin
……………………………………………………
Dalam kelompok saya paling takut jika
……………………………………………………
Melengkapi kalimat sangat berguna karena dapat menambah gagasan-gagasan dan pemikiran-pemikiran yang tersaji dalam fokus terhadap masalah dan diskusi kelompok. Latihan ini juga memunculkan minat dan energy diantara anggota kelompok karena mereka biasanya ingin mengetahui tentang bagaimana anggota lain merespon terhadap anak kalimat yang sama.
Contoh 2 (Membuat Daftar Isian)
Dalam sebuah kelompok edukasional yang sedang membahas tentang stress, pemimpin dapat meminta anggota kelompok untuk membuat daftar hal-hal yang dapat membuat mereka stress (stressor) anggota kelompok dapat membuat daftar seperti:
Daftar hal-hal yang dapat membuat saya stress
- Pekerjaan kantor yang menumpuk
- Masalah keluarga
- Tugas perkuliahan yang kian mendekat
- Kesulitan keuangan
- Dst
Lalu pemimpin meminta mereka membuat kelompok kecil masing-masing beranggotakan 4 orang dan mendiskusikan daftar tersebut.
2. GERAK (MOVEMENT)
Latihan gerak mensyaratkan peserta untuk melakukan suatu hal yang bersifat fisikal, karenanya peserta harus bergerak. Latihan ini bisa saja berupa hal kegiatan sederhana seperti berdiri dan menggerakkan anggota tubuh untuk peregangan ataupun kegiatan yang kompleks seperti trust lift (di mana lima orang peserta secara bersamaan mengangkat seorang peserta lain di atas kepala mereka) dan breaking in (di mana kelompok berdiri bersama dan berpegangan tangan, berusaha untuk menjaga anggota kelompok yang di luar lingkaran agar tidak masuk).
Alasan menggunakan latihan gerak
- Latihan ini memberi kesempatan pada anggota untuk melakukan peregangan dan gerak tubuh.
- Memberikan perubahan format dan selanjutnya dapat menjaga ketertarikan kelompok dan energi yang mereka miliki.
- Memberi anggota kelompok kesempatan untuk lebih mengalami sesuatu daripada hanya mendiskusikannya
- Latihan gerak biasanya melibatkan seluruh anggota kelompok.
- Drama dari latihan gerak bisa saja menyebabkan peserta lebih mengingat apa saja yang terjadi dalam kelompok
Macam-macam latihan gerak
- Bertukar tempat duduk (changing seats)
- Berjalan memutar (milling around)
- Meneruskan nilai (values continuum)
- Goals walk
- Sejauh apa kamu datang? (how Jar have you come)
- Gambaran keluarga (family sculpture)
- Home spot
- Jarak personal (personal space)
- Jadi patung (become a statue)
- Opening up
- Menggambar perasaan (sculpt your feeling about the group)
Contoh 1 (Bertukar kursi)
Latihan ini mengharuskan anggota kelompok berdiri dan mencari kursi yang berbeda untuk diduduki. Tujuannya adalah untuk peregangan dan menggerakkan badan serta agar peserta dapat duduk disamping peserta lain dan menghadapi peserta yang berbeda dari perubahan lokasi duduk.
Pemimpin: "Saya ingin kalian semua berdiri dan meregangkan diri untuk beberapa menit, kemudian kalian harus mencari kursi yang berbeda dari yang kalian duduki saat ini. Berpindahlah ke kursi tersebut dan cobalah untuk duduk di dekat anggota kelompok yang berbeda.
Contoh 2 Home spot
Dalam latihan ini peserta membuat lingkaran dan saling berpegangan tangan. Tiap orang memilih sudut dalam ruangan dalam upaya untuk manuver kelompok. Pemimpin bisa menggunakan latihan ini untuk merubah tahapan dan untuk memfokuskan anggota pada persoalan tentang bagaimana cara mereka dalam meraih apa yang mereka inginkan, seberapa persisten dan protektif mereka terhadap orang lain.
Pemimpin: Mari kita melakukan hal yang berbeda. Kita telah mendiskusikan tentang bagaimana kalian tidak selalu mendapatkan apa yang kalian inginkan atau kalian butuhkan. Karena itu saya ingin kalian melakukan latihan ini. Singkirkan semua kursi, rapatkan ke dinding. Sekarang berkumpullah di tengah ruangan dan buatlah lingkaran. Saya ingin kalian melihat sekitar dan pilih salah satu titik diruangan ini. Dalam beberapa menit saya akan meminta kalian untuk bergerak ke titik tersebut dengan saling berpegangan tangan. Tidak ada yang boleh bicara ataupun tertawa dalam latihan ini. Ok, bersiap. Sekarang bergeraklah ke titik tujuan.
Peserta akan saling menarik, mendorong, menyerah, berlutut di lantai dan sebagainya. Pemimpin akan menghentikan permainan setelah beberapa menit dan kemudian memproses reaksi-reaksi yang beragam.
3. LINGKARAN (ROUNDS)
Latihan rounds mungkin merupakan latihan yang paling berguna di mana pemimpin memiliki akses terhadap kelompok. Latihan ini dapat dilakukan dengan cepat dan membantu dalam mengumpulkan informasi yang berguna.
Contoh Lingkaran pilihan
Latihan ini mengharuskan pemimpin untuk membaca pernyataan dan peserta mengungkapkan perasaannya tentang pernyataan tersebut. Respon terhadap pernyataan pemimpin tersebut biasanya memiliki potensi untuk memunculkan berbagai diskusi.
Pemimpin: Saya ingin kalian duduk melingkar. Kita akan melakukan latihan yang menarik. Baiklah sekarang saya akan membacakan beberapa pernyataan yang diikuti dengan respon anda terhadap pernyataan tersebut dengan kata-kata. 1 sangat setuju1 2 setuju, 3. tidak setuju.
- Orang kulit hitam dan orang kulit putih tidak boleh menikah
- Hubungan diluar pernikahan selalu berbahaya
- Perceraian berarti sebuah kegagalan
- Seseorang harus mencintai orang tuanya tanpa terkecuali
- Menikah merupakan hal yang penting bagi kebahagiaan.”
- dst
Respon terhadap pernyataan pemimpin tersebut biasanya memiliki potensi untuk memunculkan berbagai diskusi
4. DYAD DAN TRIAD
Dyad merupakan aktivitas di mana anggotanya dipasangkan dengan satu sama lain untuk mendiskusikan persoalan-persoalan atau untuk menyelesaikan suatu tugas. Begitu halnya dengan triad, yakni aktivitas di mana anggota kelompok dibagi menjadi kelompo-kkelompok kecil yang terdiri atas tiga orang. Triad dibentuk saat anggota kelompok berjumlah ganjil. Pada umumnya dyad dan triad sangat berguna karena memberikan kesempatan bagi anggota untuk memiliki kontak yang
lebih personal antara satu sama lain mengemukakan ide, dan memvariasikan format kelompok.
Adapun kegunaan dari dyad dan triad antara lain:
- Berinteraksi dengan 2 atau 3 individu lainnya
- Mempraktikkan beberapa keterampilan
- Melakukan aktivitas antara 2 orang agar dapat berinteraksi kondisi tertentu
- Bermanfaat dalam mengembangkan aktivitas yang dilakukan kelompok
- Mempererat interaksi yang terjadi antar anggota kelompok
Contoh Latihan Dyad (Aku harus ... Aku memilih ... )
Dalam latihan ini anggota kelompok dipasangkan menjadi dyad-dyad kemudian mereka diminta mengatakan dengan lantang daftar hal-hal yang mereka rasa 'harus' mereka lakukan. Kemudian mereka harus mengubah kata 'saya harus ... ' menjadi 'saya memilih ...Jenis latihan semacam ini memberi anggota kelompok kesempatan untuk mendengar bagaimana mereka dapat merubah beberapa kebutuhan atau tuntutan mereka
- Anggota : "Saya harus pergi ke kantor tiap pagi.
- Pemimpin : "Sekarang anda ubah kata 'harus' menjadi kata 'memilih'.
- Anggota : "Saya memilih untuk pergi ke kantor setiap hari."
- Pemimpin : "Bagaimana perasaanmu."
- Anggota : “beban saya untuk pergi ke kantor setiap hari menjadi lebih ringan
Contoh Latihan Triad (Obrolan orang tua)
Mintalah anggota kelompok untuk membentuk triad-triad. Masing-masing anggota dalam triad memerankan ayah, ibu dan anak. Kemudian mereka diminta untuk
membicarakan suatu masalah darisudut pandang orangtua dan anak. Setiap anggota harus memerankan ketiga peran tersebut. Latihan ini dapat membantu anggota
untuk mempercayai opini orangtua terhadap mereka dan latihan ini dapat dilakukan oleh semua usia.
5. CREATIVE PROPS
Latihan ini menggunakan berbagai macam peralatan secara kreatif. Peralatan konseling yang berbeda dapat digunakan dalam latihan kelompok yang menarik dan memikat Jacobs, 1992. Bahan-bahan yang dapat digunakan dalam creative props
- Pita karet
- Gelas Styrofoam
- Kursi kecil
- Botol bir
- Kaset tape yang sudah tak terpakai
- Kartu remi
- Perisai
- Saringan tungku (Jacobs, 1992)
Latihan menggunakan gelas styrofoam
Pemimpin: "Saya ingin setiap orang melihat gelas yang sedang saya pegang, dan anggaplah gelas ini sebagai makna diri kalian masing-masing. (pemimpin naik ke atas kursi). Saat saya menggenggam erat gelas ini saya ingin kalian memikirkan pada siapa kalian akan memberikan makna atas diri kalian, seseorang yang
naik ke atas kursi dan anda izinkan untuk menggenggam atau menyakiti hati kalian." Latihan ini dapat melatih imajinasi dan batas toleransi peserta terhadap orang lain yang menyakiti mereka.
Contoh 2 (Latihan menggunakan kursi kecil)
Pemimpin: "Kita telah membahas tentang rencana untuk bersenang-senang. Karena itu saya ingin kalian memfokuskan seluruh gagasan pada acara bersenang-senang, untuk
membantu kalian, saya ingin anda semua melihat kursi kecil ini dan memikirkan tentang anak kecil yang ada dalam dirimu. Saya ingin anda berpikir tentang
apa yang terjadi pada anak itu saat anda tumbuh dewasa. Jika bayak di antara anda yang merasa kesenangan anda hilang, saya ingin mendengarnya langsung dari
anak kecil yang menjadi bagian dari diri anda tersebut."
Permainan ini dapat merangsang daya khayal peserta dan membuat peserta menghargai kesenangan yang sekarang mereka dapatkan. Peserta juga dapat mengenang masa kanak-kanak mereka yang indah dan sejak kapan kenangan indah tersebut menghilang
6. ARTS AND CRAFTS (SENI DAN KERAJINAN TANGAN)
Latihan ini mengharuskan peserta untuk menggambar, memotong, menempel, mengecat, dan mewarnai dengan tujuan untuk menciptakan sesuatu dari berbagai bahan.
Seperti latihan lainnya, latihan arts and crafts ini juga dapat mendatangkan kesenangan, memunculkan minat, mengangkat fokus kelompok, menciptakan energi, dan mengembangkan diskusi. Latihan ini membiarkan peserta mengekspresikan diri dalam berbagai cara yang berbeda.
Contoh Latihan (Verbal origami)
Berikan tiap kelompok sehelai kertas origami. Pilih satu orang untuk maju ke depan ruangan dan menjelaskan kepada orang lain bagaimana untuk melipat kertas
menjadi sebuah benda, hewan, atau pesawat kertas. Orang yang memberi petunjuk tersebut medapatkan petunjuk yang diberikan dari buku atau sumber tertulis
lainnya. Penjelasannya harus murni verbal, tidak ada demonstras fisik yang dibolehkan. Si pemberi petunjuk juga tidak boleh memberitahu yang lain benda apa
yang sedang mereka buat, tapi ia boleh menggambarkannya. Ini merupakan tugas yang sulit jika banyak petunjuk dalam buku berupa diagram. Permainan ini dapat digunakan terhadap berbagai tingkatan kelompok
7. FANTASI
Latihan fantasi adalah yang paling sering digunakan untuk pengembangan dan terapi kelompok, memberdayakan imajinasi dan penggambaran visual anggota kelompok. Fantasi membantu anggota agar menjadi lebih sadar akan perasaan, harapan, keraguan dan ketakutan mereka.
Contoh Latihan (Saya adalah pohon)
Pemimpin: "Saya ingin masing-masing dari kalian menutup mata dan buatlah diri kalian senyaman mungkin. Baiklah, sekarang saya ingin kalian semua membayangkan diri
kalian sebagai sebatang pohon. (berhenti sejenak). Pohon apakah kalian? Ada apa saja disekeliling anda? Apakah kehidupan kalian seperti pohon? Bagaimana perasaan kalian saat menjadi pohon? Ok, siapa di antara kalian yang mau maju dan berbagi tentang apa yang telah kalian alami tadi."
8. BACAAN UMUM
Latihan bacaan umum (common reading) mensyaratkan peserta untuk membaca cerita pendek, puisi atau dongeng. Bacaan-bacaan semacam itu seringkali menyajikan tujuan dari pengembangan ide dan pemikiran serta memperdalam fokus terhadap beberapa topik atau isu. Faktor penting yang harus dipikirkan dalam
melakukan latihan bacaan umum ini adalah tujuan kelompok. Yakinkan bahwa bahan bacaan akan dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran yang berkenaan dengan tujuan tersebut. Pertimbangan lainnya adalah kapabilitas
intelektual aggota, saat pemimpin meminta anggota untuk membaca dan menanggapi puisi ataupun saat pemimpin meminta anggota menulis sajak.
Contoh (Latihan pembacaan sajak)
Dalam sebuah kelompok pemimpin mencoba untuk mengembangkan diskusi tentang tuntutan dan pengharapan terhadap peserta orang lain, begitu pula kebutuhan
peserta akan pengakuan dan penerimaan.
Pemimpin: "Saya akan membacakan sebuah sajak dan saya ingin anda memberikan komentar tentang sajak tersebut. Sajaknya adalah sebagai berikut.
Aku melakukan hal yang harus kulakukan begitu pula dengan kau.
Aku berada di dunia ini bukan untuk hidup sesuai pengaharapanmu, begitu pula kau.
Kau adalah kau dan aku adalah aku.
Dan jika ada kesempatan untuk kita saling bertemu: itu adalah hal yang indah jika tidak, itu tidak akan terbantu
9. UMPAN BALIK
Latihan umpan balik memungkinkan peserta dan pemimpin berbagi perasaan dan pemikiran mereka tentang satu sama lain. Pemimpin tidak seharusnya menggunakan latihan umpan balik kecuali dirasa bahwa anggota kelompok memiliki keinginan yang cukup untuk saling membantu bukannya keinginan untuk saling menyakiti
satu sama lain.
Macam-Macam Latihan
- Kesan pertama (first impressions)
- Daftar cek sifat (adjective checklist)
- Membicarakan anggota lain (talk about the member)
- Bombardemen kelebihan (strength bombardment)
- Harapan (wishes)
- Umpan balik metaforis (metaphorical feedback)
- Umpan balik tertulis (written feedback)
- Umpan balik yang paling banyak dan paling sedikit (most/least feedback)
Contoh 1 Bombardemen kelebihan
Pemimpin: "Saya ingin anda duduk melingkar dan menyiapkan alat tulis beserta kertasnya. Kemudian saya akan meminta salah seorang peserta untuk duduk di tengah
lingkaran, dan peserta lainnya duduk di sepanjang tepi lingkaran. Mereka yang berada di tepi lingkaran bertugas untuk menuliskan berbagai kelebihan yang
dimiliki oleh peserta yang berada di tengah lingkaran. Setelah itu kalian boleh bergantian duduk di tengah lingkaran. Tom, dimulai dari kamu." Latihan ini memungkinkan peserta untuk berbagi pemikiran dan perasaan terhadap peserta lain dengan cara yang aman dan kemungkinan untuk menyakiti perasaan orang lain.
Contoh 2 (Harapan)
Pemimpin mengatur latihan ini dengan cara meminta anggota untuk mengungkapkan secara verbal harapan-harapan yang mereka miliki untuk salah seorang peserta.
Ini merupakan latihan yang baik bagi peserta yang peduli terhadap satu sama lain, dan yang memiliki berbagai hal untuk dikatakan kepada peserta lainnya.
Pemimpin: "Saya ingin anda memikirkan tentang harapan-harapan yang kalian miliki terhadap para anggota lainnya. Kita akan memfokuskan latihan pada satu orang dan pada satu waktu. Siapa saja yang ingin mengemukakan harapannya akan berkata 'Harapan saya untukmu adalah ..., cukup jelas?"
10. KEPERCAYAAN (TRUST)
Jika pemimpin merasa bahwa anggota tidak saling mempercayai terhadap satu sama lain atau nampaknya kepercayaan lebih dibutuhkan dalam kelompok, pemimpin dapat menggunakan latihan kepercayaan (trust exercise). Setiap latihan bertujuan untuk memfokuskan perhatian kelompok terhadap isu-isu mengenai rasa percaya khususnya untuk mempercayai orang lain.
Macam-Macam Latihan Kepercayaan
- Lingkaran kepercayaan (trust circle)
- Trust lift ·
- Trust fall
- Blind trust walk
Contoh 1(Blind trust walk)
Latihan ini dilakukan secara berpasangan, di mana satu orang ditutup matanya dan yang lain berperan sebagai pemandu. Selama latihan berlangsung tidak
diperkenankan adanya percakapan apapun kecuali pengarahan. Tujuan dari latihan ini adalah agar anggota dapat mempercayai oranglain untuk memandunya. Setiap peserta harus dipandu berkeliling selama sekitar 5 menit untuk mendapatkan efeknya. Karena itu, ide bagus untuk membawa peserta berjalan melalui pintu-pintu, meja, kursi, tangga dan bendal -benda di sekelilingnya.
Contoh 2 (Trust fall)
Dalam latihan ini salah seorang peserta diminta untuk berdiri di tempat yang agak tinggi, dengan satu atau dua orang peserta berdiri tepat di belakangnya. Peserta yang ada di depan menjatuhkan diri kebelakang, dan peserta lain menangkapnya pada jarak yang aman diatas lantai. Selama latihan ini berlangsung, pemimpin harus dapat memastikan bahwa ada yang menangkap kepala dan leher anggota yang melakukan permodelan.
11. EXPERIENTIAL
Beberapa latihan kelompok dapat diklasifikasikan sebagai latihan eksperiensial karena anggota kelompok terlibat semacam pengalaman kelompok ataupun individual yang aktif dan menantang. Latihan eksperiensial yang paling dikenal adalah "ropescourse" (permainan tali temali), yang merupakan rangkaian aktivitas yang didesain untuk membawa individu dan kelompok melampaui pengharapan mereka ataupun meyakini keinginan mereka untuk mencoba." ( project adventure, 1992). Aktivitas ini dilakukan di luar ruangan dengan menggunakan rangkaian yang didesain secara hati-hati dan terbuat dari
jalinan tali temali.
Aktivitas dalam permainan tali temali bergantung pada kerjasama antar anggota kelompok, dengan demikian aktivitas ini bagus untuk pembentukan tim (team
building).
Contoh 1 (Egg retrieval)
Sebutir telur ditempatkan pada gantungan di dekat pohon atau tiang kayu dan ditengah area yang telah ditandai. Pemimin memberitahu peserta bahwa tanah
disekitar area tersebut telah terkontaminasi oleh berbagai zat berbahaya yang tidak memungkinakan bagi seseorang atau sesuatu untuk menyentuhnya. Pemimpin memberi tim seuntai tali dan webbing dengan panjang 20 kaki. Misi tim adalah untuk menyelamatkan telur tanpa sesuatu atau seorang pun menyentuh area yang terkontaminasi dan tanpa melebihi waktu yang telah ditetapkan.
Contoh 2 (Zip line)
Sebuah kabel direntangkan dari puncak suatu bidang datar atau menara setinggi 25 kaki atau lebih, pada perangkat yang ada di tanah sejauh beberapa ratus
kaki dari menara. Pendaki yang ada di atas bidang datar menggenggam sebuah batangan atau seutas webbing nilon yang digunakan untuk katrol/ kerekan
bebas. Penahan statis dipasangkan dari katrol ke perlengkapan yang dipakai pendaki. Pendaki dengan mudah dapat mengangkat kakinya dan mulai meluncur. Pada
akhir zib line, kabel diposisikan sedemikian rupa sehingga sudut-sudutnya agak menanjak, hal ini membuat pendaki dapat mendarat dengan lembut.
12. DILEMA MORAL
Beberapa latihan kelompok dapal digolongkan sebagai “dilema moral” yakni latihan dimana sebuah cerita dibacakan untuk anggota dan tiap orang harus memutuskan bagaimana ia akan menangani situasi dalam cerita itu. Jenis latihan ini berguna dalam membantu anggota kelompok menyadari bahwa setiap orang memiliki nilai-nilai yang berbeda. Latihan ini biasanya memunculkan diskusi tentang nilai-nilai, hukum dan keadilan. Dapat digunakan pada awal sesi dan menjadi fokus dari seluruh sesi.
Contoh Latihan (Kapal karam)
Untuk mengembangkan latihan dilema moral, pemimpin dapat membacakan cerita pada awal sesi yang nantinya akan menjadi fokus bagi keseluruhan sesi. Salah
satu cerita yang bisa dibacakan berjudul, kapal karam.
“Anda berada dalam kapal saat kapal tersebut mengalami benturan dan akan tenggelam. Tujuh orang ingin naik ke atas rakit penyelamat, namun rakit hanya dapat menampung lima orang saja. Ketujuh orang tersebut adalah, anda, anak kecil bandel berusia 12 tahun, pensiunan guru berusia 69 tahun, atlit baseball terkenal berusia 35 tahun, ahli mesin berusia 22 tahun, pendeta berusia 52 tahun, dan seorang wanita hamil berusia 39 tahun. Menurut anda, siapa di antara mereka yang tidak boleh naik rakit?".
13. KEPUTUSAN KELOMPOK
Jenis latihan lainnya yang dapat digunakan dalam kelompok adalah aktivitas pembuatan keputusan kelompok. Latihan ini mensyaratkan para anggota kelompok untuk bekerja sama dalam menangani suatu masalah. Bergantung pada ukuran kelompok, seluruh anggota kelompok bisa saja bekerja sebagai satu unit, atau bisa juga dibagi menjadi dua atau tiga kelompok kecil beranggotakan masing-masing empat orang.
Jenis-Jenis Latihan Keputusan Kelompok
Johnson dan Johnson (1991) menjelaskan tentang beberapa jenis latihan keputusan kelompok. Dua di antaranya adalah, (1) mengajakpeserta untuk berusaha
menentukan persediaan apa yang harus diambil (winter survival/ bertahan di musim dingin) dan (2) mengajak peserta untuk melengkapi puzzle yang rumit dengan cara bekerjasama (hollow squares exercise).
Contoh Latihan Keputusan Kelompok (Winter survival)
Pemimpin: "Untuk latihan kali ini saya ingin anda memecah kelompok menjadi beberapa kelompok kecil masing-masing beranggotakan 3-4 orang. Anda akan diberikan kertas yang berisi daftar 50 nama benda. Bayangkan diri anda sebagai pengembara yang akan pergi ke kutub Utara. Anda hanya diperbolehkan mengambil 15
barang dari daftar tersebut sebagai perbekalan. Diskusikan dalam kelompok kecil anda, benda apa saja yang akan dibawa dalam perjalanan menuju kutub utara
dan siapa yang ditunjuk untuk menjadi pemimpin anda selama perjalanan, waktunya 15 menit dimulai dari sekarang. "Latihan ini dapat melatih peserta dalam
proses decision making (pengambilan keputusan juga dapat mengasah keterampilan anggota dalam menetapkan skala prioritas dan mengembangkan kekompakkan kelompok).
14. SENTUHAN (TOUCHING)
Banyak juga latihan kelompok yang melibatkan berbagai bentuk sentuhan. Latihan sentuhan dibahas secara terpisah karena ada beberapa petunjuk yang harus dipertimbangkan saat akan melakukannya, yakni:
- Sadarilah bahwa beberapa peserta mungkin akan merasa tidak nyaman dengan kontak fisik. Jika suatu latihan melibatkan beberapa bentuk sentuhan, pastikan bahwa peserta memahami apa yang akan terjadi dan mengizinkan siapa saja yang bersedia untuk melakukan latihan ini.
- Dalam hampir setiap situasi, yang terbaik adalah dengan mencegah penggunaan sentuhan yang memiliki konotasi seksual. Beberapa latihan pijat, bisa saja diinterpretasikan secara seksual jika tidak dilakukan dengan sepantasnya.
Contoh Latihan Sentuhan (touching) Hand squeeze
Pemimpin:" Dalam latihan kali ini saya ingin anda membuat lingkaran. Kemudian salah satu dari anda harus memegang erat tangan anggota disebelah anda. Latihan ini
dilakukan tanpa berbicara, para anggota harus melakukan hal yang sama pada peserta lain, terus mengelilingi lingkaran sampai kembali pada orang yang memulai latihan ini. Baiklah Joni, kamu yang memulai pertama. "Latihan ini berguna sebagai ice breaker dan juga ajang menjalin keakraban antar para anggota. Latihan semacam ini juga tidak menimbulkan konotasi seksual yang buruk.
15. RANGKAIAN NAMA
Permainan ini berintikan penggabungan atau perangkaian nama dari semua anggota kelompok, yang juga melibatkan pemimpin kelompok
Tujuan dan nilai kelompok
- Permainan ini dilaksanakan pada awal kegiatan kelompok (Tahap Pembentukan), agar semua peserta mengenal dan hafal nama semua anggota kelompok, dan dengan demikian akan meningkatkan keakraban dan kebersanmaan antar anggota kelompok.
- Permainan ini menuntut pemusatan perhatian dan dapat membawa suasana yang menggembirakan, sehingga suasana kelompok menjadi lebih hangat dan menyenangkan.
- Setiap anggota kelompok (termasuk pemimpin kelompok) berusaha mengenal dan menyebutkan dengan benar nama-nama semua anggota kelompok; dengan demikian
semua anggota akan merasa diakui oleh anggota lainnya. Permainan ini mendorong dikembangkannya "perasaan dalam kelompok" untuk semua anggota kelompok.
Permainan ini melibatkan seluruh anggota kelompok, termasuk pemimpin kelompok.
Cara bermain
- Semua anggota kelompok dan pemimpin kelompokberada di tempat duduk yang disusun dengan membentuk lingkaran.
- Pemimpin kelompok menjelaskan jalannya permainan, yaitu:
- Mula-mula salah seorang anggota kelompok, sebagai orang pertama, menyebutkan namanya sendiri, misalnya Amin.
- Kemudian, arah ke kiri atau ke kanan, anggota kelompok lainnya, sebagai orang kedua, menyebutkan nama anggota yang telah mengemukakan nama sebelumnya, (yaitu Amin) dan langsung disambungkan dengan nama sendiri; misalnya, nama orang kedua Budiansyah; maka orang kedua menyebutkan Amin-Budiansyah.
- Selanjutnya orang ketiga, dan seterusnya, satu per satu mengkaitkan nama-nama yang telah tersebut terdahulu dengan namanya sendiri.
- Semua anggota kelompok mendapatkan giliran untuk menyebutkan nama semua anggota kelompok dan namanya sendiri, sehingga semua nama itu menjadi terangkai.
3. Percobaan
Anggota kelompok diajak rnencoba permainan tersebut. Pemimpin kelompok menunjuk salah seorang anggota untuk rnemulainya, dilanjutkan oleh anggota berikutnya. Apabila pelaksanaannya sudah betul, permainan dapat dilanjutkan, dan apabila belum betul dijelaskan kembali. Di waktu menyebutkan nama anggota lainnya, anggota yang menyebutkan nama itu harus melihat wajah anggota yang namanya sedang disebutkan.
4. Bermain sebenarnya.
Setelah dicobakan ternyata berhasil, permainan dilaksanakan secara lengkap. Semua anggota kelompok menyiapkan diri dan menyimak dengan baik untuk menunggu giliran merangkai nama: Begitu selanjutnya sampai semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk merangkaikan nama-nama anggota kelompoknya secara tepat
dan lengkap.
Catatan khusus
- Putaran rangkaian nama itu dapat dilakukan beberapa kali sampai semua anggota kelompok, termasuk pemimpin kelompok benar-benar hafal nama semua anggota kelompok.
- Dalam putaran pertama hendaknya diusahakan agar pemimpin kelornpok mendapat giliran terakhir untuk merangkaikan nama itu; dengan demiki, pemimpin kelornpok diwajibkan sejak awal menghafal seluruh nama anggota kelompoknya.
- Permainan amat efektif untuk para anggota kelompok yang baru pertama kali bertemu.
16. DOT KELIPATAN TIGA
Permainan ini berintikan hitungan (angka): satu, dua, tiga, empat, dan seterusnya. Setiap kelipatan "tiga", angka diganti dengan ucapan "dot"
Tujuan dan nilai kelompok
- Pada kegiatan awal (Tahap Pembentukan) permainan ini dapat membawa suasana gembira dan menyenangkan untuk membina suasana keakraban dan kebersamaan diantara para anggota kelompok.
- Pada kegiatan-kegiatan yang sudah lanjut permainan ini dapat membawa suasana kelompok yang dalam keadaan tegang menjadi mencair; suasana yang lemah menjadi bersemangat kembali.
Pemain
Semua anggota kelompok; pemimpin kelompok tidak ikut bermain melainkan menjadi pengelola permainan
Cara bermain
- Tempat duduk diatur melingkar jika permainan dilaksanakan dengan duduk; jika berdiri, juga berbentuk lingkaran.
- Pembimbing Kelompok menjelaskan jalannya permainan, yaitu:
- Anggota kelompok secara berurutan mengucapkan hitungan satu, dua, dan seterusnya
- Barangsiapa yang mendapatkan bilangan kelipatan tiga (3, 6, 9, dan seterusnya), maka peserta tersebut, menggantinya dengan kata "dot".
Percobaan
Anggota kelompok diajak mencoba permainan ini. Pemimpin kelompok meminta salah seorang peserta memulai hitungan ... "satu" untuk peserta pertama, "dua"
peserta kedua, "dot" peserta ketiga dan seterusnya sehingga semua anggota kelompok mendapatkan giliran.
peserta kedua, "dot" peserta ketiga dan seterusnya sehingga semua anggota kelompok mendapatkan giliran.
Permainan sebenamya
Setelah dicobakan permainan ini ternyata berhasil, maka dilaksanakan permainan sebenamya. Nantinya, bagi peserta yang tidak tepat di dalam menghitung dan/
atau tidaktepat mengganti kata "Dot", maka peserta tersebut diberi kesempatan untuk "menampilkan kebolehannya" seperti menyanyi, menari, melawak, atau yang
lainnya.
Catatan khusus
- Untuk pengganti bilangan ganjil (kelipatan 3) kata-kata "Dot", dapat diganti dengan kata-kata yang mungkin lebi menarik lainnya, seperti "Tit", "Bes" dan seterusnya.
- Permainan ini akan lebih meriah apabila anggota kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan.
17. ANAK KEMBAR
Permainan ini berintikan gerakan untuk mendapatkan tempat duduk dengan mengikuti sebuah ceritera tentang dua orang anak kembar yang namanya hampir sama.
Tujuan dan nilai kelompok
- Bila permainan ini dilakukan pada pertemuan awal kegiatan kelompok dimana para anggota belum saling mengenal (Tahap Pembentukan), maka permainan ini dapat mengakrabkan dan menumbuhkan suasana kebersamaan di antara anggota kelompok.
- Bila permainan ini dilakukan di antara kegiatan kelompok yang telah berlangsung lama (misalnya di antara diskusi atau pembahasan masalah oleh para anggota kelompok), permainan ini dapat menghilangkan ketegangan yang ditimbulkan oleh keseriusan kegiatan diskusi dan pembahasan tersebut, sehingga kegiatan kelompok selanjutnya akan tetap berjalan dengan dengan mantap.
Pemain
Semua anggota kelompok; pemimpin menjadi pemandu permainan
Cara bermain
- Tempat duduk disusun melingkar; satu orang tidak memdapat tempat duduk.
- Pemain berdiri membelakangi kursi.
- Para peserta dipersilakan duduk. Peserta yang· tidak mendapat tempat duduk berada di luar garis lingkaran dan bersiap-siap mengintai kursi yang kosong. Nantinya, anggota yang tidak kebagian kursi berusaha "merebut" sebuah kursi yang akan menjadi tempat duduknya.
- Pemimpin kelompok menjelaskan jalannya permainan yaitu:
- Kepada mereka (para peserta) akan dikemukakan suatu ceritera tentang dua orang anak kembar, misalnya benama Ana dan Ani (bisa diganti dengan nama lain seperti yana dan yani, fandi dan fanda dll)
- Jika dalam ceritera tersebut nama Ana diucapkan, maka para peserta harus bergerak dan duduk selang satu kursi di sebelah kiri; sebaliknya bila disebut nama Ani, maka para peserta bergerak dan duduk selang satu kursi di sebelah kanan; sedangkan bila disebut nama Ana dan Ani dalam satu rangkaian atau disebut nama lain, maka para peserta tidak bergerak dan tetap duduk di tempat semula.
- Anggota yang tidak mendapatkan tempat duduk berusaha mendapatkan tempat duduk sewaktu pergerakan ke kiri atau ke kanan.
Percobaan
anggota diajak mencoba melaksanakan permainan ini. Pemimpin kelompok mengemukakan ceritera anak kembar, misalnya: "Dalam suatu keluarga ada sepasang anak kembar yang diberi nama Ana dan Ani." Kedua anak ini rukun, bermain bersama, bepergian bersama-sama pula. Pada suatu hari sang lbu memanggil "A ... ni,
coba pergi temui kakakmu yang bernama A…nsor di kamar si A ... na" dan seterusnya.
Permainan sebenarnya
Setelah percobaan lancar, maka diadakan permainan sebenarnya. Dalam proses permainan, peserta yang tidak mendapat tempat duduk dapat diberi kesempatan
untuk menampilkan kebolehannya, seperti: menyanyi, membaca puisi, menari, berpidato, dan sebagainya.
Catatan Khusus
- Nama si anak kembar dapat diganti misalnya Ratna dan Ratni, atau Amran dan Amrin atau lainnya. Demikian pula ceriteranya dapat disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta dan suasana kelompok.
- Berdasarkan pertimbangan tertentu, permainan ini sebaiknya dilakukan oleh sejumlah peserta yang berjenis kelamin sama.
- Jarak antara tempat duduk yang melingkar diusahakan lebih longgar
18. MENGAPA KARENA
Permainan ini berintikan pembuatan dua buah kalimat. Kalimat pertama dimulai dari kata "Mengapa", dan kalimat kedua dimulai dari kata "Karena". Kedua kalimat itu nantinya digabungkan.
Tujuan dan nilai kelompok
- Untuk menciptakan suasana gembira dan santai, guna mengurangi ketegangan.
- Pengembangan daya nalar antara isi dua kalimat yang dibuat oleh para peserta.
- Permainan ini dapat dilaksanakan di antara kegiatan kelompok yang telah berlangsung lama (misalnya diantara diskusi pembahasan topik atau masalah oleh para anggota kelompok) untuk menghilangkan ketegangan yang ditimbulkan oleh keseriusan kegiatan diskusi pembahasan topik atau masalah tersebut.
- Permainan ini dapat menimbulkan kegembiraan, kehangatan, kebersamaan, serta kegairahan sehingga kegiatan kelompok semakin mantap.
- Apabila dilaksanakan pada awal kegiatan (Tahap Pembentukan), para anggota cepat saling mengenal dan cepat akrab.
Pemain dan kelengkapan
Semua anggota kelompok; pemimpin kelompok memandu jalannya kegiatan; kertas dan pensil/ bolpoint
Cara bermain
- Anggota kelompok dibagi menjadi dua regu.
- Antara kedua regu berdiri menjadi dua baris yang sejajar dan berhadap-hadapan.
- Regu pertarna menulis sebuah kalimat dimulai dengan kata: "Mengapa .... " Regu kedua menulis kalimat dimulai dengan kata: "Karena .... "
- Anggtoa regu yang berhadapan saling menukarkan kertas yang berisi kalimat yang telah dituliskan itu. Kalimat yang dimulai "Mengapa" dibacakan, disambung dengan kalimat yang diawali "Karena". Pembacaan itu dilakukan dengan gaya "yang satu bertanya "mengapa" dan yang lain menjawab "karena". Pembacaan kalimat dimulai dari anggota barisan paling kanah. Demikian berturut-turut sampai semua kalimat dibacakan.
Catatan khusus
- Apabila isi kalimat yang dibacakan oleh pasangan tertentu kurang ada kaitannya, maka pasangan tersebut diberi kesempatan "menampilkan kebolehan", seperti menari, menyanyi, dan lain sebagainya.
- Permainan akan lebih menarik apabila kelompok beranggotakan laki-laki dan perempuan yang dapat berpasangan dalam membacakan kalimat-·kalimat "Mengapa .... Karena .... "
19. SIAPA SAYA
Permainan ini berintikan pengenalan dan pernahaman peran seorang tokoh, baik nasional maupun internasional.
Tujuan dan nilai kelompok
- Untuk menciptakan suasana gembira serta membina keakraban para peserta.
- Memadukan pemusatan perhatian dalam mensarikan cerita dari beberapa peserta.
- Memahami peran seorang tokoh, negarawan, pahlawan baik nasional maupun internasional.
- Bila permainan ini dilakukan pada pertemuan awal (Tahap Pembentukan) akan dapat mengakrabkan dan menumbuhkan suasana kebersamaan di antara anggota kelompok.
- Bila permainan ini dilakukan di antara kegiatan kelompok (misalnya diantara diskusi atau pembahasan masalah oleh para anggota kelompok) permainan ini dapat menghilangkan ketegangan yang ditimbulkan akibat keseriusan kegiatan diskusi.
- Di samping itu, kegembiraan, kehangatan dan suasana kebersarnaan dapat terjaga. Selanjutnya kegiatan diskusi dapat berjalan dengan bergairah dan mantap.
Pemain dan kelengkapan
Semua anggota kelompok; pemimpin kelompok memandu jalanknya kegiatan; kertas bertuliskan nama seorang tokoh; alat untuk menempelkan kertas di pungggung salah seorang peserta.
Cara bermain
- Salah seorang anggota secara sukarela menjadi pemeran "Siapa Saya".
- Peserta pemeran sementara meninggalkan tempat permainan.
- Peserta lainnya bermusyawarah untuk menetapkan tokoh yang namanya akan ditulis dalam kertas yang akan ditempelkan di punggung pemeran.
- Memusyawarahkan cara memberi komentar tentang tokoh yang namanya dipasang di punggung pemeran. Masing-masing peserta menyediakan satu komentar tentang jenis pekerjaan, sifat dan hal-hal khusus tertentu dari tokoh yang dimaksudkan itu.
- Pemeran dipanggil dan di punggungnya dipasang kertas yang bertuliskan nama tokoh yang telah disepakati. Pemeran tidak diberi tahu nama tokoh yang namanya dituliskan di punggungnya.
- Pemeran menemui satu persatu anggota kelompok dan menanyakan "siapa saya" dengan meminta komentar tentang tokoh yang namanya ada di punggungnya.
- Peserta yang didatangi memberikan komentar, misalnya "Anda adalah seorang tokoh yang berusaha meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia"'.
- Dengan komentar dari peserta tadi pemeran berusaha menebak "Siapa Saya", yaitu tokoh yang namanya tertulis di punggungnya sesuai dengan komentar yang diutarakan oleh temannya. Bila pemeran sudah dapat menerka, dapat langsung menyebutkan nama tokoh yang dimaksud.
- Bila pemeran belum dapat menerkanya, ia pindah ke peserta berikutnya; begitu selanjutnya.
- Apabila semua peserta telah menyampaikan komentarnya ternyata pemeran tidak dapat atau salah menerka "siapa saya", pemeran diberi kesempatan "menampilkan kebolehannya", yaitu rnenyanyi, menari, baca puisi, dan sebagainya.
Catatan khusus
Isi komentar yang diberikan terhadap tokoh yang dimaksudkan itu hendaknya bersifat positif dan konstruktif.