Sejarah Singkat
Sigmud Freud lahir di Moravia, 6 Mei 1856, dan wafat di London, 23 September 1939. Akan tetapi selama 80 tahun ia tinggal di Wina dan meninggalkan kota itu hanya ketika NAZI menyerang Austria. Sebagai seorang pemuda ia memutuskan ingin menjadi seorang ilmuwan dan dengan tujuan ini ia memasuki sekolah kedokteran di Universitas Wina tahun 1873 dan tamat 8 tahun kemudian. Komponen kepribadian freud di rumuskan dalam tiga system penting yaitu, id, ego, dan super-ego. Dalam jiwa yang sehat pada diri seseorang ketiga system ini merupakan satu susunan yang bersatu dan harmonis, dengan bekerja sama secara teratur ketiga system itu memungkinkan seorang individu untuk bergerak secara
efesien dan memuaskan dalam lingkungannya dalam rangka untuk memenuhi keperluan dan keinginana manusia yang pokok. Sebaliknya, kalau ketiga system ini
bertentangan satu sama lain, maka orang yang bersangkutan dinamakan orang yang tidak dapat menyesuaikan diri.
Pada usia 8 tahun freud bermimpi untuk mencapai kemashuran melalui berbagai penemuan atau penelitian. Untuk maksud tersebut freud mencoba membedah 400
belut jantan, untuk meneliti apakah mereka mempunya testes, penelitian ini belum membuatnya terkenal akhirnya ia mengalihkan perhatian pada manusia. Sebagai seorang ahli neurologi ia sering membantu masalah-masalah pasiennya seperti rasa takut yang irrasional, obsesi dan rasa cemas. Dalam membantu menyembuhkan masalah-masalah mental freud menggunakan prosedur yang inovatif yang dinamakan psikoanalisis. Penggunaan psikoanalisis memerlukan interaksi
verbal yang cukup lama dengan pasien untuk menggali pribadinya yang lebih dalam.
Struktur Kepribadian
Semua teori kepribadian menyepakti bahwa manusia, seperti binatang lain, dilahirkan dengan sejumlah insting dan motifasi. Insting yang paling dasar ialahtangisan. Ketika lahir tentunya kekuatan motifasi dalam diri belum dipengaruhi oleh dunia luar.kekuatan ini bersifat mendasar dan individual. Freud membagi struktur kepribadian kedalam tiga komponen, yaitu id, ego, dan superego. Prilaku seseorang merupakan hasil dari interaksi antara ketiga komponen tersebut.
Id (Das Es)
Id berisikan motivasi dan energi positif dasar, yang sering disebut insting atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan ( pleasure principle) atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan biologis (makan, minum, tidur, dll) Prinsip
kesenangan merujuk pada pencapaian kepuasan yang segera, dan id orientasinya bersifat fantasi (maya). Untuk memperoleh kesengan id menempuh dua cara yaitu
melalui reflex dan proses primer, proses primer yaitu dalam mengurangi ketegangan dengan berkhayal.
Ego (Das Ich)
Peran utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang menjembatani anatar id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan berorintasi pada
prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistis dan berfikir rasional.
Dalam proses sebelumnya yaitu proses primer hanya membawanya pada suatu titik, dimana ia mendapat gambaran dari benda yang akan memuaskan keinginannya, langkah selanjutnya adalah mewujudkan apa yang ada di das es dan langkah ini melalui proses sekunder. Dalam upaya memuaskan dorongan, ego sering bersifat
prakmatis, kurang memperhatikan nilai/ norma, atau bersifat hedonis. Hal yang perlu diperhatikan dari ego adalah : Ego merupakan bagian dari id yang kehadirannya bertugas untuk memuaskan kebutuhan id; Seluruh energy (daya)
ego berasal dari id; Peran utama memenuhi kebutuhan id dan lingkungan sekitar; Ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan individu dan pengembanbiakannya.
Super Ego (Das Uber Ich)
Super ego merupakan cabang dari moril atau keadilan dari kepribadian, yang mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang
merupakan komponen kepribadian terkait dengan standar atau norma masyarakat mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Dengan terbentukny super ego berarti
pada diri individu telah terbentuk kemampuan untuk mengontrol dirinya sendiri (self control) menggantikan control dari orang tua ( out control). Fungsi super ego adalah sebagai berikut : Merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif; Mendorong ego
untuk mengantikan tujuan-tujuan relistik dengan tujuan-tujuan moralistik; Mengejar kesempurnaan.
Dinamika Kepribadian
Freud memandang organisme manusia sebagai sistem energi yang kompleks. Berdasarkan doktrin konservasi energi bahwa energi berubah dari energy fisiologis ke energi psikis atau sebaliknya. Freud berpendapat bahwa apabila energy digunakan dalam kegiatan psikologis seperti berfikir, maka energi itu merupakan energi psikis. Titik tumpu atau jembatan antara energi jasmaniah dengan energi kepribadian adalah id dan instink-instinknya. Instink-instink ini meliputi seluruh energy yang digunakan oleh ketiga struktur kepribadian (id, ego, dan superego) untuk menjalankan fungsinya. Dinamika kepribadian terkait
dengan proses pemuasan instink, pendistribusian energi psikis dan dampak dari ketidakmampuan ego untuk mereduksi ketegangan pada saat bertransaksi dengan dunia luar yaitu kecemasan (anxiety).
dengan proses pemuasan instink, pendistribusian energi psikis dan dampak dari ketidakmampuan ego untuk mereduksi ketegangan pada saat bertransaksi dengan dunia luar yaitu kecemasan (anxiety).
Instink
Merupakan kumpulan hasrat atau keinginan (wishes). Tujuan dari instink-instink adalah mereduksi ketegangan (tension reduction) yang
dialami sebagai suatu kesenangan. Instink mempunyai empat macam karakteristik, yaitu : (a) sumber (source): kondisi rangsangan jasmaniah (needs), (b) tujuan (aim): menghilangkan rangsangan jasmaniah atau mereduksi ketegangan, sehingga mencapai kesenangan dan terhindar dari rasa sakit, (c) objek (object): meliputi benda atau keadaan yang berada di lingkungan yang dapat memuaskan kebutuhan, termasuk kegiatan untuk memperoleh objek tersebut, (d) mendorong/ pergerakan (impetus): kekuatan yang bergantung pada intensitas (besar-kecilnya) kebutuhan. Sumber dan tujuan instink bersifat tetap, sedangkan objek dan penggerak sering berubah-berubah. Apabila energi instink digunakan untuk mensubstitusi objek yang tidak asli, maka tingkah laku yang dihasilkannya disebut instink derivative.
Pendistribusian dan Penggunaan Energi Psikis.
Dinamika kepribadian merujuk kepada cara kepribadian berubah atau berkembang melalui pendistribusian dan penggunaan energi psikis, baik oleh id, ego,
maupun superego. Id menggunakan energi ini untuk memperoleh kenikmatan (pleasure principle) melalui (1) gerakan refleksi dan (2) proses primer
(menghayal atau berfantasi). Mekanisme atau proses pengalihan energi dari id ke ego atau dari id ke superego disebut identifikasi. Ego menggunakan energi untuk keperluan (1) memuaskan dorongan atau instink melalui proses sekunder, (2) meningkatkan perkembangan aspek-aspek psikologi, (3) mengekang menangkal
id agar tidak bertindak impulsive atau irasional dan (4) menciptakan integrasi di antara ketiga sistem kepribadian dengan tujuan terciptanya keharmonisan dalam kepribadian, sehingga dapat melakukan transaksi dengan dunia luar secara efektif. Seperti halnya ego, superego memperoleh energi itu melalui identifikasi. Oleh karena itu dalam proses pendistribusian energi itu terjadi persaingan antara ketiga komponen kepribadian, maka suasana konflik
diantara ketiganya tidak dapat dielakan lagi. Disamping itu ada kemungkinan, ego mendapat tekanan yang begitu kuat, baik dari id maupun superego.
Konflik
Freud berasumsi bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari rentetan konflik internal yang terus menerus. Konflik (peperangan) antara id, ego, superego adalah hal yang bisa (rutin). Freud menyakini bahwa konflik-konflik itu bersumber kepada dorongan-dorongan seks dan agresif. Konflik sering terjadi secara tidak disadari. Walaupun tidak disadari, konflik tersebut dapat melahirkan kecemasan (anxiety). Kecemasan ini dapat dilacak dari kekhawatiran ego
akan dorongan id yang tidak dapat di kontrol, sehingga melahirkan suasana yang mencekam/ mengerikan. Setiap orang berusaha untuk membebaskan diri dari
kecemasan ini yang dalam usahanya sering menggunakan mekanisme pertahanan ego.
Kecemasan
Kecemasan mempunyai peranan sentral dalam teori psikoanalisis, kecemasan digunakan oleh ego sebagai isyarat adanya bahaya yang mengancam. Perasaan terjepit dan terancam disebut kecemasan (anxiety). Perasaan ini berfungsi sebagai ego bahwa ketika dia bertahan sambil tetap mempertimbangkan kelangsungan
hidup organism, sebenarnya ia sedang berada dalam bahaya.
Mekanisme Pertahanan Ego.
Mekanisme pertahanan ego merupakan proses mental yang bertujuan untuk mengurangi kecemasan dan dilakukan melalui dua karakteristik khusus yaitu : (1) tidak
disadari dan (2) menolak, memalsukan atau mendistorsi (mengubah) kenyataan. Mekanisme pertahanan ini dapat juga diartikan sebagai reaksi-reaksi yang tidak
disadari dalam upaya melindungi diri dari emosi atau perasaan yang menyakitkan seperti cemas dan perasaan bersalah. Ego berusaha sekuat mungkin menjaga
kestabilan hubungannya dengan realitas, id dan superego. Namun kecemasan begitu menguasai, ego harus berusahan mempertahankan diri. Secara tidak sadar, dia
akan bertahan dengan cara memblokir seluruh dorongan-dorongan atau menciutkan dorongan-dorongan tersebut menjadi wujud yang lebih dapat diterima atau tidak
terlalu mengancam.
Jenis-jenis mekanisme pertahanan ego itu adalah sebagai berikut.
a) Represi
Represi merupakan proses penekanan dorongan-dorongan ke alam tak sadar. Anna Freud mengartikan pula sebagai “melupakan yang bermotivasi”, adalah
ketidakmampuan untuk mengingat kembali situasi, orang atau peristiwa yang menakutkan. Represi merupakan mekanisme pertahanan dasar yang terjadi ketika memori, pikiran atau perasaan (kateksis objek = id) yang menimbulkan kecemasan ditekan keluar dari kesadaran oleh antikateksis (ego). Orang cenderung
merepres keinginan atau hasrat yang apabila dilakukan dapat menimbulkan perasaan bersalah (guilty feeling) dan konflik yang menimbulkan rasa cemas
atau merepres memori (ingatan) yang meyakitkan.
b) Projeksi
Projeksi merupakan pengendalian pikiran, perasaan, dorongan diri sendiri kepada orang lain. Dapat juga diartikan sebagai mekanisme perubahan kecemasan
neurotik dan moral dengan kecemasan realistik. Anna freud mengatakan projeksi sebagai penggantian kearah luar atau kebalikan dari melawan diri sendiri, mekanisme ini meliputi kecendrungan untuk melihat hasrat anda yang tidak bisa diterima oleh orang lain. Projeksi memungkinkan orang untuk mengatakan dorongan yang mengancamnya dengan menyamarkanya sebagai pertahanan diri. Projeksi bertujuan untuk mengurangi pikiran atau perasaan yang menimbulkan
kecemasan. Pembentukan Reaksi (reaction formation). Pembentukan reaksi atau reaksi formasi ialah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengantikan suatu impuls atau perasaan yang menimbulkan kecemasan dengan
lawan atau kebalikannya dalam kesadarannya (Hall dan Gardner: tt). Dapat juga di artikan pergantian sikap dan tingka laku dengan sikap dan tingkah laku yang berlawanan. Bertujuan untuk menyembunyikan pikiran dan perasaan yang dapat menimbulkan kecemasan. Mekanisme ini biasanya ditandai dengan sikap atau
perilaku yang berlebihan atau bersifat kompulsif, biasanya dari perasaan yang negatif ke positif meskipun kadang-kadang terjadi dari negatif ke positif.
Dalam hal ini Freud berpendapat bahwa laki-laki yang suka mencemoohkan homoseksual merupakan ekspresi dari perlawanannya akan dorongan-dorongan homoseksual dalam dirinya sendiri.
Pemindahan Objek (displacement)
Displacement adalah suatu mekanisme pertahanan ego yang mengarahkan energi kepada objek atau orang lain apabila objek asal atau orang yang sesungguhnya, tidak bisa dijangkau, Corey (2003:19). Menurut Poduska (2000:119) displacement ialah mekanisme pertahanan ego dengan mana anda melepaskan gerak-gerik emosi
yang asli, dan sumber pemindahan ini dianggap sebagai suatu target yang aman. Mekanisme pertahanan ego ini, melimpahkan kecemasan yang menimpa seseorang
kepada orang lain yang lebih rendah kedudukannya. Lebih lanjut dikatakan pemindahan objek ini merupakan proses pengalihan perasaan (biasanya rasa marah)
dari objek (target) asli ke objek pengganti. Contohnya: seorang pegawai yang dimarahi atasannya di kantor, pada saat pulang dia membanting pintu dan marah-marah pada anaknya.
Faksasi
Faksasi ini merupakan mekanisme yang memungkinkan orang mengalami kemandegan dalam perkembangannya, karena cemas untuk melangkah ke perkembangan berikutnya. Faksasi ini bertujuan untuk menghindari dari situasi-situasi baru yang dipandang berbahaya atau mengakibatkan frustasi. Contohnya anak usia 7 tahun masih mengisap jempol dan belum mempunyai keberanian berpergian tanpa sang ibu.
Regresi
Regresi adalah kembali ke masa-masa di mana seseorang mengalami tekanan psikologis. Kerika kita menghadapi kesulitan atau ketakutan, perilaku kita sering
menjadi kekanak-kanakan atau primitif. Dapat dikatakan pula pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perilaku kekanak-kanakan). Contohnya seorang yang baru pensiun akan berlama-lama duduk di kursi goyang dan bersikap seperti anak-anak, serta
menggantungkan hidupnya pada sang isteri.
menjadi kekanak-kanakan atau primitif. Dapat dikatakan pula pengulangan kembali tingkah laku yang cocok bagi tahap perkembangan atau usia sebelumnya (perilaku kekanak-kanakan). Contohnya seorang yang baru pensiun akan berlama-lama duduk di kursi goyang dan bersikap seperti anak-anak, serta
menggantungkan hidupnya pada sang isteri.
Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan penciptaan kepalsuan (alasan-alasan) namun dapat masuk akal sebagai upaya pembenaran tingkah laku yang tidak dapat diterima.
Menurut Berry (2001:82), rasionalisasi ialah mencari pembenaran atau alasan bagi perilakunya, sehingga manjadi lebih bisa diterima oleh ego daripada alasan
yang sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila individu mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau keinginannya. Dia mempersepsikan
kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang mengancam keseimbangan psikisnya (menimbulkan rasa cemas).
yang sebenarnya. Rasionalisasi ini terjadi apabila individu mengalami kegagalan dalam memenuhi kebutuhan, dorongan atau keinginannya. Dia mempersepsikan
kegagalan tersebut sebagai kekuatan yang mengancam keseimbangan psikisnya (menimbulkan rasa cemas).
Sublimasi
Sublimasi adalah mengubah berbagai rangsangan yang tidak diterima, apakah itu dalam bentuk seks, kemarahan, ketakutan atau bentuk lainnya, kedalam
bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial. Dengan kata lain sublimasi ini merupakan pembelotan atau penyimpangan libido seksual kepada kegiatan yang
secara sosial lebih dapat diterima. Dalam banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme yang sehat, karena energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh bentuk aktivitas positif dan kreatif adalah sublimasi, terutama sublimasi hasrat seksual.
secara sosial lebih dapat diterima. Dalam banyak cara, sublimasi merupakan mekanisme yang sehat, karena energi seksual berada di bawah kontrol sosial. Bagi Freud seluruh bentuk aktivitas positif dan kreatif adalah sublimasi, terutama sublimasi hasrat seksual.
Identifikasi
Identifikasi merupakan proses memperkuat harga diri (self-esteem) dengan membentuk suatu persekutuan (aliansi) nyata atau maya dengan orang lain,
baik seseorang maupun kelompok. Identifikasi ini juga merupakan satu cara untuk mereduksi ketegangan. Identifikasi ini dilakukan kepada orang-orang yang dipandang sukses atau berhasil dalam hidupnya. Identifikasi dengan penyerangan adalah bentuk introjeksi yang terfokus pada pengadopsian, bukan dari segi
umum atau positif, tapi dari sisi negatif.
Perkembangan Kepribadian
Freud adalah teoritisi pertama yang memusatkan perhatiannya kepada perkembangan kepribadian, dan menekankan pentingnya peran masa bayi dan awal anak dalam
membentuk karakter seseorang. Perkembangan manusia dalam psikoanalitik merupakan suatu gambaran yang sangat teliti dari proses perkembangan psikososial dan
psikoseksual, mulai dari lahir sampai dewasa. Dalam teori Freud setiap manusia harus melewati serangkaian tahap perkembangan dalam proses menjadi dewasa.
Tahap-tahap ini sangat penting bagi pembentukan sifat-sifat kepribadian yang bersifat menetap. Menurut Freud, kepribadian orang terbentuk pada usia sekitar
5 – 6 tahun, meliputi beberapa tahap yaitu tahap oral, tahap anal, tahap halik, tahap laten, dan tahap genital. Freud yakin “Anak adalah ayah manusia” adalah menarik menentukan preferensi kuat pada penjelasan genetik atas tingkah laku orang dewasa semacam itu, Sementara Freud sendiri jarang menyelidiki anak-anak kecil secara langsung. Ia lebih suka melakukan menyelidiki struksi tentang kehidupan masa silam seseorang berdasarkan evidensi yang terdapat dalam ingatan-kenangannya di masa dewasa.
Kepribadian berkembang sebagai respon terhadap empat sumber tegangan pokok, yaitu (a) proses pertumbuhan fisiologis, (b) frustasi-frustasi, (c)
konflik-konflik, dan (d) ancaman-ancaman. Sebagai akibat langsung dari meningkatnya ketegangan yang ditimbulkan oleh sumber-sumber ini, sang pribadi
terpaksa mempelajari cara-cara baru mereduksikan tegangan. Proses belajar inilah yang dimaksudkan dengan perkembangn kepribadian. Identifikasi dan pemindahan (displacement) adalah dua cara yang digunakan individu untuk belajar mengatasi frustrasi-frustrasi, konflik-konflik, dan kecemasan-kecemasan. Identifikasi dapat didefinisikan sebagai metode yang digunakan orang untuk mengambil alih ciri-ciri orang lain dan menjadikanya
bagian yang tak terpisahkan dari kribadiannya sendiri. Freud lebih suka memakai istilah identifikasi daripada imitasi karena ia berpendapat bahwa imitasi
mengandung arti sejenis peniruan tingkah laku yang bersifat dangkal dan sementara padahal ia menginginkan suatu kata yang mengandung pengertian tentang sejenis pemerolehan (acquisition) yang kurang lebih bersifat permanen kepada kepribadian. Identifikasi juga merupakan cara individu memperoleh kembali suatu objek yang telah hilang. Dengan mengidentifikasikan diri dengan orang terkasih yang telah meninggal atau terpisah, maka orang yang telah hilang itu dijelamakan kembali dalam bentuk ciri tertentu yang meresap atau melekat pada kepribadian
seseorang. Identifikasi semacam ini merupakan dasar pembentukan superego. Struktur final kepribadian merupakan akumulasi berbagai identifikasi yang
dilakukan pada berbagai masa kehidupan seseorang, kendati ibu dan ayah mungkin merupakan tokoh-tokoh identifikasi terpenting dalam kehidupan seseorang.
Pemindahan objek asli yang dipilih instink tidak dapat dicapai karena adanya rintangan baik dari luar maupun dari dalam (anti-kateksis), maka suatu represi yang kuat. Apabila kateksis yang baru itu juga terhalang, maka akan terjadi pemindahan lain, demikian seterusnya sampai ditemukan objek yang mampu untuk
mereduksikan tegangan habis, dan segera dicari lagi suatu objek tujuan yang cocok.
Sepanjang rangkaian pemindahan yang banyak dan yang merupakan perkembangan kepribadian, sumber dan tujuan instink tetap, hanya objeknya yang berubah-ubah. Minat-minat, keterikatan-keterikatan dan semua bentuk lain motif-motif yang diperoleh tetap bertahan karena gagal memberikan kepuasan yang sempurna. Setiap
kompromi sekaligus adalah penolakan. Seseorang melepaskan sesuatu yang sesungguhnya diinginkannya tetapi tidak dapat dimilikinya, dan menerima sesuatu yang
kedua atau ketiga terbaik yang dapat dimilikinya (Hall, 1954). Freud mengemukakan bahwa perkembangan peradaban di mungkinkan oleh pengekangan terhadap pemilihan-pemilihan objek primitive serta pengalihan energy instink ke saluran-saluran yang dapat diterima oleh masyarakat dan secara cultural kreatif. Suatu pemindahan yang menghasilkan prestasi kebudayaan yang lebih tinggi disebut sublimasi. Arah yang ditempuh pemindahan ditentukan oleh dua faktor. Faktor-faktor ini adalah (a) kemiripan objek pengganti dengan objek aslinya, dan (b) sanksi-sanksi dan larangan-laranganyang diterapkan masyarakat.
Tahapan-Tahapan Perkembangan
Anak melewati serangkaian tahap yang secara dinamis berlainan selama lima tahun pertama kehidupan, kemudian suatu periode lima atau eman tahun berikutnya periode-laten-dinamika tersebut kurang lebih menjadi stabil. Dengan datangnya masa adolescent, dinamika itu muncul lagi kemudian secara bertahap menjadi tenang ketika remaja memasuki dewasa. Bagi Freud tahun-tahun pertama kehidupan yang hanya beberapa itu memiliki peranan yang menentukan bagi
pembentukan kepribadian. Masing-masing tahap perkembangan selama lima tahun pertama ditentukan oleh cara-cara reaksi suatu zona tubuh tertentu.
Tahap Oral
Sumber kenikmatan pokok yang berasal dari mulut adalah makan. Dua macam aktivitas oral ini, yaitu menelan makanan dan mengigit, merupakan prototipe bagi
banyak ciri karakter yang berkembang di kemudian hari. Karena tahap oral ini berlangsung pada saat bayi sama sekali tergantung pada ibunya untuk mendapatkan makanan, pada saat dibuai, dirawat dan dilindungi dari perasaan yang tidak menyenangkan, maka timbul perasaan-perasaan tergantung pada masa ini. Frued berpendapat bahwa simtom ketergantungan yang paling ekstrem adalah keinginan kembali ke dalam rahim.
Tahap Anal
Setelah makanan dicernakan, maka sisa makanan menumpuk di ujung bawah dari usus dan secara refleks akan dilepaskan keluar apabila tekanan pada otot lingkar
dubur mencapai taraf tertentu. Pada umur dua tahun anak mendapatkan pengalaman pertama yang menentukan tentang pengaturan atas suatu impuls instingtual
oleh pihak luar. Pembiasaan akan kebersihan ini dapat mempunyai pengaruh yang sangat luas terhadap pembentukan sifat-sifat dan nilai-nilai khusus. Sifat-sifat kepribadian lain yang tak terbilang jumlahnya konon sumber akarnya terbentuk dalam tahap anal.
Tahap Phalik
Selama tahap perkembangan kepribadian ini yang menjadi pusat dinamika adalah perasaan-perasaan seksual dan agresif berkaitan dengan mulai berfungsinya
organ-organ genetikal. Kenikmatan masturbasi serta kehidupan fantasi anak yang menyertai aktivitas auto-erotik membuka jalan bagi timbulnya Kompleks Oedipus. Selanjutnya anak memasuki periode latensi yaitu periode tertahannya dorongan-dorongan seks agresif. Selama masa ini anak
mengembangkan kemampuannya bersublimasi (seperti mengerjakan tugas-tugas sekolah, bermain olah raga, dan kegiatan lainya). Tahapan latensi ini antara usia 6-12 tahun (masa sekolah dasar). Freud memandang keberhasilan mengidentifikasikan kompleks Oedipus sebagai salah satu temuan besarnya. Istilah Kompleks Oedipus diambil dari nama raja Thebes yang membunuh ayahnya dan mengawini ibunya.
Freud mengasumsikan bahwa setiap orang secara inheren adalah biseksual, setiap jenis tertarik pada anggota sejenis maupun pada anggota lawan jenis. Asumsi
tentang biseksualitas ini disokong oleh penelitian terhadap kelenjar-kelenjar endokrin yang secara agak konklusif menunjukkan bahwa baik hormon seks perempuan terdapat pada masing-masing jenis. Timbul dan berkembangnya kompleks Oedipus dan kompleks kastrasi merupakan peristiwa-peristiwa pokok selama
masa phalik dan meninggalkan serangkaian bekas dalam kepribadian.
Tahap Genital
Kateksis-kateksis dari masa-masa pragenital bersifat narsisistik. Hal ini berarti bahwa individu mendapatkan kepuasan dari stimulasi dan manipulasi
tubuhnya sendiri sedangkan orang-orang lain dikateksis hanya karena membantu memberikan bentuk-bentuk tambahan kenikmatan tubuh bagi anak. Selama masa adolesen, sebagian dari cinta diri atau narsisisme ini disalurkan ke pilihan-pilihan objek yang sebenarnya. Kateksis-kateksis pada tahap-tahap oral, anal, dan phalik lebur dan di sistensiskan dengan impuls-impuls genital. Fungsi biologis pokok dari tahap genital tujuan ini dengan memberikan stabilitas dan keamanan sampai batas tertentu. Meskipun demikian Freud membedakan empat tahap perkembangan kepribadian, namun
ia tidak mengasumsikan bahwa terdapat batas-batas tajam atau transisi-transisi yang mengejutkan dalam peralihan dari satu tahap ke tahap yang lain. Bentuk
akhir organisasi kepribadian menurut hasil sumbangan dari keempat tahap itu
References
Hamdi, Muhamad (2016) Teori Kepribadian sebuah pengantar. Bandung: Al-fabeta
Sutja, A (2016) Teori dan Aplikasi Konseling, dari Psikoanalisa sampai Gestalt. Yogyakarta: WR