KEPRIBADIAN DAN LINGKUNGAN KERJA HARUS SEPADAN


Kualitas ilmu pengetahuan serta pemahaman akan tugas dan fungsi seseorang baik untuk memimpin jabatan maupun seorang pekerja merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, outpun tanpa outcome hanya berujung pada sikap “yang penting ada” sebaliknya outcome tanpa output hanya berujung pada sebuah penolakan, guna merekonsiliasikan tujuan yang ingin dicapai keduanya mesti harus seimbang dan guna meningkatkan tingkat kepuasan kecapaian, kecocokan kepribadian seseorang dan lingkungan kerjanya perlu dikedepankan.
Tidaklah berlebihan dikatakan bahwa gagal dalam memilih seseorang yang tepat untuk menjalani tugas atau memangku suatu jabatan, akan membuat kita lebih banyak menghadapi masalah dari pada mendapatkan penyelesaian dan bukan tidak mungkin perhatian yang tadinya fokus pada tujuan kini harus tersendat hanya menyelesaikan masalah yang sebenarnya tidak mesti ada, untuk mencapai tujuan pada tugas pekerjaan tertentu orang yang dibutuhkan adalah seseorang yang memiliki kompetensi perorangan tinggi dan kemampuan untuk bekerja sama dalam tim bukan yang sekedar mempunyai salah satunya, seseorang yang sebenarnya tepat atau orang yang justru professional dibidang tertentu biasanya tidak aktif mencari ruang mempromosikan dirinya

Ungkapan “tidak ada rotan akarpun jadi” ternyata kurang tepat jika kita sepakat untuk menigkatkan prestasi yang gemilang untuk Indonesia kedepannya. Rotan harus tetap dicari, yang perlu dilakukan adalah mengalihkan focus pencarian dari seseorang yang terbaik menjadi seseorang yang sedikit dibawah terbaik, dengan demikian akan mengurangi tingkat jebakan sindrom “asal ada orangnya” 

“Siapakah orangnya?” untuk menempati seseorang pada jabatan tertentu jika tidak bertolak pada kesesuaian kepribadian dan jenis tugas yang akan dilakukannya maka, tidak heran terjadilah hal-hal yang seharusnya tidak mesti ada seperti; layanan public berujung pada ketidakpuasan bahkan kekecewaan; penggadaian integritas dengan memanfaatkan fungsi ganda; kaumuflase wajah yang sangat signifikan; kejujuran harus berujung pada penyelipan;orientasi kerja yang teralihkan hingga harus berakhir pada “yang penting ada” dst. semakin hari tampaknya semakin tidak mudah bagi kita untuk mendapatkan orang yang tepat.

Seseorang yang tadinya telah membuktikan bahwa ia mampu bersinar cemerlang menampilkan kinerja yang sangat istimewah sekarang ia terpaksa mengakui bahwa tugasnya tidak cocok untuk dirinya, kemungkinan besar penyebabnya adalah lingkungan kerja (budaya, strategi, atasan,rekan kerja, suasana kerja, dan bahkan anak buah) tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau kepribadiannya.

Tidak semua orang cocok berkarier pada suatu tugas disuatu pekerjaan tertentu, sama halnya tidak semua tugas pada pekerjaan tertentu cocok dijadikan tempat bekerja untuk orang tertentu, karena setiap tugas pekerjaan mempunyai karakteristik yang unik dan setiap orang juga dibekali dengan kepribadian yang berbeda, untuk memastikan kecocokan maka, kedua kualifikasi tersebut harus selaras

Keberadaan dan penempatan yang berbasis perilaku penting dikedepankan, kesesuaian pribadi dengan jenis tugas yang akan dilakukakan merupakan suatu keharusan karena hanya keselarasan seperti itulah yang dapat membuat hubungan diantara keduanya berjalan dengan nyaman, sulit dibayangkan seseorang yang berkepribadian tidak jujur bekerja dilingkungan pekerjaan yang dilakukan dengan penuh integritas, apakah ia bisa bekerja dengan tenang?apakah ia bisa berprestasi dengan baik? Kinerjanya secara keseluruhan tentu akan sangat lebih baik jika ia bergabung dengan jenis pekerjaan yang sesuai dengan nilai-nilai pribadinya.

Sebaliknya tidak sedikit seseorang yang jujur akan sulit berprestasi optimal jika ia bekerja pada lingkungan yang tidak menekankan integritas, peluang merasakan ketidaknyaman secara perlahan semakin tinggi dan akhirnya terima atau tidak terima ia harus menemui realitas bahwa ia dianggap orang yang aneh, rekan kerja yang tadinya mudah diajak bekerja sama semakin hari semakin menjauh, ia akan diperlakukan tidak ubahnya seperti orang yang menderita penyakit menular.


Semakin tinggi kecocokan kualifikasi seseorang dengan karakteristik tugas yang harus dilaksanakan dan prasarat jabatannya, akan semakin tinggi pula tingkat ketepatan orang tersebut menduduki kursi yang akan didudukinya. Jika kecocokan sudah ditemukan maka kepuasan kerja dan produktivitas orang tersebut bisa bertumbuh, sebagaimana hasil penelitian perilaku muthahir terkini menyatakan ketika seseorang merasakan kepuasan kerja ia akan semakin termotivasi untuk bekerja lebih produktif, ia akan cenderung lebih memerhatikan kualitas hasil kerjanya dan lebih terbuka terhadap peluang peningkatan diri, hal tersebut bisa berlangsung jika kualifikasi pribadi seseorang memang tepat dan sesuai dengan kebutuhan maupun posisi yang diemban, dan kecocokan kualifikasi seseorang dengan karakteristik pekerjaan akan memastikan adanya kesamaan tujuan.

Sebagai contoh jika kita menempatkan seseorang untuk jabatan tertentu dimana kejujuran merupakan kriteria mutlak untuk jabatan tersebut maka, seperti apapun potensi yang dimilikinya jika ia menunjukkan perilaku tidak jujur dalam interaksinya sehari-hari ia tidak dapat dipertimbangkan sebagai orang yang tepat, pada akhirnya hanya membuat ia bingung untuk memerankan tugasnya. Lebih lanjut jika seorang pemimpin sekolah yang justru merupakan tonggak keberhasilan re-generasi penerus bangsa mengeluhkan akan tugas-tugasnya (mengeluh bahwa ia tidak sanggup menjadi kepala sekolah, membuat pelaporan “yang penting ada” dengan dalih banyaknya tugas yang harus segera dilakukan), melalui ungkapan seseorang yang menyatakan bahwa ia tidak mampu mengemban tugasnya maka, pencarian orang yang tepat perlu dilakukan karena bagaimana mungkin prestasi bisa diraih jika pelakunya sendiri tidak mempunyai kepercayaan diri untuk meraihnya, jika hal tersebut dibiarkan kualitas pendidikan sudah sangat jelas terancam. Semua berawal dari bagaimana pemilihan/perekrutannya dan siapa pelakunya, dengan demikian tidaklah berlebihan dikatakan bahwa dengan memerhatikan kecocokan kepribadian dan linkungan seseorang merupakan langkah awal memilih orang yang tepat dalam memerankan perannya.
Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger