POTRET PENDIDIKAN DI FINLANDIA


Pada awal abad 21 Finlandia menduduki ranking yang tinggi dalam indeks persaingan dunia (World Competitiveness Index) sekaligus sebagai negara dengan ekonomi berbasis ICT terkemuka. Ternyata sistem dan kebijakan pendidikan di Finlandia mempunyai peran kunci dalam knowledge-based economy. Pelaksanaan pendidikan di dunia memiliki implementasi yang berbeda-beda di setiap negara. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) mengurutkannya menggunakan metoda EFA Development Index (EDI). EDI adalah sebuah indeks komposit yang menyediakan keseluruhan penilaian sistem pendidikan suatu negara yang mengacu pada program Education For All (EFA). 

Tolak ukur yang dijadikan ukuran penghitungan, antara lain pelaksanaan pendidikan dasar, tingkat melek huruf di atas 15 tahun, rasio kasar tingkat melek huruf usia dewasa, kualitas pendidikan Setiap tahun, badan PBB yang membawahi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UNESCO), mengeluarkan data indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI). Tahun lalu, Indonesia menempati posisi ke-69 dari 127 negara. Indeks ini jauh lebih rendah dibandingkan Brunei Darussalam (34), dan terpaut empat peringkat dari Malaysia (65). Sementara itu Finlandia menempati posisi 16, pada posisi pertama Jepang dan Inggris pada urutan kedua, sedangkan Amerika Serikat tidak masuk dalam posisi 20 besar padahal anggaran pendidikannya jauh lebih tinggi dari Finlandia. Akhirnya banyak negara mengakui bahwa sistem pendidikan Finlandia memang yang terbaik selama lebih dari 40 tahun kendatipun partai yang memerintah silih berganti. 
Ada tiga faktor yang membuat pendidikan Finlandia sebagai yang terbaik, yaitu:

Guru

Guru merupakan profesi yang sangat dihargai meski gaji merekapun tidak tinggi. hal ini diperkuat dengan kebijakan perekrutan guru yang sangat ketat di Finlandia sehingga guru menjadi profesi yang prestisius. Sebagai perbandingan, di amerika 47% guru berasal dari 1/3 mahasiswa dari peringkat bawah (akademik), di Finlandia calon guru berasal dari mahasiswa 10 besar di kampus, yang masih akan disaring dengan lebih ketat. Dalam masa training calon guru ditemani satu guru senior yang akan memberikan umpan balik atas materi yang akan diajarkan dan cara mengajar di kelas. Dengan demikian calon guru akan memiliki lebih banyak manfaat dari pengalaman guru senior.

Profesi guru di Finlandia sangat menarik dan menantang. Guru bahkan memiliki peran yang penting dalam pembuatan dan perubahan kurikulum. Penilaian (assessment) siswa pun lebih besar dilakukan oleh guru bukan dengan sistem ujian nasional seperti di Indonesia. Hal ini sengaja dibuat agar kaum muda tertantang untuk mengajar dan memanfaatkan apa yang telah mereka dapatkan dengan gelar masternya.

Proses

Pendidikan di Finlandia menekankan pada pentingnya deteksi dan intervensi dini akan kesulitan atau hambatan yang ditemui siswa. Berbeda dengan kebanyakan
negara yang umumnya mendeteksi kesulitan dengan mengadakan evaluasi yang biasanya hanya mengukur satu komponen. Finlandia bertindak dengan cara yang berbeda. Pendidikan di Finlandia percaya bahwa deteksi dini dan intervensi dini adalah bagian dari proses belajar mengajar yang dilakukan. Sehingga setiap
anak yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran akan dideteksi lebih dini dan disediakan bantuan individual secepatnya untuk menangani masalah tersebut.

Hal ini sangat memungkinkan dilakukan mengingat jumlah guru bisa mencapai tiga orang untuk satu kelas. Selain itu rata-rata jam mengajar guru Finlandia lebih kecil 111 jam dibandingkan rata-rata jam mengajar guru di negara yang tergabung dalam OECD (guru OECD rata-rata mengajar 703 jam selama setahun sedangkan guru Finlandia mengajar 592 jam selama setahun). Waktu ekstra guru di Finlandia lebih banyak digunakan untuk mendukung siswa yang memerlukan perhatian khusus.

Kebudayaan

Masyarakat Finlandia sangat menghargai pendidikan. Hal ini terlihat terutama dari penghargaan masyarakat terhadap profesi guru. Suasana kekeluargaan yang akrab sangat terasa di dalam rumah-rumah warga Finlandia. Dalam suatu wawancara dengan wartawan BBC, beberapa orang tua mengaku sedikit memaksa anaknya untuk berprestasi, dan ini dilakukan secara wajar. Hal seperti ini mungkin sulit untuk ditemukan di Indonesia.

Ketiga faktor di atas setidaknya telah membuktikan bahwa pendidikan di Finlandia menjadi yang terbaik, disamping pula terdapat faktor-faktor lain seperti anggaran pendidikan dan perhatian yang besar dari pemerintahnya untuk menempatkan pendidikan sebagai aspek yang terpenting dalam kehidupan masyarakat Finlandia.

GAMBARAN UMUM SISTEM PENDIDIKAN DI FINLANDIA

Dari tahun 2000 sampai tahuun 2009 Finlandia masuk ke jajaran top di peringkat PISA (Programme for International Student Assessment). Dengan sumber daya yang terbatas dan anggaran yang lebih kecil ($3.000 dollar lebih kecil dari Amerika, dihitung peranak) Finlandia mampu menghasilkan siswa-siswa yang lebih unggul dari pada siswa-siswa di Amerika dalam bidang science dan Matematika.

Berawal dari kebijakan eksekutif Finlandia yang menginginkan Negara mereka maju dalam bidang tekhnologi. Pada tahun 1990 Finlandia melakukan desentralisasi pendidikan dan mengadakan beberapa kebijakan utama seperti: kurikulum nasional yang ketat, gelar master bagi semua guru bukan lagi menjadi hal yang tidak mungkin untuk disandang, dalam satu kelas terdapat sampai tiga guru (dua guru fokus pada penyampaian materi, satu guru menemani mereka yang masih tertinggal dalam pelajaran). Yang menjadi perhatian adalah bahwa perubahan politik yang terjadi di Finlandia tidak merubah kebijakan pendidikan, sehingga apa yang diprogramkan terus berjalan. Hasilnya hanya dalam 14 tahun Finlandia menjadi Negara dengan pendidikan nomor satu di dunia dengan tingkat drop out siswa hanya 2%.

Sistem pendidikan Finlandia dimulai dengan pendidikan dasar (basic shool) pada sekolah komprehensif yang merupakan wajib belajar bagi anak usia 7–16 tahun,
yang termasuk pendidikan dasar ini adalah sekolah dasar (primary shool) dan sekolah menengah pertama (lower secondary school), keduanya memerlukan waktu 9 tahun. Selanjutnya siswa melanjutkan ke sekolah lanjutan atas (secondary school) yang terdiri atas vocational school yang disiapkn untuk tenaga profesional dengan melanjutkan pendidikan ke politeknik, dan upper secondary school yang disiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke universitas.

Di Finlandia, tidak ada kewajiban untuk mengenyam pendidikan di institusi formal pendidikan di sekolah. Wajib belajar 9 tahun dapat ditempuh dengan cara belajar di luar institusi pendidikan formal sekolah, misalnya belajar di rumah secara mandiri. Bila demikian halnya, pemerintah daerah memiliki kewajiban untuk mengawasi perkembangan belajar anak. Orang tua dan wali siswa dari anak yang dikenakan wajib belajar wajib memberikan jaminan bahwa anaknya akan  menyelesaikan program wajib belajar.

Bagi mereka yang tidak lagi masuk dalam usia wajib belajar, namun belum pernah, atau tidak menyelesaikan pendidikan wajib dasar, dapat menerima pendidikan dasar dari pusat pendidikan orang dewasa, baik yang dimiliki oleh Pemerintah maupun Swasta.Pendidikan, pengajaran, buku ajar, transportasi sekolah dan makanan siswa di tingkat wajib belajar 9 tahun di sekolah umum/pemerintah disediakan secara gratis. Satu tahun ajaran pendidikan dasar terdiri dari 190 hari sekolah, di mulai pada pertengahan bulan Agustus, dan berakhir pada awal bulan Juni tahun berikutnya. Dalam satu tahun ajaran, terdapat libur musim panas selama 2 bulan.

Bantuan pendidikan khusus diberikan kepada siswa yang membutuhkan berbagai macam bentuk bantuan khusus yang ditentukan pada saat siswa tersebut menjalankan pendidikan dasar. Bantuan tersebut di berikan kepada siswa yang mengalami hambatan mental (masalah keluarga, masalah pergaulan, dll) dan fisik (cacat atau sakit) yang menghalangi siswa untuk menjalankan pendidikan dasar. Tujuan pemberian bantuan untuk siswa yang membutuhkan perlakukan pendidikan khusus adalah untuk mendukung siswa mengikuti seluruh silabus pendidikan dasar. Bantuan khusus diberikan dalam bentuk bimbingan belajar, medis, atau bantuan untuk memasukkan siswa yang memiliki keterbelakangan mental atau fisik ke sekolah khusus.
Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger