Latest Post

KONSEP DASAR KOMUNIKASI DALAM KELUARGA

 

Pendahuluan


Komunikasi dalam keluarga adalah proses interaksi antara anggota keluarga yang bertujuan menyampaikan pesan, membangun hubungan, serta mempengaruhi sikap dan perilaku. mencakup komunikasi verbal dan non-verbal yang saling melengkapi untuk memperkuat hubungan antar anggota Rae Sedwig (Achdiat, 1997), komunikasi keluarga adalah suatu pengorganisasian yang menggunakan kata-kata, sikap tubuh, intonasi suara, dan tindakan untuk menciptakan harapan, ungkapan perasaan, serta saling berbagi pengertian.Teori Pola Komunikasi Keluarga (Family Communication Patterns Theory) McLeod dan Chaffee (1972) bahwa pola komunikasi dalam keluarga mempengaruhi cara anggota keluarga memproses informasi dan membentuk sikap. 

Teori ini mengidentifikasi dua dimensi utama: orientasi konsep dan orientasi sosial. Orientasi konsep menekankan keterbukaan diskusi dan pemikiran kritis, sementara orientasi sosial menekankan harmoni dan kepatuhan dalam keluarga.


===Materi Lengkap===

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi dalam Keluarga: (Faktor psikologis, sosial, budaya, dan teknologi.)

Pendahuluan 



Komunikasi dalam keluarga memiliki peran penting dalam membangun hubungan yang harmonis antaranggota keluarga. Efektivitas komunikasi dalam keluarga dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat memperkuat atau menghambat interaksi antaranggota keluarga. Faktor-faktor ini meliputi faktor psikologis, sosial, budaya, dan teknologi. Para ahli komunikasi dan psikologi telah mengemukakan berbagai teori yang mendukung pemahaman
terkait hal tersebut.

=== Materi lengkap===

 

Refleksi dan Umpan Balik: Menyongsong Perjalanan Pembelajaran yang Lebih Baik


Di akhir setiap semester, ada sebuah ritual yang selalu memaksa saya untuk berhenti sejenak, merenung, dan menilai bukan hanya angka dan nilai yang tercetak dikolom ujian, tetapi seberapa jauh perjalanan pemahaman dan pertumbuhan yang telah kita capai bersama. Salah satu momen yang paling mengasikkan adalah olah nilai Ujian Akhir Semester (UAS) mahasiswa, yang tidak hanya menjadi sebuah titik evaluasi hasil akhir, namun juga kesempatan menilai bagaimana mahasiswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif selama satu semester mantap.

Setiap jawaban yang tertera di lembar ujian mengungkapkan cerita tentang pemahaman, perjuangan, dan tentang upaya mencapai puncak pengetahuan. Ada jawaban yang memukau menunjukkan kedalaman pemikiran dan pemahaman yang luar biasa. Ada pula jawaban yang memberikan gambaran tantangan-tantangan yang belum sepenuhnya terjawab, tetapi itu adalah bagian dari perjalanan belajar yang tak ternilai. Tidak jarang saya tersenyum sendiri Ketika membaca jawaban mahasiswa yang begitu unik, penuh kreativitas, bahkan lucunya kebangetan. Jawaban-jawaban itu memiliki daya Tarik yang begitu kuat sehingga bacaanpun  dikhatamkan subuhpun tak terasa. Bagai kecanduan intelektual terasa terhubung dengan proses berpikir mereka, seolah ikut merasakan proses pencarian mereka untuk menemukan jawaban yang paling tepat.


Konsep flow yang diperkenalkan Mihaly Csikszentmihalyi kondisi dimana seseorang merasa sepenuhnya terlibat dalam aktivitas yang mereka lakukan, dengan konsentrasi penuh dan kepuasan yang hebat. Ketika saya membaca jawaban mahasiswa, sebetulnya saya tidak hanya membaca teks namun hadirnya rasa spektrum alir dinamika pemikiran yang mengalir tenang, mengikat untuk terus mengikutinya. Daya Tarik yang saya rasakan untuk membaca lebih jauh dan dalam adalah bentuk dari pengalaman flow, adanya rasa terhubung dengan proses pembelajaran mahasiswa. Sebuah momen yang tidak hanya memuaskan rasa penasaran namun juga mendorong untuk lebih memahami perspektif yang mereka bawa ke dalam ujian bahkan kerapkali melampaui batas-batas materi yang diajarkan.


Dalam konteks pembelajaran nilai bukanlah satu-satunya tujuan. Setiap interaksi baik diskusi di forum e-learning, percakapan langsung di kelas, atau melalui email singkat merupakan jembatan memberikan umpan balik yang membangun. diharapkan tidak hanya menunjukkan area-area yang perlu diperbaiki namun juga trajektoris yang mengarahkan mahasiswa untuk terus berkembang, memperbaiki diri, dan mengasah keterampilan lebih jauh lagi. Mengingatkan hal-hal kecil, seperti penulisan yang benar, "terima kasih" merupakan bagian dari pembelajaran yang lebih besar tentang kesadaran dan ketelitian.


Tentu, teknologi pembelajaran juga memberikan kontribusi nyata dalam proses ini. Dengan adanya Learning Management System (LMS), kami tidak hanya dapat berkomunikasi lebih mudah dan cepat, namun juga menciptakan ruang diskusi yang lebih fleksibel dan mandiri. Teknologi memungkinkan kami untuk terus berinteraksi meskipun berada di luar ruang kelas, dan lebih penting lagi, memberikan mahasiswa ruang yang lebih luas untuk bertanya, mengklarifikasi, dan mengeksplorasi materi lebih mendalam di luar jam kuliah formal.

Meminjam ungkapan Prof Sutja, A Pendidikan bukan hanya tentang menyampaikan materi, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi setiap mahasiswa untuk berkembang, baik secara akademis maupun pribadi. Saya percaya bahwa setiap umpan balik, baik yang diberikan melalui media elektronik atau secara langsung di kelas, adalah bentuk kontribusi kecil membentuk individu yang lebih baik, lebih bijak, dewasa dalam bermasyarakat, dan lebih siap menghadapi tantangan di masa depan. Setiap interaksi ini adalah langkah kecil dalam perjalanan panjang menuju pemahaman yang lebih dalam dan keahlian yang lebih matang


Baca Juga

  1. Kendala dan Solusi Pendidikan Orangtua dan Pengajaran dalam Keluarga
  2. Driver Canon PIXMA iP2770
  3. JENIS DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA




UAS Lingkungan Keluarga dalam Pendidikan Anak R003-2024

UAS Evaluasi dan Diagnosis Kesulitan Belajar R001-2024

UAS Benchmarking Bimbingan dan Konseling R001;002;003-2024

UAS Bimbingan Konseling-PBA-2024

 


 

Kendala dan Solusi Pendidikan Orangtua dan Pengajaran dalam Keluarga

Pendidikan anak dalam keluarga memainkan peran yang sangat penting bagi perkembangan anak, baik dalam aspek kognitif, sosial, emosional, maupun moral. Orangtua utamanya ayah dan ibu, adalah figur utama dalam proses pendidikan anak. Namun, dalam perjalanannya, pendidikan yang diberikan oleh orangtua sering kali menghadapi berbagai kendala, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Keterbatasan ekonomi, kurangnya kepercayaan diri orangtua,Pendidikan orangtua hingga kesenjangan generasi orangtua yang kemudian memengaruhi polas asuhnya kepada anak adalah diantara kendala yang dialami orantua. Sebagai orangtua seyogianya bijaksana dalam merespon berbagai kesenjangan yang terjadi baik melalui peran aktif orangtua, pengelolaan kondisi ekonomi keluarga, maupun pemberdayaan karier perempuan dalam mendidik anak.

A. Peran Ayah dan Ibu dalam Mendidik Anak

Peran orangtua dalam mendidik anak adalah faktor penting dalam perkembangan anak. Erikson, (Hamdi, 2016) menyatakan hubungan orangtua dan anak pada tahap pertama kehidupan sangat berpengaruh pada perkembangan psikososial anak, khususnya rasa percaya diri. Keberhasilan membentuk hubungan yang aman dengan orangtua pada usia dini cenderung menentukan kepercayaan diri anak dalam menjalani tahapan perkembangan berikutnya. Selaras dengna itu Bowlby, (2017) menyatakan bahwa hubungan yang aman dengan orangtua membentuk dasar yang kuat untuk perkembangan sosial dan emosional anak. Anak yang merasa aman dengan orangtua cenderung lebih percaya diri dan mampu mengatasi stres serta tantangan dalam kehidupanya. 

Peran orangtua dalam menddikan anak juga terlibat dalam perkembangan social dalam hal ini Vygotsky (1978) menyatakan bahwa pengaruh interaksi sosial terhadap perkembangan kognitif anak sangat besar. Orangtua yang terlibat aktif dalam mendidik dan memberikan pengarahan kepada anak melalui scaffolding atau bantuan bertahap dapat mengembangkan kemampuan anak dalam menghadapi tantangan belajar yang lebih besar. Senada dengan itu Piaget, (Adams, 1976) menyatakan pada tahap-tahap perkembangan kognitif anak pentingnya peran orangtua dalam memberikan stimulasi yang sesuai dengan tahap perkembangan kognitif anak. 

Anak-anak melalui fase perkembangan yang berbeda, dan orangtua yang memahami hal tersebut dapat memberikan dukungan yang lebih sesuai dengan fase perkembangan anak. Temuan hasil penelitian Miller et al. (2006) menunjukkan bahwa interaksi yang positif dan responsif antara orangtua dan anak pada usia dini dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak secara signifikan. 

Selanjutnya dalam hubungannya orangtua dan anak selalu diikuti dengan pola asuh orangtua dalam hal ini Lamborn et al. (1991) mengungkapkan bahwa pola asuh demokratis, yang mengedepankan komunikasi terbuka antara orangtua dan anak, lebih efektif mendukung perkembangan emosional dan akademik anak

Dilain sisi Suyanto, (2013) menekankan pentingnya peran budaya dalam pengasuhan anak. Orangtua Indonesia, khususnya dalam keluarga tradisional, sering kali menggunakan nilai-nilai lokal seperti gotong royong, hormat pada orang tua, dan kejujuran dalam mendidik anak.

B. Peran Kondisi Ekonomi dan Taraf Sosial Keluarga

Kondisi ekonomi dan status sosial keluarga sangat memengaruhi pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan kepada anak. Richardson (1986) mengemukakan bahwa modal ekonomi, sosial, dan budaya yang dimiliki orangtua memengaruhi peluang pendidikan yang dapat diberikan kepada anak-anak. Modal sosial yang dimiliki orangtua dapat membuka akses diberbagai sumber daya pendidikan yang bermanfaat bagi anak. Penelitian Duncan et al (2012)  menunjukkan bahwa ketidakmampuan orangtua dalam menyediakan sumber daya ekonomi dan pendidikan seringkali berhubungan dengan pencapaian akademik anak yang lebih rendah

Dilain sisi Morrow & Scorgie Porter (2017) menyatakan keterlibatan orangtua dalam komunitas sosial dan jaringan sosial yang lebih luas dapat mendukung pendidikan anak-anak. Orangtua yang memiliki akses ke modal sosial yang lebih besar cenderung memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya bagi anak-anaknya. Selain itu, Merton (2017) mengungkapkan bahwa tekanan ekonomi dapat menciptakan ketegangan dalam keluarga yang berujung pada pola pengasuhan yang kurang optimal. 

Stres yang dihasilkan oleh kondisi ekonomi yang lamah dapat mempengaruhi kualitas interaksi antara orangtua dan anak, yang pada gilirannya memengaruhi pendidikan anak. Lebih jauh lagi teori Ekologi Bronfenbrenner (Garbarino, 1980) menyatakan bahwa kondisi keluarga, termasuk faktor ekonomi dan sosial, merupakan bagian dari sistem ekologi yang mempengaruhi perkembangan anak secara menyeluruh


Unduh Materi Lengkap



Baca Juga:

Jenis dan Karakteristik Keluarga dan Anggota Keluarga

Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar

 

Driver Canon PIXMA iP2770

Printer adalah perangkat penting untuk kebutuhan cetak sehari-hari, baik di rumah, sekolah, maupun kantor. Meski belakangan banyak merek dan model yang beredar dipasaran, harga yang relative terjangkau dan kepraktisannya membuat Canon iP2770 masih tergolong dekat di berbagai kalangan. Agar performa printer Canon iP2770 tetap optimal, diperlukan pemasangan driver yang sesuai. Driver ini berguna untuk memastikan printer berjalan lancar, mendukung fitur-fitur bawaan, dan kompatibel dengan sistem operasi terkini.


Jika Anda mengalami kesulitan mencari driver ini, Anda bisa mengunduhnya dengan mudah melalui tautan di bawah ini.


 

JENIS DAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA


 

Keluarga merupakan unit dasar dalam masyarakat yang memainkan peran penting dalam perkembangan individu dan pembentukan nilai-nilai sosial. Terdapat berbagai jenis keluarga dengan karakteristik yang berbeda-beda, baik dari segi struktur, fungsi, maupun peran anggotanya. Jenis-jenis keluarga dapat dikelompokkan menjadi keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extended family), di mana masing-masing memiliki dinamika yang unik. Karakteristik keluarga meliputi hubungan antar anggota keluarga, pola komunikasi, dan peran orang tua dalam pengasuhan. Pemahaman tentang jenis dan karakteristik keluarga ini penting untuk memahami bagaimana lingkungan keluarga mempengaruhi perkembangan psikologis, emosional, dan sosial setiap anggotanya, khususnya anak-anak. Setiap keluarga juga dipengaruhi oleh sistem nilai budaya, sosial, dan agama yang membentuk pola interaksi dan hubungan di dalamnya, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan dan perkembangan individu dalam keluarga.

Keluarga Inti (Nuclear Family)

Teori Ahli: Menurut Bronfenbrenner (1979) dalam teori Ecological Systems Theory, keluarga inti merupakan bagian dari microsystem yang memberikan pengaruh langsung dan mendalam terhadap perkembangan anak. Interaksi orang tua-anak dalam keluarga inti menjadi komponen penting dalam pembentukan identitas dan kepribadian anak.

Penelitian Carlson dan Corcoran (2001) menemukan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam keluarga inti dengan interaksi yang sehat antara orang tua dan anak, cenderung memiliki prestasi akademik yang lebih baik dan kesejahteraan emosional yang lebih stabil.

Contoh: Keluarga yang terdiri dari seorang ayah, ibu, dan dua anak yang tinggal di rumah sendiri tanpa intervensi atau pengaruh langsung dari kerabat lain.


Unduh Materi Lengkap


Baca Juga: 

Beragam Permasalahan yang Timbul dalam Keluarga akibat Dampak Keberagaman Budaya

Melokalisasi Kesulitan Belajar dan Jenis-Jenis Kesulitan Belajar

 

Beragam Permasalahan yang Timbul dalam Keluarga akibat Dampak Keberagaman Budaya



Keberagaman budaya dalam keluarga adalah situasi di mana anggota keluarga berasal dari latar belakang budaya yang berbeda. Keberagaman ini sering kali dipengaruhi oleh pernikahan antarbudaya, migrasi, serta kehidupan sosial yang semakin terbuka. Di satu sisi, keberagaman budaya dapat memperkaya nilai-nilai keluarga dengan perspektif yang luas. Dilain sisi keberagaman memunculkan berbagai permasalahan, terutama dalam hal penyesuaian nilai, norma, dan gaya hidup yang berbeda di antara anggota keluarga.

 
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger