Pertemuan 7 (Hubungan filsafat dan ilmu pengetahuan)



Berbagai kegiatan manusia selalu bersandar dari suatu yang disebut dengan asumsi selanjutnya asumsi membuat sebuah proses dan melahirkan sebuah hasil, kendatipun demikiann filsafat dan ilmu pengetahuan dapat dipandang dari sisi proses ataupun hasilnya. Dilihat dari sisi prosesnya filsafat dan ilmu menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan manusia (guna memperoleh kebenaran dan pengetahuan) yang didampingi oleh metode-metode atau prosedur-prosedur tertentu secara sistematis dan kritis. Sedangkan dilihat dari sisi hasilnya filsafat dan ilmu merupakan hasil dari pikiran manusia yang berpikir secara sadar.

Sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan berasal dan berkembang dari filsafat. Sebelum ilmu pengetahuan lahir filsafatlah yang memberikan landasan yang kuat sehingga ilmu itu ada. Para filsuf yunani klasik seperti demokritos hingga tiga serangkai guru dan muridnya yang sangat tersohor yakni Socrates, Plato, dan Aristoteles telah berbicara tentang atom, naluri, emosi, bilangan dan ilmu hitung (matematika), demokrasi, system pemerintahan dan kemasyarakatan yang kemudian menyebar dalam bentuk fisika, biologi, kedokteran, matemtika, ilmu budaya, psikologi, sosiologi, dan ilmu politik. Setelah ilmu pengetahuan melepaskan diri dari filsafat dan dengan tegas menyatakan kemandiriannya, lalu bagaimana selanjutnya hubungan mereka sekarang? Dan bagaimanakah dengan kedudukan filsafat.

Kedudukan filsafat dan hubungannya dengan ilmu pengetahuan diuraikan sebagai berikut

  1. Filsafat mempunyai tujuan yang sangat besar yaitu memahami hakikat dari suatu obyek (apa yang dikajinya) yang hingga kini masih tetap dipertahankan. Dan oleh karena informasi dan pengetahuan yang menunjangnya harus dapat dipertanggungjawabkan baik secara rasional (logis) ataupun secara factual (dialami langsung dalam kehidupan manusia) maka filsafat harus melakukan kontak atau menghubungi ilmu pengetahuan guna mengambil informasi atau teori-teori terbaru darinya yang akhirnya dapatlah dikembangkan secara filsafati.
  2. Tujuan filsafat dalam mempersoalkan nilai dari suatu obyek (aksiologi) masih tetap dipertahankannya. Hal inipun dilakukan filsafat terhadap ilmu pengetahuan akibatnya temuan-temuan ilmiah yang dinilai tidak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan serta ketuhanan diberi kritik atau dikoreksi.
  3. Filsafat melakukan kajian dan kritik terhadap persoalan-persoalan metodologi ilmu pengetahuan. Kritik filsafat atas cara kerja dan metodologi ilmu pengetahuan pada prinsipnya menguntungkan ilmu pengetahuan karena dapat menjernihkan dan menyempurnakan ilmu pengetahuan itu sendiri.
Filsafat dan ilmu mempunyai hubungan yang saling melengkapi satu sama lainnya. Perbedaan tersebut bukan untuk dipertentangkan malainkan untuk dapat saling mengisi, melengkapi harena hakikat perbedaannya hanya terletak pada pendekatan yang berbeda.

Perbedaan filsafat dan ilmu diuraikan sebagai berikut

  1. Ilmu merupakan anak filsafat dan filsafat sebagai induk ilmu
  2. Filsafat berbicara seputar “apa? (hakikat) sedangkan ilmu pengetahuan berbicara seputar “mengapa? (sebab akibat)
  3. Ilmu bersifat analitis yaitu memeriksa semua gejala melalui unsur terkecil guna memperoleh gambaran menurut bagian-bagiannya dengan kata lain ilmu terbatas pada gejala atau aspek-aspek tertentu sedangkan filsafat bersifat synopsis yaitu memandang dunia dan alam semesta sebagai keseluruhan, menafsirkan dan memahaminya secara keseluruhan dengan kata lain luas mencakup semua hal yang memungkinkan untuk dipikirkan
  4. Ilmu berorientasi pada fakta-fakta guna melukiskan suatu obyek dengan kata lain kajiannya bersifat fakta (das sein) dan nilai (das sollen) sedangkan filsafat tidak hanya melukiskan suatu obyek namun juga bagaimana seharusnya obyek tersebut, manusia dan nilai merupakan factor terpentingnya.
  5. Ilmu memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan filsafat memeriksa dan meragukan segala asumsi-asumsi
  6. Ilmu menggunakan metode eksperiment yang terkontrol sebagai cara kerja dan sifat terpenting; menguji sesuatu dengan menggunakan penginderaan sedangkan filsafat menggunakan semua penemuan ilmu pengetahuan; menguji sesuatu berdasarkan pengalaman dengan memakai pikiran.
Semua ilmu sudah dibicarakan dalam filsafat. Bahkan beberapa ilmu pengetahuan lahir dari filsafat. Berate ilmu yang memisahkan diri dari filsafat misalnya. Matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, psikologi dan sosiologi Ilmu bersifat analitis; ilmu pengetahuan hanya menggarap salah satu lapangan pengetahuan sebagai obyek formulanya. Sedangkan filsafat belajar dari ilmu pengetahuan dengan menekankan keseluruhan dari sesuatu (sinoptis) karena keseluruhan mempunyai sifat sendiri yang tidak ada pada bagian-bagiannya.

Ilmu bersifat deskriptif tentang obyeknya agar dapat menemukan fakta-fakta, teknik-teknik dan alat-alat. Filsafat tidak hanya melukiskan sesuatu melainkan membantu manusia untuk mengambil putusan-putusan tentang tujuan, nilai-nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat oleh manusia. Filsafat tidak netral, karena factor-faktor subyektif memegang peran yang penting dalam berfilsafat.

Ilmu berangkat dari asumsi-asumsi sedangkan filsafat tidak hanya memiliki asumsi-asumsi namun menyelidikinya atau merenunginya karena ia meragukan terhadap asumsi tersebut.

Ilmu pengetahuan menggunakan eksperimentasi terkontrol sebagai metode yang khas. Verefikasi terhadap teori dilakukan dengan jalan mengujinya dalam praktek berdasarkan penginderaan. Sedangkan filsafat menggunakan hasil-hasil ilmu pengetahuan verefikasi dilakukan filsafat bersama sejolinya yang bernama akal pikiran yang didasarkan kepada semua pengalaman insani, sehingga dengan demikian filsafat dapat menelaah masalah-masalah yang mungkin tidak dapat dicarikan penyelesaiannya oleh ilmu.

Dibalik tirai keberbedaan antara filsafat dan ilmu pengetahuan yang dipaparkan di atas ada beberapa titik pertemuan antara filsafat dan ilmu pengetahuan yaitu:
  1. Banyak ahli filsafat yang termansyur memberikan sumbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan misalnya Leibniz menemukan “diferensial Kalkulus” whiter head dan Bertrand Russel dengan teori matematikanya yang terkenal
  2. Filsafat dan ilmu pengetahuan keduanya menggunakan metode-metode reflective thingking dalam menghadapi fakta-fakta dunia dan hidup.
  3. Filsafat dan ilmu keduanya menunjukkan sikap kritis dan terbuka, dan memberikan perhatian yang tidak berat sebelah terhadap kebenaran
  4. Keduanya tertarik terhadap pengetahuan yang terorganisir dan tersusun secara sistematis
  5. Ilmu memberi filsafat sejumlah bahan-bahan deskriptif dan factual serta esensial bagi pemikiran filsafat.
  6. Ilmu mengoreksi filsafat dengan jalan menghilangkan sejumlah ide-ide yang bertentangan dengan pengetahuan yang ilmiah
  7. Filsafat merangkum pngetahuan yang terpotong-potong, menjadikan bermacam-macam ilmu dan berbeda-beda, menyusun bahan-bahan tersebut ke dalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia yang lebih menyeluruh dan terpadu.

Persamaan filsafat dan ilmu pengetahuan diantaranya sebagai berikut

  1. Sama-sama mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki selengkap-lengkapnya sampai habis-habisan
  2. Sama-sama memberikan pengetian mengenai hubungan atau pertalian yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukkan sebab-sebabnya.
  3. Sama-sama hendak memberikan sintesis yaitu suatu pandangan yang bergandengan
  4. Kedua-duanya mempunyai metode dan system
  5. Kedua-keduanya hendak memberkan penjelasan tentang kenyataan. Seluruhnya timbul dari hasrat manusia akan kebenaran (obyektivitas), akan pengetahuan yang lebih mendalam yang mengasas.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa filsafat dilakukan dengan sesuatu metode yang bersifat ilmiah artinya dengan pengamatan-pengamatan, kenyataan-kenyataan, yang hasilnya digolong-golongkan, dianalisis, dijadikan suatu system. Sekiranya pada tempatnyalah untuk mengemukakan bahwa dalam kegiatan kejiwaan manusia dapat dibedakan empat cara atau “tipe mengeti” (level of thought) yaitu;
  1. Tingkatan ilmu pengetahuan (level of science)
  2. Tingkatan ilmu pasti (level of mathematic)
  3. Tingkatan filsafat (level of philosophy)
  4. Tingkatan agama (level of religion)
Masing-masing tingkatan atau ruangan pngetahuan ini mempunyai corak, derajat kapasitas, cara berpikir, ukuran-ukuran dan sifat-sifatnya sendiri. Tidaklah dalam arti seakan-akan sifat-sifat ini sama sekali bertentangan satu sama lain karena yang berpikir pada berbagai tingkatan pengetahuan itu selalu akal manusia yang sama, tetapi dalam arti bahwa pada tingkatan atau level tertentu ada beberapa corak tertentu yang lebih tampil dominan ke muka sehingga boleh dikatakan berbeda-beda satu sama lainnya. Aristoteles yang mengemukakan pembedaan tingkatan pengetahuan ini dan seiring perjalanan sejarah tingkatan pengetahuan ini selalu tampak kembali.

Membidik pandangan para filsuf kuno

Eficurus seorang filsuf yang lahir dipulau Samos dan hidup pada tahun 342 – 270 SM yang sangat dipengaruhi oleh Democritos tujuan filsafatnya untuk memberikan kebahagiaan kepada manusia. Berusaha melepaskan manusia dari keruwetruwetan. Manusia baru merasa bahagia bila ia mempunyai kepastian. Tak mungkin ada pidana-pidana yang datang dari dunia Dewa-dewa atau dunia lain yang tak tampak, maka untuk memperoleh kepastian diperlukan ilmu pengetahuan mengenai hakikat yang sebenarnya dari segala sesuatu. Ilmu pengetahuan mengharuskan adanya suatu pedoman untuk kebenaran dan ketidak benaran, ia memberikan pedoman pengetahuan sebagai dasar untuk membangun kebijaksanaan yang sebenarnya. Sebagaimana tampak pada tulisannya To Herodotus (mengenai fisika); To Menvesus (mengenai etika dan teologi); To Pythocles (mengenai meteorology); Canonica (mengenai pedoman pengetahuan)

Boethius seorang filsauf Romawi yang terakhir dan filsuf Skolastik yang pertama, hidup pada tahun 480 – 525, dikenal sebagai filsafat antic di bagian barat. Ia termasuk seorang Platonist, pengikut Stoa dan neoplatonisme pendapatnya; kebahagiaanlah yang merupakan kebaikan, bukan kesenangan. Tuhan adalah kebaikan, karenanya tuhan tidak mungkin berbuat jahat.

References

Abidin, Z. (2011) “ pengantar filsafat barat”. Jakarta. PT. RajaGrafindo persada.
Bahm Archie, J. (1953) philosophy an Introduction. John wiley and Sons inc., New York.
Beerling, R.F (1961) “filsafat dewasa ini” Jakarta. Balai Pustaka
Hamdi, M (2012) “pengantar filsafat ilmu”. Bandung. UPI SPs Press
Salam, B (2012) pengantar filsafat. Jakarta. PT. Bumi Aksara

Share this article :
 

20 komentar :

  1. Saya siti aminah nim A1A315007
    Dilihat dari sisi hasilnya filsafat dan ilmu merupakan hasil dari pikiran manusia yang berpikir secara sadar, nah yang saya ingin tanyakan yakni bagaimana analisis tentang hal tersebut dan berikan contoh kongkritnya?! Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya akan menjawab pertanyaan Siti Aminah. Menurut saya memang filsafat dan ilmu itu berasal dari pemikiran manusia, tetapi ilmu tidak hanya sekedar berfikir tetapi bereksperimen tentang apa yang ia pikirkan, dan filsafat mengkaji permasalahan yg tidak dapat dipecahkan oleh ilmu itu sendiri. Contohnya, ilmu akan melakukan penelitian terhadap tumbuhanan yang berfotosintesis pada saat trik matahari, maka filsafat menimbulkan pertanyaan mengapa tumbuhan itu berfotosintesis ?. Terimakasih.


      Hapus
    2. (A1A315031) Saya mencoba menjawab pertanyaan siti,filsafat dan ilmu yang merupakan hasil pemikiran manusia secara sadar yang menunjukkan suatu kegiatan manusia yang berusaha menganalisis dan memecahkan masalah-masalah dalam kehidupan manusia dengan menggunakan prosedur- prosedur tertentu secara sistematis dan kritis. atau hasil akal pikiran manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran yang sedalam- dalamnya.
      Terimakasih.

      Hapus
  2. Saya Andira br Sitepu, nim : A1A315032
    Saya mau bertanya mengenai materi yang bapak jelaskan tadi saya kurang mengerti,
    1. Bagaimana yg dimaksut dengan nilai ilmu pengetahuan bertolak dari kegunaan filsafat ?. Trimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. klarifikasi, nilai ilmu pengetahuan dari kegunaannya, sedangkan kegunaan filsafat dari nilainya.

      Hapus
  3. Saya RINDA ARNI MAULIA nim: A1A315013.
    Dalam materi menyatakan bahwa filsafat tidak netral, karna ada faktor-faktor subyektif memegang peran yang penting dalam berfilsafat. Yang saya tanyakan adalah apa saja faktor subyektif tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. A1A315026

      Saya akan menjawab pertanyaan Rinda, subjektif adalah lebih kepada keadaan dimana seseorang berpikiran relatif, hasil dari menduga duga, berdasarkan perasaan atau selera orang. Jadi faktor subjektif dari filsafat adalah manusia, sehingga dikataksn bahwa filsafat tidak netral, tergantung dari penafsiran subjek/manusia yang ingin mengambil putusan-putusan tentang tujuan, nilai-nilai dan tentang apa-apa yang harus diperbuat oleh dirinya sendiri.

      Hapus
  4. saya sri ferdianti (A1A315008)
    saya ingin bertanya, seperti yang kita ketahui, ilmu filsafat, ilmu pengetahuan, dan akal selalu berdampingan, jadi bagaimana jika salah satu komponennya tidak ada ?
    terima kasih

    BalasHapus
  5. NIM : A1A315034
    Saya masih kurang mengerti mengenai filsafat merangkum pengetahuan yang terpotong potong, mnjadikan ilmu dan berbeda menyusun bahan tsb ke dalam suatu pandangan tentang hidup dan dunia yang lebih terpadu. Mksudnya itu sperti apa dan contoh yang nyata dan dapat di terima itu sperti apa?

    BalasHapus
  6. Nama: erdita, nim: A1A315031
    Dari filsafat ilmu kita dapat mengetahui kedudukan ilmu dalam pengetahuan, sifat dasar ilmu dan komponen ilmu serta upaya membangun ilmu yang belum diketahui. Pertanyaannya jelaskan apa saja sifat dasar tersebut dan apa saja komponen pembangun ilmu tersebut

    BalasHapus
  7. Nim : A1A315039

    Dalam pembahasan ini kita tahu bahawa ilmu filsafat sangat berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan nah, yang ingin saya tanyakan bagimana pengaruh ilmu pengetauan terhadap ilmu filsafat dan begitupun sebaliknya ilmu filsafat terhadap ilmu pengetahuan dan bagaimana jika kedua-duanya tidak saling mempengaruhi apa yang terjadi? Terimaksih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nama : Muhammad Halim
      NIM : A1A315005
      saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudara irman. ilmu pengetahuan dan ilmu filsafat mempunyai hubungan yang erat. filsafat dan ilmu pengetahuan mempunyai hubungan saling melengkapi sebagai yang telah dijelaskan diatas. ilmu hanya memiliki asumsi namun untuk menguji kebenaran asumsi tersebut merupakan tugas dari filsafat. ilmu merupakan bagian dari filsafat. sedangkan filsafat merupakan induk dari ilmu. jelas keduanya tidak dapat dipisahkan dan tentu berkaitan. saya memberikan contoh misalnya ilmu biologi, yang diuji kebenarannya melalui filsafat. saya rasa cukup. terimakasih.

      Hapus
    2. NIM :A1A315029
      sebagaimana kita ketahui bahwa ilmu pengetahuan dan filsafat saling berpengaruh antara lain
      Ilmu merupakan anak filsafat dan filsafat sebagai induk ilmu
      Filsafat berbicara seputar “apa? (hakikat) sedangkan ilmu pengetahuan berbicara seputar “mengapa? (sebab akibat)
      Ilmu bersifat analitis yaitu memeriksa semua gejala melalui unsur terkecil guna memperoleh gambaran menurut bagian-bagiannya dengan kata lain ilmu terbatas pada gejala atau aspek-aspek tertentu sedangkan filsafat bersifat synopsis yaitu memandang dunia dan alam semesta sebagai keseluruhan, menafsirkan dan memahaminya secara keseluruhan dengan kata lain luas mencakup semua hal yang memungkinkan untuk dipikirkan
      Ilmu berorientasi pada fakta-fakta guna melukiskan suatu obyek dengan kata lain kajiannya bersifat fakta (das sein) dan nilai (das sollen) sedangkan filsafat tidak hanya melukiskan suatu obyek namun juga bagaimana seharusnya obyek tersebut, manusia dan nilai merupakan factor terpentingnya.
      Ilmu memulai sesuatu dengan memakai asumsi-asumsi sedangkan filsafat memeriksa dan meragukan segala asumsi-asumsi
      Ilmu menggunakan metode eksperiment yang terkontrol sebagai cara kerja dan sifat terpenting; menguji sesuatu dengan menggunakan penginderaan sedangkan filsafat menggunakan semua penemuan ilmu pengetahuan; menguji sesuatu berdasarkan pengalaman dengan memakai pikiran. dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa jika keduanya tidak saling mempengaruhi hal yang mungkin terjadi adalah Dilihat dari sisi prosesnya filsafat dan ilmu menunjukkan suatu kegiatan yang berusaha memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan manusia (guna memperoleh kebenaran dan pengetahuan) yang didampingi oleh metode-metode atau prosedur-prosedur tertentu secara sistematis dan kritis jadi tidak adanya pemecahkan berbagai masalah dalam kehidupan manusia (guna memperoleh kebenaran dan pengetahuan).

      Hapus
  8. kak ijin download yah untuk tugas perkuliahan

    BalasHapus
  9. bahasan ini yang seringkali di abaikan bagi kebanyakan pendidik, sangat bermanfaat, terima kasih pak

    BalasHapus
  10. Apa contoh filsafat dan ilmu dalam kehidupan sehari-hari ?
    mohon bantuannya 🙏

    BalasHapus
  11. Apa contoh filsafat dan ilmu dalam kehidupan sehari-hari ?
    mohon bantuannya 🙏

    BalasHapus
  12. Terima kasih kak, bacaannya lebih ringan dicerna dari buku sejenis lainnya, ijin copas kak untuk tugas kuliah,

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger