Cinta Allah Kepada Manusia


Dalam alquran terdapat banyak ayat tentang penghormatan Allah swt kepada manusia, misalnya perintah kepada malaikat agar bersujud kepada Nabi Adam as sebagai bentuk penghormatan padanya. Al-quran juga menyebutkan bahwa ruh manusia, dari Adam as. hingga Nabi Besar Muhammad SAW dinisbatkan kepada ruh Allah swt. selain itu, Al-quran juga menegaskan bahwa Allah swt menundukkan alam semesta bagi manusia untuk melayani dan memberikan manfaat bagi mereka baik dengan cara eksplorasi dan pemberdayaan sumber alam maupun manfaat yang diterima secara langsung tanpa upaya manusia

Seperti firman Allah Swt berikut

Artinya: “Dan sungguh, kami telah memuliakan anak cucu adam, dan kami angkat mereka di darat dan di laut, dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan kami lebihkan mereka atas benyak makluk yang kami lebihkan mereka di atas banyak mahluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna,” (QS Al-Isra’ [17]: 70).
Juga dalam firman-Nya
Artinya: “
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia menolak dan menyombongkan diri, dan ia termasuk golongan yang kafir.” (QS Al-Bagarah [2: 34)

Sujud yang dimaksud dalam ayat di atas bukanlah sujud penghambaan diri Karena sujud seperti itu hanya semata kepada Allah Swt. Sujud di sini yang berati menghormati dan memuliakan Nabi Adam As

Allah Swt juga menjelaskan kepada para malaikat tentang penisbatan ruh manusia kepada ruh-Nya
Artinya:
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS Al-Hijr [15]: 29)

Dalam ayat lainnya

Artinya
“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian dengan (air hujan) itu Dia mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki untukmu; dan Dia telah menundukkan kapal bagimu agar berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus menerus beredar (dalam orbitnya), dan telah menundukkan malam dan siang bagimu. (QS Ibrahim [14: 32 – 33)

Baca juga Muara Cinta Allah Swt Kepada Manusia

Ayat-ayat di atas adalah bukti yang jelas tentang kedudukan manusia di hadapan Allah Swt. Tentu saja, keunggulan dan keistimewaan itu tidak dating secara tiba-tiba dari dalam diri manusia tanpa campur tangan Allah Swt di dalamnya. Keistimewaan itu semata-mata Karena anugerah dan kebaikan-Nya.

Ayat-ayat ini juga menjelaskan bahwa manusia yang berhak mendapatkan semua bentuk perhormatan ini adalah mereka yang memiliki kejujuran, baik secara individu maupun kolektif. Anugerah dan keistimewaan ini diperoleh manusia bukan lantaran jerih payah yang ia uapayakan sendiri. Melainkan semua ini semata-mata atas kebaikan Allah Swt. Terhadap hamba-hamba yang dikehendaki-Nya sebelum mereka dibebani perintah (syariat)

Mungkin anda bertanya, kira-kira atas pertimbangan apa penghormatan ini diberikan pada manusia? Yang jelas, semua ini merupakan bukti cinta Allah Swt kepada manusia yang Dia ciptakan dengan tangan-Nya sendiri, ditiupkan padanya unsur ruh-Nya, kemudian dia perintahkan malaikat untuk sujud padanya, ada hubungan yang amat jelas antara cinta dan tanda-tandanya, tak seorangpun menyangkal hal ini yang ingin saya katakana di sini bahwa hubungan antara penghormatan Allah Swt dan cinta-Nya suatu hal yang berbeda. Dengan demikian, sebaiknya kita tidak mengatakan bahwa cintanya Allah Swt kepada manusia adalah bentuk penghormatan-Nya pada manusia.

Tentang cinta-Nya kepada manusia, Allah Swt berfirman.

Artinya:
“Katakanlah: (Muhammad), "Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah Swt mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran [3]: 31)

Dalam ayat lainnya

Artinya
“Dan sungguh, Kami telah mmuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkat mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka di atas banyak mahluk yang kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.” (QS. Al-Isra` [17]:70)

Jadi keduanya memiliki makna tersendiri dan masing-masing tidak boleh saling menafikkan.

Semoga bermanfaat 

Baca juga Muara Cinta Allah Swt Kepada Manusia

Referensi

Al-Buthy (2010) Al-Qur`an Kitab Cinta "menyelami bahasa kasih sang pencipta" Penerjemah Bahrun syafi`i.














Share this article :
 
Comments
0 Comments
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger