KONSEP DASAR BIMBINGAN KARIR

KONSEP DASAR BIMBINGAN KARIR

1. Makna Karier

Di masa lalu, terminologi karir dipadang oleh masyarakat awam sebagai sebuah istilah yang eksklusif dan menjadi wacana dikalangan terbatas saja, misalnya bagi orang yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi, pejabat publik atau orang yang memegang jabatan struktural, bahkan menyempit dikalangan orang-orang yang sukses di sektor bisnis, pemerintahan dan birokrasi karir. Reduksi esensi karir lainnya adalah pandangan bahwa karir identik dengan kenaikan pangkat atau golongan secara reguler dan puncak karir terjadi ketika seseorang memegang jabatan struKtural
Persepsi tentang ‘karir’ seperti yang dipaparkan di atas tidak sepenuhnya benar atau seluruhnya salah. Alasannya adalah banyak istilah yang sepintas memiliki kesamaan makna dengan karir, misalnya task, position, job, occupation, vocation, avocation. Sejatinya karir memiliki spektrum makna yang lebih luas dan dalam dibandingkan istilah sejenis. Karir mengandung makna urutan okupasi, job dan posisi-posisi yang diduduki sepanjang pengalaman kerja seseorang (Tolbert, 1974). Sejalan dengan pendapat ini, Healy (1982: 5) mengemukakan bahwa karir dapat didefinisikan “as the sequence of major position occupied by a person throughout his, or her pre-occupational, occupational and post-occupational life.”. Kedua pengertian ini menunjukkan bahwa karir seseorang terjadi sejak masa belajar, memiliki pekerjaan, dan saat pensiun.

Permasalahan yang muncul adalah apakah posisi belajar, pekerja dan pensiunan dapat dikatakan sebagai karir? Itulah yang oleh Super (1976) disebut bahwa karir lebih bersifat person oriented. Posisi tersebut dapat dipandang sebagai karir, bergantung pada pandangan seseorang mengenai karir dan perspektif mana yang ia gunakan. Yang paling penting adalah bagaimana kualitas individu berperilaku pada setiap posisi tersebut (Healy, 1982). Dengan asumsi ini dapat dikatakan bahwa kualitas perilaku pada posisi tersebut dapat dirasakan dan bermakna bagi kehidupan individu itu sendiri dan lingkungannva.

Karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan; dalam hal ini seseoran memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span of one's' life) (Murray:1983). Definisi ini memandang karir sebagai rentangan aktivitas pekerjaan yang diakibatkan oleh adanya kekuatan inner person pada diri manusia. Perilaku yang tampak karena adanya kekuatan motivatif, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai modal dasar bagi karir individu. Itulah yang oleh Healy (1982) disebut sebagai kekuatan karir (power of caceer). Kekuatan karir ini akan tampak dalam pengguasaan sejumlah kompetensi (fisik, sosial. intelektual, spiritual) yang mendukung kesuksesan individu dalam karirnya.

Sukses karir dapat pula dicapai melalui pendidikan, hobby, profesi, sosial-pribadi dan religi. Karir mencakup seluruh aspek kehidupan individu ( Tohari, 1986:) yaitu meliputi : (1) peran hidup (life-roles), seperti sebagai pekerja, anggota keluarga dan warga masyarakat; (2) lingkungan kehidupan (life-settings), seperti dalam keluarga, lembaga-lembaga masyarakat, sekolah atau dalam pekerjaan; dan (3) peristiwa kehidupan (life-event), seperti dalam memasuki pekerjaan, perkawinan, pindah tugas, kehilangan pekerjaan atau mengundurkan diri dari suatu pekerjaan.

2. Makna Bimbingan Karir

Konsep layanan bimbingan karir sulit dipisahkan dari konsep vocational guidance yang berubah menjadi career guidance seperti yang dikemukakan oleh National Vocational Guidance Association (NVGA) pada tahun 1973, yang diartikan sebagai proses membantu dalam memilih pekerjaan, mempersiapkan, memasuki dan memperoleh kemajuan di dalamnya (Herr and Cramer, 1979: 6).
Pada tahun 1951, Donal Super mengajukan revisi terhadap definisi bimbingan jabatan sebagai suatu proses bantuan terhadap individu untuk menerima dan mengembangkan diri dan peranannya secara terpadu dalam dunia kerja, mengetes konsepnya dengan realitas dan kepuasan bagi dirinya dan masyarakat (Herr and Cramer, 1979: 6). Atas dasar analisis itu, Super (Tennyson, et. al., 1974: 146) mengganti konsep vocational choice menjadi vocational development.
Kematangan vokasional menunjukkan pada tingkat perkembangan, tingkat yang dicapai pada kontinum perkembangan diri dari tahap eksplorasi ke tahap kemunduran. Kematangan vokasional dipandang sebagai umur vokasional yang secara konseptual sama dengan umur mental (Super. 1975: 185-186). Sejak tahun 1951 terjadilah pergeseran dari model okupasional yang dianut oleh para ahli bimbingan vokasional sebelum tahun 1951 ke model karir.
Model okupasional terutama menekankan pada adanya kesesuaian antara bakat dan minat dengan tuntutan pekerjaan; sedangkan model karir mencoba menghubungkan dengan tujuan- tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, kebutuhan, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan sejenisnya ikut dipertimbangkan.
Sejalan dengan terjadiya pergeseran konsep vocational guidance menjadi career guidance dan model okupasional menjadi karir telah banvak dikemukakan definisi mengenai bimbingan karir. Rochman Natawidjaja (1990: 1) memberikan pengertian bimbingan karir sebagai berikut:

“..Bimbingan karir adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran diri tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut”.



Conny Semiawan (1986:3) memberikan definisi bimbingan karir lebih luas, yaitu seperti berikut:
“..Bimbingan karir (BK) sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan individu yang harus dilihat sebagai bagian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap pengalaman belajar bidang studi. 
Bimbingan karir terkait dengan perkembangan kemampuan kognitif dan afektif, maupun keterampilan seseorang dalam mewujudkan konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan maupun perolehan pengetahuan dan keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki kehidupan, tata hidup dari kejadian dalam kehidupan yang terus-menerus berubah; tidak semata-mata terbatas pada bimbingan jabatan atau bimbingan tugas”.

 Mohamad Surya (1988:31) menyatakan 
bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir, untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan lingkungan hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.

Dengan mencermati uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan, pendekatan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya itu sehingga mampu mewujudkan dirinya secara bermakna. Dengan demikian, bimbingan karir difokuskan untuk membantu individu menampilkan dirinya yang memiliki kompetensi/keahlian agar meraih sukses dalam perjalanan hidupnya dan mencapai perwujudan diri yang bermakna bagi dirinya dan lingkungan di sekitarnva.

3. Prinsip-prinsip Pelaksanaan Bimbingan Karir

Dalam menyelenggarakan layanan bimbingan karir, perlu rnemperhatikan prinsip-prinsip berikut:
  • Bimbingan karir merupakan suatu proses ber-kelanjutan dalam seluruh perjalanan hidup seseorang, tidak merupakan peristiwa yang terpilah satu sama lain. Dengan demikian. bimbingan karir merupakan rangkaian perjalanan hidup seseorang yang terkait dengan seluruh aspek pertumbuhan dan perkembangan yang dijalaninya.
  •  Bimbingan karir diperuntukkan bagi semua individu tanpa kecuali. Namun dalam praktiknya prioritas layanan dapat diberikan terutama bagi mereka yang sangat memerlukan pelayanan. Skala prioritas diberikan dengan mempertimbangkan berat-ringannya masalah dan penting tidaknva masalah untuk segera dipecahkan. Oleh karena layanan bimbingan karir diperuntukkan bagi semua siswa, maka pemberian layanan bimbingan karir sebaiknya lebih bersifat preventive- developmental.
  • Bimbingan karir merupakan bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang dalam proses berkembang. Dengan demikian ciri-ciri perkembangan pada fase tertentu hendaknya menjadi dasar pertimbangan dalam setiap kegiatan bimbingan karir.
  • Bimbingan karir berdasarkan pada kemampuan individu untuk menentukan pilihannya. Setiap individu memiliki hak untuk menentukan pilihan dan mengambil keputusan, tetapi harus bertanggung jawab atas segala konsekuensi dari pilihan/keputusannya itu. Ini berarti bahwa bimbingan karir tidak sekedar memperhatikan hak individu untuk menentukan dan memutuskan pilihan sendiri, tetapi juga membantu individu untuk mengembangkan cara-cara pemenuhan pilihan/putusan itu secara bertanggung jawab.
  • Pemilihan dan penyesuaian karir dimulai dengan pengetahuan tentang diri. Hal ini mengandung arti bahwa individu perlu memahami terlebih dahulu kemampuan yang ada dalam dirinya, seperti bakat, minat, nilai-nilai, kebutuhan, hasil kerja/prestasi belajar dan kepribadiannva.
  • Bimbingan karir membantu individu untuk memahami dunia kerja dan sejumlah pekerjaan yang ada di masyarakat serta berbagai sisi kehidupannya.

4. Fenomena Masalah Karir

Jika bimbingan karir dipandang sebagai bentuk perlakuan, maka intervensi bimbingan karir berorientasi masalah. Beberapa ahli, di antaranya Williamson, Bordin, Byrne, dan Robinson mengemukakan klasifikasi masalah karir. Khusus Williamson mendeskripsikan masalah karir menjadi empat jenis yaitu: (1) no choice –individu tidak mampu membedakan secara memadai pilihan karir dan komitmen terhadap pilihan; (2) uncertain choice – individu tidak merasa yakin dengan pilihan karirnya; (3) unwise choice – ketidak keselarasan antara bakat atau minat individu dengan pilihan karirnya; dan (4) discrepancy – ketidakselarasan antara minat dan bakat individu.

5. Spektrum Kehidupan dan Jalur Karir

Jika disederhanakan kehidupan manusia dapat dipilah menjadi tiga episode yaitu: (1) the world of education; (2) the world of work; dan (3) the world of retirement (Santarmaria, 1991). Selama menempuh dunia pendidikan, individu berusaha mengembangkan pengetahuan, keterampilan, nilai-nilai, dan sikap yang dibutuhkan nanti ketika bekerja, secara asumtif proses ini berlangsung selama lebih kurang 18-20 tahun. Bekerja merupakan masa mengejahwantakan seluruh pengalaman belajar yang diperoleh di dunia pendidikan, dan proses ini berlansung dari usia 20 – 60 tahun. Terakhir, masa pensiun merupakan fase terakhir dari kehidupan atau ‘final chapter of our life’.

Dinamika transisi dari ketiga episode kehidupan tersebut antar individu menunjukkan kecenderungan beragam. Dalam konteks jalur karir (career path), Santamaria (1991) mengemukakan empat jalur karir yaitu 1) steady state, 2) linear, 3) transitory, dan 4) spiral. Jalur ‘steady state’ memerlukan komitmen jangka panjang dalam sebuah karir, jalur linier ditandai oleh adanya mobilitas yang konstan dalam sebuah karir, jalur transitory diwarnai oleh adanya pencarian karir yang lebih variatif, dan jalur spiral ditandai oleh mobilitas karir secara lateral.


          Referencess

Amin Budiamin. (1990). Penyuluhan Karir. Bandung: Publikasi Jurusan PPB FIP IKIP.

Crites, John O. (1981). Career Counseling; Models, Methods and Materials. New York: McGraw-Hill Book Com.

Dillar, John M. (1997). Life a Long Career Planning. New York: McGraw- Hill Book Com.

Healy, Charles G. (1982). Career Development; Counseling Through the Life Stages. Massachusets, Atlantic Avanue, Boston: Alyn & Bacon Inc.

Herr and Cramer. (1979). Vocational Guidance and Career Development in the Schools. Boston: Houghton Mifflin.
Moh. Surya. (1997). Bimbingan untuk Mempersiapkan Generasi Muda Memasuki Abad 21; (Pidato Pengukuhan Guru Besar). Bandung: IKIP Bandung.

Murray. (1983). Cognition and Learning Traditional and Behavioral Psychoterapy; Handbook of Psychoterapy and Behavoral Change. New York: Willey.
Supriatna, Mamat (1990). Strategi Belajar-Mengajar. Bandung: Jurusan PPB FIP IKIP.
Suprtiatna, Mamat., dan Ilfiandra (2006) Apa dan Bagaimana Bimbingan Karir (Materi Sajian pada Workshop Bimbingan dan Konseling Politeknik Kesehatan, Tasikmalaya.). Bandung: UPI Bandung.

Share this article :
 

6 komentar :

  1. ERA1D012060

    Judul materi kitakan pak tentang karir?
    Bagaimana cara kita memberi motifasi ke pada org yg lebih dewasa / org awam pengetahuan tentang karir, sedangkan yg mereka tau karir itu Hanya bekerja saja n sedangkan kita org yg memberi motifasi itu blm bekerja atau masih kuliah?
    Thank's pak

    BalasHapus
  2. ERA1D012060

    Judul materi kitakan pak tentang karir?
    Bagaimana cara kita memberi motifasi ke pada org yg lebih dewasa / org awam pengetahuan tentang karir, sedangkan yg mereka tau karir itu Hanya bekerja saja n sedangkan kita org yg memberi motifasi itu blm bekerja atau masih kuliah?
    Thank's pak

    BalasHapus
  3. ERA1D012060

    Judul materi kitakan pak tentang karir?
    Bagaimana cara kita memberi motifasi ke pada org yg lebih dewasa / org awam pengetahuan tentang karir, sedangkan yg mereka tau karir itu bekerja n sedang kita org yg memberi motifasi itu blm bekerja atau masih kuliah?
    Tenk's pak

    BalasHapus
  4. Ok untuk ria saya sangat apresiasi dengan pertanyaan anda.

    dalam kasus ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
    1. Posisi pelajar/mahasiswa dan sejnisnya sangat tepat karena pada umumnya orang
    yang sudah bekerja meyakini bahwa pendidikan merupakan salah satu unsur/nilai
    tambah ketercapaian kariernya, dengan kata lain pemikirannya sudah terprogram akan
    hal itu, yang dikenal bk dengan unconscious
    2. Menghindari sikap direktif atau sikap mengajari seseorang. (gunakan ideologi ct.
    menurut pemahaman saya karena kebetulan kami pernah belajar bla.bla..bla...BK
    karier mengenalnya dengan strategi instruksional
    3. dalam kaitan dengan motivasi pahami minimal kepribadian, karakter dalam posisi
    kerjanya selanjutnya mencari fiqur/tokoh yang tepat dengan dirinya, jika rasionalnya
    sudah terlihat, itu merupakan awal keberhasilan ria dalam memengaruhinya.
    4. carilah labels konseling lintas budaya di blog ini

    BalasHapus
  5. Tembak Ikan Gratis sekarang anda dapat memainkan permainan tembak ikan yang terkenal sangat seru secara gratis melalui halaman tester permainan disitus kami http://159.89.197.59/tembak-ikan-gratis
    sebelumnya mendaftar dan mendapatkan user id permainan dari Bolavita
    http://159.89.197.59/register
    WA : 0812-2222-995
    Line: cs_bolavita
    Telegram : @bolavitacc

    BalasHapus

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Muhamad Hamdi - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger